“Ma, mata dedek kenapa besar, sakit Ma!”
Rintihan dari mulut kecil Bilal setiap hari karena rasa sakit yang tak tertahankan. Kanker mata ganas telah merenggut penglihatan Bilal dan membuat matanya menonjol keluar sertati berair. Setiap hari Bilal hanya meringkus dalam dekapan dan gendongan mamanya.
Berawal mata kanan Bilal terlihat seperti mata kucing namun semakin lama menjadi berair, merah dan menonjol. Sudah dibawa ke Puskesmas namun tak ada perubahan dan semakin menonjol. Akhirnya dibawa ke Rumah Sakit dan dinyatakan kanker mata.
Tak terbayangkan anak usia 2 tahun itu harus menahan sakit yang luar biasa. Yang bisa dilakukannya ketika merasa sakit hanya menangis.
“Sedih, nggak pernah nyangka anak saya punya penyakit seganas ini”- tangis mamah Bilal.
Debu atau air yang masuk ke mata Bilal semakin memperparah matanya hingga harus di operasi pengangkatan mata karena sudah tidak berfungsi lagi. Bilal Pun butuh biaya untuk bola mata palsu. Namun sayang penghasilan ayah sebagai tukang panggul di pasar tidak bisa untuk beli bola mata palsu dan pengobatan Bilal.
“Kita sudah pinjam uang ke tetangga untuk berobat Bilal namun kini sudah tidak ada lagi uang, sementara pengobatan Bilal masih sangat lama dan harus kemoterapi”-ayah Bilal.
Sahabat, mari kita meringankan beban Bilal dan keluarganya. Setiap bantuan yang kita berikan merupakan harapan besar untuk meringankan rasa sakit Bilal. Yuk bantu Bilal dengan cara:
“Ma, mata dedek kenapa besar, sakit Ma!”
Rintihan dari mulut kecil Bilal setiap hari karena rasa sakit yang tak tertahankan. Kanker mata ganas telah merenggut penglihatan Bilal dan membuat matanya menonjol keluar sertati berair. Setiap hari Bilal hanya meringkus dalam dekapan dan gendongan mamanya.
Berawal mata kanan Bilal terlihat seperti mata kucing namun semakin lama menjadi berair, merah dan menonjol. Sudah dibawa ke Puskesmas namun tak ada perubahan dan semakin menonjol. Akhirnya dibawa ke Rumah Sakit dan dinyatakan kanker mata.
Tak terbayangkan anak usia 2 tahun itu harus menahan sakit yang luar biasa. Yang bisa dilakukannya ketika merasa sakit hanya menangis.
“Sedih, nggak pernah nyangka anak saya punya penyakit seganas ini”- tangis mamah Bilal.
Debu atau air yang masuk ke mata Bilal semakin memperparah matanya hingga harus di operasi pengangkatan mata karena sudah tidak berfungsi lagi. Bilal Pun butuh biaya untuk bola mata palsu. Namun sayang penghasilan ayah sebagai tukang panggul di pasar tidak bisa untuk beli bola mata palsu dan pengobatan Bilal.
“Kita sudah pinjam uang ke tetangga untuk berobat Bilal namun kini sudah tidak ada lagi uang, sementara pengobatan Bilal masih sangat lama dan harus kemoterapi”-ayah Bilal.
Sahabat, mari kita meringankan beban Bilal dan keluarganya. Setiap bantuan yang kita berikan merupakan harapan besar untuk meringankan rasa sakit Bilal. Yuk bantu Bilal dengan cara:
Bagikan tautan ke media sosial