Hai Sahabat, Perkenalkan beliau adalah Ibu Nenah, Ibu dari Dua anak ini berusia 56 tahun, beliau sudah tidak dapat beraktifitas seperti biasanya ataupun mengurus rumah tangga lagi semejak dokter memvonis ia menderita Tumor Ovarium yang menjalar di bagian perutnya. Saat ini bu Nenah tinggal bersama Pak Burhan (suaminya) di sebuah Rumah sederhana di Kp. Gandamaya RT.023/007 Ds. Cikahuripan Kec. Kadudampit, Sukabumi.
Sudah sekitar 1 tahun lebih Ibu Nenah menderita penyakit tumor ganas, Awal mulanya terdapat benjolan kecil di bagian perutnya, tetapi lama-lama benjolan diperutnya itu makin membesar, lalu Ibu Nenah dibawa ke Rs terdekat untuk di periksa dan ternyata Dokter mengatakan bahwa Ibu Nenah menderita penyakit Tumor Ganas Ovarium. Setelah dokter merujuknya RS Sentosa Bandung Central, Bu Nenah menjalani pengobatan Rutin namun ditengah perjalanan peroses pengobatannya Suami Bu Nenah kehabisan Biaya untuk Transportasi dan Akomodasi selama pengobatan.
Dokter sudah memaksa Bu Nenah untuk segera kemoterapi untuk nantinya bisa dioperasi. Bu Nenah dan suami hanya mengangguk, menjawab desakan dokter dengan kalimat pendek, “Baik, Dokter…”
Tapi di pikiran Pak Burhan dan Bu Nenah itu kalut. Apalagi dokter seolah membawa kabar lebih buruk kalau kanker yang membesar itu mengindikasikan sudah menyebar ke organ lainnya. Diam-diam Bu Nenah dan suami sudah berniat tidak akan lanjutkan pengobatan.
Lembaran kertas dengan rincian biaya Rp3 juta sebulan harus disiapkan oleh Bu Nenah untuk berobat. Ini yang membuat niatan berhenti berobat itu muncul dalam benak mereka.
Sedangkan menurut dokter yang menanganinya jika tidak segera melakukan tindakan medis, perut Ibu Nenah akan semakin membesar dan kemungkinan besar akan mengancam nyawa Ibu Nenah sendiri
Namun saat ini proses pengobatan Bu Nenah terpaksa tidak dilanjutkan karena terkendala kondisi ekonomi, segala upayapun sudah di lakukan, dari mulai meminjam uang ke saudara-saudaranya bahkan ke tetangganya tapi itu belium cukup. Mengingat proses pengobatan Bu Nenah yang masih panjang. Sedangkan kondisi saat ini Bu Nenah sering mengalami sesak nafas dan sering mengalami sakit pada bagian perutnya serta perutnya semakin membuncit, yang mengharuskan segera melakukan tindakan operasi.
Sehari-hari Pak Burhan hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan berpenghasilan tidak menentu kadang ia hanya mendapatkan uang sebesar 30ribu-50ribu perharinya, penghasilan sehari-harinya pun kadang tidak cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari. Untuk kebutuhan sehari-hari kadang beliau mengandalkan dari pemberian anak-anaknya.
“Suami saya bekerja hanya buruh serabutan. Upahnya gak seberapa yang hanya bisa ada kalau ada panggilan kerjaan. Kasihan suami, saya gak bisa maksa. Jadi saya tahan sakit aja,” isak Bu Nenah tak tertahankan.
Tiap kali Bu Nenah menangis menahan rasa sakit, suaminya juga tak berdaya. Hanya mampu mengusap lembut kepala dan perut Bu Nenah sambil disuapi dengan nasi polos hasil dari bekerja buruhnya saat itu.
“Sebetulnya saya sudah tidak tega melihat kondisi istri saya, satu-satunya harapan saya hanya ingin melihat Istri saya sembuh kembali, agar ia bisa melakukan aktivitas seperti biasa lagi” lirih Pak Burhan berurai air mata.
