Tali jembatan yang goyah & kayu yang rapuh menempatkan nyawa anak-anak dalam bahaya. Warga sudah beberapa kali berinisiatif memperbaiki jembatan namun hanya ala kadarnya!
Di ujung desa terpencil, Jembatan Gantung Reyot di Desa Talagasari menjadi saksi bisu perjuangan anak-anak sekolah yang setiap hari tantang maut melewati kondisi jembatan yang memprihatinkan.
Raihan, salah seorang pelajar SDN 1 Talagasari, harus menyeberangi jembatan tersebut setiap harinya.
Meskipun takut, Reihan dan anak-anak lainnya tidak memiliki pilihan lain karena jembatan ini merupakan akses terdekat ke sekolah.
Jika musim hujan tiba dan air naik, anak-anak terpaksa tidak bisa sekolah karena khawatir jatuh ke sungai yang ketinggiannya mencapai 10 meter.
Walaupun mengkhawatirkan, anak-anak tetap nekat melewati jembatan ini. Reihan menjelaskan betapa hati-hati mereka harus berjalan di sisi jembatan untuk menghindari kayu yang sudah lapuk.
Mereka bahkan melintasi papan darurat yang dipasang warga untuk menutupi bagian jembatan yang sudah jebol.
Untungnya, seorang warga desa - sekaligus guru honorer, Lia Akhmalia, turut membantu anak-anak sekolah menyeberang.
Ini merupakan pengabdian yang harus diembannya sebagai guru Sekolah Dasar.
“Tidak ada lagi akses lain menuju sekolah selain jembatan lapuk ini, saya harus pastikan mereka sampai ke sekolah,” ucap Bu Guru.
Menurutnya, meski sudah ada usaha perbaikan oleh beberapa warga, namun kondisi jembatan kembali memprihatinkan. Tali gantung hampir putus, dan kayu penyeberangan sudah jebol.
Mari bersama-sama memberikan perhatian dan bantuan kepada Jemabatan di Desa Talagasari.
1. Klik tombol "DONASI SEKARANG";
2. Isi nominal donasi yang ingin diberikan;
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY/Mandiri/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI dan kartu kredit;
4. Dapat laporan via email.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Terima kasih,
Tali jembatan yang goyah & kayu yang rapuh menempatkan nyawa anak-anak dalam bahaya. Warga sudah beberapa kali berinisiatif memperbaiki jembatan namun hanya ala kadarnya!
Di ujung desa terpencil, Jembatan Gantung Reyot di Desa Talagasari menjadi saksi bisu perjuangan anak-anak sekolah yang setiap hari tantang maut melewati kondisi jembatan yang memprihatinkan.
Raihan, salah seorang pelajar SDN 1 Talagasari, harus menyeberangi jembatan tersebut setiap harinya.
Meskipun takut, Reihan dan anak-anak lainnya tidak memiliki pilihan lain karena jembatan ini merupakan akses terdekat ke sekolah.
Jika musim hujan tiba dan air naik, anak-anak terpaksa tidak bisa sekolah karena khawatir jatuh ke sungai yang ketinggiannya mencapai 10 meter.
Walaupun mengkhawatirkan, anak-anak tetap nekat melewati jembatan ini. Reihan menjelaskan betapa hati-hati mereka harus berjalan di sisi jembatan untuk menghindari kayu yang sudah lapuk.
Mereka bahkan melintasi papan darurat yang dipasang warga untuk menutupi bagian jembatan yang sudah jebol.
Untungnya, seorang warga desa - sekaligus guru honorer, Lia Akhmalia, turut membantu anak-anak sekolah menyeberang.
Ini merupakan pengabdian yang harus diembannya sebagai guru Sekolah Dasar.
“Tidak ada lagi akses lain menuju sekolah selain jembatan lapuk ini, saya harus pastikan mereka sampai ke sekolah,” ucap Bu Guru.
Menurutnya, meski sudah ada usaha perbaikan oleh beberapa warga, namun kondisi jembatan kembali memprihatinkan. Tali gantung hampir putus, dan kayu penyeberangan sudah jebol.
Mari bersama-sama memberikan perhatian dan bantuan kepada Jemabatan di Desa Talagasari.
1. Klik tombol "DONASI SEKARANG";
2. Isi nominal donasi yang ingin diberikan;
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY/Mandiri/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI dan kartu kredit;
4. Dapat laporan via email.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Terima kasih,
Bagikan tautan ke media sosial