Hati orang tua mana yang tak hancur melihat tubuh anaknya bengkak-bengkak akibat Ginjal Bocor? Itulah kenyataan pahit yang dialami ibu Ayu (ibu U’ais,29 tahun), sejak Januari 2022 U’ais Al Kharni (3tahun) didiagnosa Ginjal Bocor.
Awalnya ibu Ayu mengira bahwa anaknya gemuk dan sehat karena nafsu makannya baik. Namun kemudian selama satu hari satu malam U’ais tidak bisa buang air besar dan tidak pipis. Lalu ibunya langsung membawa U’ais ke Rumah Sakit untuk melakukan tes lab dan cek urin. Dari tes tersebut ternyata U’ais positif Syndrome Nefrotik Resistend Steroid (ginjal bocor).
Setelah diketahui menderita ginjal bocor, U’ais seharusnya langsung menjalani rawat inap namun karena saat itu ibu Ayu sama sekali tidak ada uang untuk pegangan selama rawat inap di Rumah Sakit, akhirnya ibu Ayu terpaksa membawa U’ais pulang ke rumah. Kesana kemari ibu Ayu mencari pinjaman agar anaknya bisa segera dirawat namun ibu Ayu belum juga mendapatkan pinjaman.
“Rasanya sakit dan sedih mendengar anak tunggal saya menderita ginjal bocor. Saya bingung mau mencari uang kemana agar anak saya bisa berobat. Saya orang tua tunggal, kami ditinggalkan ayah U’ais sejak usia U’ais masih 2 bulan dan sampai sekarang sama sekali tidak ada tanggung jawab sebagai ayah” kata ibu Ayu.
Hingga akhirnya ibu Ayu merelakan satu-satunya emas yang dia punya untuk dijual. Dan beruntungnya, ada orang baik yang membantu U’ais sehingga bisa segera menjalani rawat inap selama 18 hari di Rumah Sakit Kartika Husada Pontianak.
Beberapa hari kemudian setelah pulang dari rawat inap, tubuh U’ais membengkak lagi dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit namun akhirnya U’ais dirujuk ke RS. Soedarso Pontianak dan kembali menjalani rawat inap. Bolak-balik ke Rumah Sakit, rasa Lelah tak dihiraukan sang ibu, yang penting anaknya bisa menjalani pengobatan
Bulan April 2022 kondisi U’ais benar-benar mengkhawatirkan. Seluruh tubuhnya membengkak dari muka hingga ke ujung kaki, bahkan alat kelamin U’ais pun sangat bengkak. U’ais pun selalu menangis karena merasakan sakit pada seluruh tubuhnya. Saat itu U’ais kembali menjalani rawat inap selama 1 bulan namun belum juga membaik. Akhirnya U’ais dirujuk ke RSCM di Jakarta karena keterbatasan alat di RS. Soedarso Pontianak.
Sedihnya ada masalah besar yang bisa menghambat pengobatan U’ais yakni Biaya. Apalagi saat ini ibu Ayu hanya orang tua tunggal dan tidak bisa bekerja lagi karena harus merawat U’ais. Karena ibu Ayu tidak memiliki biaya untuk ke Jakarta terpaksa ibu Ayu dan U’ais bertahan di RS. Soedarso selama 2 bulan 7 hari dan akhirnya U’ais baru dibawa ke Jakarta pada awal September 2022. Untuk biaya ke Jakarta pun dibantu oleh sanak Saudara dan orang tua ibu Ayu.
Saat ini U’ais masih sering menjalani transfusi albumin karena albuminnya seringkali turun hingga 0,9 gr/dl yang seharusnya 4,0-5,8 gr/dl. U’ais juga kemungkinan akan menjalani kemoterapi, namun saat ini masih dalam observasi dokter. Ibu Ayu berharap anaknya bisa menjalani pengobatan dengan lancar tanpa terhalang biaya.
Namun apabila U’ais harus menjalani kemoterapi yang artinya pengobatannya akan semakin lama, ibu Ayu membutuhkan lebih banyak uang untuk biaya hidup di Jakarta selama masa pengobatan anaknya. Selain biaya hidup, masih banyak biaya yang dibutuhkan ibu Ayu seperti susu khusus U’ais, pampers, obat tidak dicover BPJS dan biaya transport ke Rumah Sakit. Ibu Ayu juga sangat berharap anaknya bisa tumbuh seperti anak-anak sehat lainnya, bisa sembuh dari sakitnya dan bisa Kembali berkumpul bersama keluarga di Pontianak.
Melalui campaign ini, orang tua U'ais berharap akan ada banyak orang-orang baik yang membantu U'ais selama masa pengobatan. Orang tua U'ais pun berharap anaknya bisa sembuh total dan bisa berkumpul bersama keluarga lagi.
#TemanPeduli, mari sisihkan sebagian rezeki untuk membantu U'ais agar bisa melanjutkan pengobatan kembali dengan cara Klik DONASI atau BAGIKAN untuk lebih banyak lagi #TemanPeduli diluar sana dapat membantu perjuangan U'ais dan keluarganya.
