368 Anak Disabilitas Berjuang di Ruang Sempit, Bantu Luaskan Harapan Mereka
Memiliki anak disabilitas menjadi anugerah yang mengajarkan orang tua arti syukur sesungguhnya. Setiap senyum, langkah kecil, dan perkembangan yang terlihat menjadi kebahagiaan yang luar biasa. Begitupun yang dirasakan oleh Ibu Sufiah dan Bapak Slamet.Berawal dari ujian berat, ketika harus memilih salah satu anak kembar untuk diselamatkan, keduanya menerima takdir dengan ikhlas. Alhamdulillah putra mereka bertahan, namun dengan keterbatasan penglihatan (tunanetra).
Dari perjuangan mencari terapi dan pendidikan untuk sang anak, lahirlah tekad untuk membantu anak-anak disabilitas lainnya. Inilah awal berdirinya Yayasan Sanggar Al-Ikhlas, sebuah Yayasan disabilitas di daerah Dukun Gresik Jawa Timur.“Kami tidak tega menolak titipan anak disabilitas, meski belum ada tempat khusus dan bantuan pemerintah.” Ungkap Ibu Sufiah.
Dari rumah kecil yang disulap menjadi ruang terapi, kini Yayasan menampung 368 anak disabilitas yang tengah berjuang untuk meraih masa depan yang lebih baik. Namun saat ini hanya ada 2 ruangan yang tersedia, sangat jauh dari cukup.“Akhirnya mereka harus kami titipkan ke panti asuhan, yang sebenarnya hanya menerima anak normal. Karena itu, kami tetap berusaha memenuhi kebutuhan mereka setiap pekan,” tambahnya.
Sahabat peduli, Mereka tidak meminta dilahirkan berbeda, tapi mereka berhak untuk mendapatkan kasih sayang, pendidikan, dan terapi yang layak.
Mari Bersama, lanjutkan pembangunan panti asuhan disabilitas untuk anak-anak hebat!
368 Anak Disabilitas Berjuang di Ruang Sempit, Bantu Luaskan Harapan Mereka
Memiliki anak disabilitas menjadi anugerah yang mengajarkan orang tua arti syukur sesungguhnya. Setiap senyum, langkah kecil, dan perkembangan yang terlihat menjadi kebahagiaan yang luar biasa. Begitupun yang dirasakan oleh Ibu Sufiah dan Bapak Slamet.Berawal dari ujian berat, ketika harus memilih salah satu anak kembar untuk diselamatkan, keduanya menerima takdir dengan ikhlas. Alhamdulillah putra mereka bertahan, namun dengan keterbatasan penglihatan (tunanetra).
Dari perjuangan mencari terapi dan pendidikan untuk sang anak, lahirlah tekad untuk membantu anak-anak disabilitas lainnya. Inilah awal berdirinya Yayasan Sanggar Al-Ikhlas, sebuah Yayasan disabilitas di daerah Dukun Gresik Jawa Timur.“Kami tidak tega menolak titipan anak disabilitas, meski belum ada tempat khusus dan bantuan pemerintah.” Ungkap Ibu Sufiah.
Dari rumah kecil yang disulap menjadi ruang terapi, kini Yayasan menampung 368 anak disabilitas yang tengah berjuang untuk meraih masa depan yang lebih baik. Namun saat ini hanya ada 2 ruangan yang tersedia, sangat jauh dari cukup.“Akhirnya mereka harus kami titipkan ke panti asuhan, yang sebenarnya hanya menerima anak normal. Karena itu, kami tetap berusaha memenuhi kebutuhan mereka setiap pekan,” tambahnya.
Sahabat peduli, Mereka tidak meminta dilahirkan berbeda, tapi mereka berhak untuk mendapatkan kasih sayang, pendidikan, dan terapi yang layak.
Mari Bersama, lanjutkan pembangunan panti asuhan disabilitas untuk anak-anak hebat!
Bagikan tautan ke media sosial