Perjuangan yang sulit dengan berbagai rintangan yang harus dihadapi, tak lantas menjadikan para guru ngaji pelosok lelah dan menyerah untuk memberikan pengajaran serta pendidikan terbaik untuk anak-anak pelosok negeri. 

Walau dengan fasilitas yang belum memadai dan terbatas, hingga kecilnya gaji yang mereka dapatkan, bahkan di beberapa wilayah pelosok mereka tak mendapatkan gaji sama sekali, karena keadaan ekonomi murid yang juga terhimpit. 

Namun, semangat mengajar dan memberikan ilmu yang mereka miliki tetap dijalankan, agar anak-anak didiknya menjadi anak-anak yang cerdas, pandai mengaji dan menghafal al-qur’an serta memahami ilmu agama. 

Seperti kisah beberapa guru ngaji pelosok, abah redo, ustd mahyudin, ustad udin, serta beberapa guru ngaji pelosok nias yang mengajar dengan melalui jalan berliku, berkilo-kilo meter untuk mengajar anak-anak pelosok. 

#TemanPeduli, abah redo salah satunya, Baba Redo menjadi penerang ilmu agama masyarakat Desa, namun bak cahaya lilin, keterbatasan fisik dan kesulitan hidup bisa kapan saja memadamkan cahaya ilmu warga Desa. Warga Desa ingin anak-anak mereka menjadi Hafiz Qur'an dan paham ilmu agama. Dan sebagai Da'i, Baba Redo hadir memenuhi kebutuhan masyarakat mengabdi tulus menjadi cahaya penerang masa depan anak Desa.

Kisah pilu lain juga hadir dari ustadz mahyudin Dengan berbekal ilmu agama yang ia dapatkan di pondok pesantren, sehari-hari ia amalkan ilmu yang dimiliki dengan mengajar ngaji, ilmu tajwid, dan belajar menghafal quran anak-anak kampung cendi. Karena tak ada yang mengajarkan mereka mengaji setiap harinya. Dengan keadaan terseok-seok, Ia jalani kehidupan dengan kondisi punggung dan kaki yang kurang sempurna sejak lahir. 

Kepiluan bertambah kala kita mengetahui tak hanya kedua ustadz di atas yang bersemangat mengajar tapi masih belum tercukupi kebutuhan pokoknya. Ustadz Udin, sosok mulia itu sukarela mendidik anak-anak desa Wakal. Namun dibalik keinginan kuatnya mengajarkan Al Qur'an dan ilmu agama, Ia dan keluarga kerap mengalami persoalan ekonomi.  Kerja jadi buruh tani kisaran penghasilan 500 ribu sebulan, sangat kurang untuk menafkahi ketiga anak dan seorang istrinya. 

Semangat anak-anak untuk mengaji sangat besar, tapi kadang terpaksa harus libur berhari-hari sang Guru ngaji bekerja keluar daerah, untuk cari nafkah keluarga.

Butuh dukungan #TemanPeduli untuk puluhan guru ngaji pelosok bisa terus mengajar serta anak-anak desa bisa terus mengaji. Halaman galang dana ini insya Allah ditujukan untuk bantuan santunan ujroh/honor Guru ngaji, paket bahagia ramadhan, hingga bantuan operasional dakwah Guru ngaji pelosok.

Yuk beramal jariyah bersama, penuhi kebutuhan guru ngaji seluruh pelosok se-Indonesia dengan cara:

Klik "DONASI SEKARANG" Masukkan nominal donasi. Pilih metode dan lakukan transfer. Dapatkan laporan via email atau aplikasi Ayobantu.com

Terimakasih #TemanPeduli

*halaman galang dana ini di manfaatkan untuk banyak penerima manfaat