Hati orang tua mana yang tak hancur melihat tubuh anaknya bengkak-bengkak akibat Ginjal Bocor? Itulah kenyataan pahit yang dialami ibu Ayu (ibu U’ais,29 tahun), sejak Januari 2022 U’ais Al Kharni (3tahun) didiagnosa Ginjal Bocor.
Awalnya ibu Ayu mengira bahwa anaknya gemuk dan sehat karena nafsu makannya baik. Namun kemudian selama satu hari satu malam U’ais tidak bisa buang air besar dan tidak pipis. Lalu ibunya langsung membawa U’ais ke Rumah Sakit untuk melakukan tes lab dan cek urin. Dari tes tersebut ternyata U’ais positif Syndrome Nefrotik Resistend Steroid (ginjal bocor).
Setelah diketahui menderita ginjal bocor, U’ais seharusnya langsung menjalani rawat inap namun karena saat itu ibu Ayu sama sekali tidak ada uang untuk pegangan selama rawat inap di Rumah Sakit, akhirnya ibu Ayu terpaksa membawa U’ais pulang ke rumah. Kesana kemari ibu Ayu mencari pinjaman agar anaknya bisa segera dirawat namun ibu Ayu belum juga mendapatkan pinjaman.
“Rasanya sakit dan sedih mendengar anak tunggal saya menderita ginjal bocor. Saya bingung mau mencari uang kemana agar anak saya bisa berobat. Saya orang tua tunggal, kami ditinggalkan ayah U’ais sejak usia U’ais masih 2 bulan dan sampai sekarang sama sekali tidak ada tanggung jawab sebagai ayah” kata ibu Ayu.
Hingga akhirnya ibu Ayu merelakan satu-satunya emas yang dia punya untuk dijual. Dan beruntungnya, ada orang baik yang membantu U’ais sehingga bisa segera menjalani rawat inap selama 18 hari di Rumah Sakit Kartika Husada Pontianak.
Beberapa hari kemudian setelah pulang dari rawat inap, tubuh U’ais membengkak lagi dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit namun akhirnya U’ais dirujuk ke RS. Soedarso Pontianak dan kembali menjalani rawat inap. Bolak-balik ke Rumah Sakit, rasa Lelah tak dihiraukan sang ibu, yang penting anaknya bisa menjalani pengobatan
Bulan April 2022 kondisi U’ais benar-benar mengkhawatirkan. Seluruh tubuhnya membengkak dari muka hingga ke ujung kaki, bahkan alat kelamin U’ais pun sangat bengkak. U’ais pun selalu menangis karena merasakan sakit pada seluruh tubuhnya. Saat itu U’ais kembali menjalani rawat inap selama 1 bulan namun belum juga membaik. Akhirnya U’ais dirujuk ke RSCM di Jakarta karena keterbatasan alat di RS. Soedarso Pontianak.
Sedihnya ada masalah besar yang bisa menghambat pengobatan U’ais yakni Biaya. Apalagi saat ini ibu Ayu hanya orang tua tunggal dan tidak bisa bekerja lagi karena harus merawat U’ais. Karena ibu Ayu tidak memiliki biaya untuk ke Jakarta terpaksa ibu Ayu dan U’ais bertahan di RS. Soedarso selama 2 bulan 7 hari dan akhirnya U’ais baru dibawa ke Jakarta pada awal September 2022. Untuk biaya ke Jakarta pun dibantu oleh sanak Saudara dan orang tua ibu Ayu.
Saat ini U’ais masih sering menjalani transfusi albumin karena albuminnya seringkali turun hingga 0,9 gr/dl yang seharusnya 4,0-5,8 gr/dl. U’ais juga kemungkinan akan menjalani kemoterapi, namun saat ini masih dalam observasi dokter. Ibu Ayu berharap anaknya bisa menjalani pengobatan dengan lancar tanpa terhalang biaya.
Namun apabila U’ais harus menjalani kemoterapi yang artinya pengobatannya akan semakin lama, ibu Ayu membutuhkan lebih banyak uang untuk biaya hidup di Jakarta selama masa pengobatan anaknya. Selain biaya hidup, masih banyak biaya yang dibutuhkan ibu Ayu seperti susu khusus U’ais, pampers, obat tidak dicover BPJS dan biaya transport ke Rumah Sakit. Ibu Ayu juga sangat berharap anaknya bisa tumbuh seperti anak-anak sehat lainnya, bisa sembuh dari sakitnya dan bisa Kembali berkumpul bersama keluarga di Pontianak.
Melalui campaign ini, orang tua U'ais berharap akan ada banyak orang-orang baik yang membantu U'ais selama masa pengobatan. Orang tua U'ais pun berharap anaknya bisa sembuh total dan bisa berkumpul bersama keluarga lagi.
#TemanPeduli, mari sisihkan sebagian rezeki untuk membantu U'ais agar bisa melanjutkan pengobatan kembali dengan cara Klik DONASI atau BAGIKAN untuk lebih banyak lagi #TemanPeduli diluar sana dapat membantu perjuangan U'ais dan keluarganya.
Bagikan tautan ke media sosial