"Ibu... bertahan ya bu, Teguh lagi cari uang biar Ibu bisa berobat dan gak kesakitan lagi"
Teguh (11), anak kelas 5 SD ini berjuang seorang diri nafkahi dan cari biaya berobat untuk ibunya yang sudah 4thn hanya bisa terbaring lemah akibat Kanker Payudara yang dideritanya.
Ayahnya sudah meninggal, Teguh benar-benar berjuang sendirian perjuangkan kesembuhan ibu, dia usahakan itu dengan jadi penjual opak keliling.
1 ikat opak harganya 10rb dan dari 1 yang laku hanya dapat seribu, itu pun jika ada yang beli.
Seharian jualan biasanya Teguh bisa bawa pulang uang sekitar 15rb atau bahkan seribu saja jika sepi pembeli.
Uang segitu Teguh harap cukup buat makan, sekolah dan belikan obat ibunya.
Tapi nyatanya untuk makan pun kesulitan, Teguh dan ibu seringkali tahan lapar, bahkan Teguh juga seringkali keliling jualan dengan kondisi perut keroncongan.
Sepulang berjualan, Teguh selalu datang ke kuburan ayahnya, Teguh selalu rindu dan hanya bisa mendo'akannya saja.
"Ibu... bertahan ya bu, Teguh lagi cari uang biar Ibu bisa berobat dan gak kesakitan lagi"
Teguh (11), anak kelas 5 SD ini berjuang seorang diri nafkahi dan cari biaya berobat untuk ibunya yang sudah 4thn hanya bisa terbaring lemah akibat Kanker Payudara yang dideritanya.
Ayahnya sudah meninggal, Teguh benar-benar berjuang sendirian perjuangkan kesembuhan ibu, dia usahakan itu dengan jadi penjual opak keliling.
1 ikat opak harganya 10rb dan dari 1 yang laku hanya dapat seribu, itu pun jika ada yang beli.
Seharian jualan biasanya Teguh bisa bawa pulang uang sekitar 15rb atau bahkan seribu saja jika sepi pembeli.
Uang segitu Teguh harap cukup buat makan, sekolah dan belikan obat ibunya.
Tapi nyatanya untuk makan pun kesulitan, Teguh dan ibu seringkali tahan lapar, bahkan Teguh juga seringkali keliling jualan dengan kondisi perut keroncongan.
Sepulang berjualan, Teguh selalu datang ke kuburan ayahnya, Teguh selalu rindu dan hanya bisa mendo'akannya saja.
Bagikan tautan ke media sosial