“Suryani sempat pasrah kehilangan nyawanya. Tidak ada dukungan biaya apapun lagi untuk Ia berobat. Kini tumor tampak seperti gumpalan daging besar berwarna merah menggantung di atas dada kirinya. Gumpalan daging itu terus membesar, pecah, dan muncul lagi tumor berikutnya, begitu seterusnya.”
Berawal dari benjolan kecil, Suryani akhirnya harus menjalani hari-harinya dengan rasa sakit. Januari 2022 di atas area dada kiri, menjadi tempat pertama benjolan kecil itu tumbuh. Pihak puskesmas saat itu menduga hanya benjolan biasa yang akan hilang sendiri.
Berbulan-bulan kemudian, benjolan tersebut justru semakin besar dan membuat Suryani khawatir dengan kondisinya. Setelah kembali periksa, dokter puskesmas mengatakan bahwa benjolan tersebut seperti bisul, harus ditunggu, dan dibuang setelah matang.
Tapi lagi-lagi benjolan kian membesar, sementara Suryani tidak ada biaya untuk ke rumah sakit. Ia pun terpaksa melakukan perawatan sendiri di rumah. Hingga akhirnya benjolan tersebut melebar dan akhirnya pecah, barulah Ia nekat ke rumah sakit dengan dana seadanya.
Rasa khawatir Suryani memuncak karena ternyata dia didiagnosa tumor stadium 4. Ia harus segera operasi angkat tumor agar penyakit ini tidak menjalar ke seluruh tubuhnya. Tapi Suryani tidak berdaya, dengan berat hati Ia memilih pasrah berhenti pengobatan karena terkendala biaya.
“Suryani sempat pasrah kehilangan nyawanya. Tidak ada dukungan biaya apapun lagi untuk Ia berobat. Kini tumor tampak seperti gumpalan daging besar berwarna merah menggantung di atas dada kirinya. Gumpalan daging itu terus membesar, pecah, dan muncul lagi tumor berikutnya, begitu seterusnya.”
Berawal dari benjolan kecil, Suryani akhirnya harus menjalani hari-harinya dengan rasa sakit. Januari 2022 di atas area dada kiri, menjadi tempat pertama benjolan kecil itu tumbuh. Pihak puskesmas saat itu menduga hanya benjolan biasa yang akan hilang sendiri.
Berbulan-bulan kemudian, benjolan tersebut justru semakin besar dan membuat Suryani khawatir dengan kondisinya. Setelah kembali periksa, dokter puskesmas mengatakan bahwa benjolan tersebut seperti bisul, harus ditunggu, dan dibuang setelah matang.
Tapi lagi-lagi benjolan kian membesar, sementara Suryani tidak ada biaya untuk ke rumah sakit. Ia pun terpaksa melakukan perawatan sendiri di rumah. Hingga akhirnya benjolan tersebut melebar dan akhirnya pecah, barulah Ia nekat ke rumah sakit dengan dana seadanya.
Rasa khawatir Suryani memuncak karena ternyata dia didiagnosa tumor stadium 4. Ia harus segera operasi angkat tumor agar penyakit ini tidak menjalar ke seluruh tubuhnya. Tapi Suryani tidak berdaya, dengan berat hati Ia memilih pasrah berhenti pengobatan karena terkendala biaya.
Bagikan tautan ke media sosial