Akibat dibanti banting teman, bahu Radit tumbuh tumor sebesar bola.
Radit Ardiansah (7th) kini harus berjuang sembuh dari Suspek Rhabdomyosarcoma yang menyerang pundaknya. Tepatnya bulan Juli 2023 tiba-tiba keluarga dikejutkan karena Radit pulang sekolah dengan kondisi menangis. Setelah ditanya ternyata dia habis dibanting oleh teman sekolahnya.
Awalnya mengeluh sakit dibagian pundak, namun 3 hari kemudian pundaknya tumbuh benjolan sebesar telur. Karena orang tuanya tidak punya uang, mereka hanya membawa Radit ke seorang tabib untuk berobat.
Namun bukannya membaik, kini benjolan di pundak Radit semakin parah hingga sebesar bola. Bersamaan dengan kondisi Radit yang semakin buruk, ayahnya meninggal dunia di bulan Agustus 2023. Kini ibu Sarmeci harus mencari biaya untuk berobat Radit. Kondisi mereka kini benar-benar sangat memprihatinkan.
Beruntung, bu Sarmeci dibantu oleh pihak sekolah sehingga Radit bisa dibawa ke Rumah Sakit di Banten untuk menjalani tindakan CT-Scan yang ternyata Radit di diagnosa suspek Rhabdomyosarcoma. Rhabdomyosarcoma itu sendiri merupakan kanker yang menyerang otot rangka dan biasanya menyerang anak-anak.
Karena keterbatasan alat, Raditpun di rujuk ke RSCM Jakarta. Namun bu Sarmeci tidak punya biaya untuk berobat ke Jakarta dan terpaksa pengobatan Radit harus di tunda.
Kini benjolan di pundak Radit sudah semakin membesar dan pengobatannya tidak bisa ditunda lagi karena kankernya bisa semakin ganas dan mengancam nyawa Radit.
“Saya nekat pinjam uang ke saudara dan tetangga demi obati Radit. Tapi setelah ke Jakarta saya bingung msu tinggal dimana sementara kami tidak ada saudara disini dan tidak mungkin untuk pulang pergi Banten-Jakarta”- Bu Sarmeci.
Akibat dibanti banting teman, bahu Radit tumbuh tumor sebesar bola.
Radit Ardiansah (7th) kini harus berjuang sembuh dari Suspek Rhabdomyosarcoma yang menyerang pundaknya. Tepatnya bulan Juli 2023 tiba-tiba keluarga dikejutkan karena Radit pulang sekolah dengan kondisi menangis. Setelah ditanya ternyata dia habis dibanting oleh teman sekolahnya.
Awalnya mengeluh sakit dibagian pundak, namun 3 hari kemudian pundaknya tumbuh benjolan sebesar telur. Karena orang tuanya tidak punya uang, mereka hanya membawa Radit ke seorang tabib untuk berobat.
Namun bukannya membaik, kini benjolan di pundak Radit semakin parah hingga sebesar bola. Bersamaan dengan kondisi Radit yang semakin buruk, ayahnya meninggal dunia di bulan Agustus 2023. Kini ibu Sarmeci harus mencari biaya untuk berobat Radit. Kondisi mereka kini benar-benar sangat memprihatinkan.
Beruntung, bu Sarmeci dibantu oleh pihak sekolah sehingga Radit bisa dibawa ke Rumah Sakit di Banten untuk menjalani tindakan CT-Scan yang ternyata Radit di diagnosa suspek Rhabdomyosarcoma. Rhabdomyosarcoma itu sendiri merupakan kanker yang menyerang otot rangka dan biasanya menyerang anak-anak.
Karena keterbatasan alat, Raditpun di rujuk ke RSCM Jakarta. Namun bu Sarmeci tidak punya biaya untuk berobat ke Jakarta dan terpaksa pengobatan Radit harus di tunda.
Kini benjolan di pundak Radit sudah semakin membesar dan pengobatannya tidak bisa ditunda lagi karena kankernya bisa semakin ganas dan mengancam nyawa Radit.
“Saya nekat pinjam uang ke saudara dan tetangga demi obati Radit. Tapi setelah ke Jakarta saya bingung msu tinggal dimana sementara kami tidak ada saudara disini dan tidak mungkin untuk pulang pergi Banten-Jakarta”- Bu Sarmeci.
Bagikan tautan ke media sosial