Rumah Tahfizh Tunanetra Nurul Qolbi merupakan Rumah Tahfizh binaan PPPA Daarul Qur’an yang diisi oleh santri tunanetra. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan usia. Sebagian dari para santri berprofesi sebagai tukang pijit.
Selama ini jumlah Al-Qur’an Braille masih sangat kurang, untuk membantu 40 Santri Rumah Tahfidz Nurul Qolbi dalam menghafal Al-Qur’an.
Keterbatasan fisik dan penglihatan bukan halangan bagi Erni Juhana (56) bersama para para tunanetra lainnya menjadi penghafal Qur’an. Perlahan namun pasti, wanita yang juga ketua Rumah Tahfidz Tunanetra Nurul Qolbi mampu menghafal 5 juz dalam kurun waktu 4 tahun.
Erni mengatakan, mereka sengaja datang ke yayasannya untuk belajar menghafal Al-Qur’an sejak 2013. Metode pembelajarannya terbilang sederhana, yakni menggunakan Al-Qur’an braile. Pengajarnya pun para penyandang tunanetra.
“Mereka kebanyakan datang atas kemauan sendiri, ada yang dari Citeureup, Ciawi, Ciapus, juga Cibinong. Di antara anggota tunanetra yang bergabung di Rumah Tahfidz ini, ada beberapa orang yang sudah mampu menghafal hingga 10 juz,” kata Erni.
Sahabat, Qur’an Braille tidaklah murah. Tidak banyak orang yang bisa membeli satu Qur’an 30 juz lengkap karena harganya yang sangat mahal. Padahal banyak sekali santri-santri tunanetra yang semangat belajar Qur’an Braille, namun hidupnya terbatas sehingga tidak mampu untuk membelinya.
Untuk itulah, PPPA Daarul Qur’an mengajak sahabat semua untuk ikut turut serta membantu Santri Tunanetra Rumah Tahfidz Nurul Qolbi dan Rumah Tahfidz lainnya yang membina Santri Tunanetra dalam memberikan donasi terbaik untuk kebutuhan para santri penghafal Al-Qur’an.
dari target Rp 100.000.000
Rumah Tahfizh Tunanetra Nurul Qolbi merupakan Rumah Tahfizh binaan PPPA Daarul Qur’an yang diisi oleh santri tunanetra. Mereka berasal dari berbagai latar belakang dan usia. Sebagian dari para santri berprofesi sebagai tukang pijit.
Selama ini jumlah Al-Qur’an Braille masih sangat kurang, untuk membantu 40 Santri Rumah Tahfidz Nurul Qolbi dalam menghafal Al-Qur’an.
Keterbatasan fisik dan penglihatan bukan halangan bagi Erni Juhana (56) bersama para para tunanetra lainnya menjadi penghafal Qur’an. Perlahan namun pasti, wanita yang juga ketua Rumah Tahfidz Tunanetra Nurul Qolbi mampu menghafal 5 juz dalam kurun waktu 4 tahun.
Erni mengatakan, mereka sengaja datang ke yayasannya untuk belajar menghafal Al-Qur’an sejak 2013. Metode pembelajarannya terbilang sederhana, yakni menggunakan Al-Qur’an braile. Pengajarnya pun para penyandang tunanetra.
“Mereka kebanyakan datang atas kemauan sendiri, ada yang dari Citeureup, Ciawi, Ciapus, juga Cibinong. Di antara anggota tunanetra yang bergabung di Rumah Tahfidz ini, ada beberapa orang yang sudah mampu menghafal hingga 10 juz,” kata Erni.
Sahabat, Qur’an Braille tidaklah murah. Tidak banyak orang yang bisa membeli satu Qur’an 30 juz lengkap karena harganya yang sangat mahal. Padahal banyak sekali santri-santri tunanetra yang semangat belajar Qur’an Braille, namun hidupnya terbatas sehingga tidak mampu untuk membelinya.
Untuk itulah, PPPA Daarul Qur’an mengajak sahabat semua untuk ikut turut serta membantu Santri Tunanetra Rumah Tahfidz Nurul Qolbi dan Rumah Tahfidz lainnya yang membina Santri Tunanetra dalam memberikan donasi terbaik untuk kebutuhan para santri penghafal Al-Qur’an.
Bagikan tautan ke media sosial