Oleh karenanya, kami ingin mengajak sahabat berbagi semua untuk berkolaborasi mendo'akan dan membantu suami dan keluarga Bu Nenah agar bisa segera membawa Bu Nenah melakukan operasi tumornya, hingga ia bisa sembuh dan kembali beraktifitas seperti sedia kala.
dari target Rp 100.000.000
Hai Sahabat, Perkenalkan beliau adalah Ibu Nenah, Ibu dari Dua anak ini berusia 56 tahun, beliau sudah tidak dapat beraktifitas seperti biasanya ataupun mengurus rumah tangga lagi semejak dokter memvonis ia menderita Tumor Ovarium yang menjalar di bagian perutnya. Saat ini bu Nenah tinggal bersama Pak Burhan (suaminya) di sebuah Rumah sederhana di Kp. Gandamaya RT.023/007 Ds. Cikahuripan Kec. Kadudampit, Sukabumi.
Sudah sekitar 1 tahun lebih Ibu Nenah menderita penyakit tumor ganas, Awal mulanya terdapat benjolan kecil di bagian perutnya, tetapi lama-lama benjolan diperutnya itu makin membesar, lalu Ibu Nenah dibawa ke Rs terdekat untuk di periksa dan ternyata Dokter mengatakan bahwa Ibu Nenah menderita penyakit Tumor Ganas Ovarium. Setelah dokter merujuknya RS Sentosa Bandung Central, Bu Nenah menjalani pengobatan Rutin namun ditengah perjalanan peroses pengobatannya Suami Bu Nenah kehabisan Biaya untuk Transportasi dan Akomodasi selama pengobatan.
Dokter sudah memaksa Bu Nenah untuk segera kemoterapi untuk nantinya bisa dioperasi. Bu Nenah dan suami hanya mengangguk, menjawab desakan dokter dengan kalimat pendek, “Baik, Dokter…”
Tapi di pikiran Pak Burhan dan Bu Nenah itu kalut. Apalagi dokter seolah membawa kabar lebih buruk kalau kanker yang membesar itu mengindikasikan sudah menyebar ke organ lainnya. Diam-diam Bu Nenah dan suami sudah berniat tidak akan lanjutkan pengobatan.
Lembaran kertas dengan rincian biaya Rp3 juta sebulan harus disiapkan oleh Bu Nenah untuk berobat. Ini yang membuat niatan berhenti berobat itu muncul dalam benak mereka.
Sedangkan menurut dokter yang menanganinya jika tidak segera melakukan tindakan medis, perut Ibu Nenah akan semakin membesar dan kemungkinan besar akan mengancam nyawa Ibu Nenah sendiri
Namun saat ini proses pengobatan Bu Nenah terpaksa tidak dilanjutkan karena terkendala kondisi ekonomi, segala upayapun sudah di lakukan, dari mulai meminjam uang ke saudara-saudaranya bahkan ke tetangganya tapi itu belium cukup. Mengingat proses pengobatan Bu Nenah yang masih panjang. Sedangkan kondisi saat ini Bu Nenah sering mengalami sesak nafas dan sering mengalami sakit pada bagian perutnya serta perutnya semakin membuncit, yang mengharuskan segera melakukan tindakan operasi.
Sehari-hari Pak Burhan hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan berpenghasilan tidak menentu kadang ia hanya mendapatkan uang sebesar 30ribu-50ribu perharinya, penghasilan sehari-harinya pun kadang tidak cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari. Untuk kebutuhan sehari-hari kadang beliau mengandalkan dari pemberian anak-anaknya.
“Suami saya bekerja hanya buruh serabutan. Upahnya gak seberapa yang hanya bisa ada kalau ada panggilan kerjaan. Kasihan suami, saya gak bisa maksa. Jadi saya tahan sakit aja,” isak Bu Nenah tak tertahankan.
Tiap kali Bu Nenah menangis menahan rasa sakit, suaminya juga tak berdaya. Hanya mampu mengusap lembut kepala dan perut Bu Nenah sambil disuapi dengan nasi polos hasil dari bekerja buruhnya saat itu.
“Sebetulnya saya sudah tidak tega melihat kondisi istri saya, satu-satunya harapan saya hanya ingin melihat Istri saya sembuh kembali, agar ia bisa melakukan aktivitas seperti biasa lagi” lirih Pak Burhan berurai air mata.
Oleh karenanya, kami ingin mengajak sahabat berbagi semua untuk berkolaborasi mendo'akan dan membantu suami dan keluarga Bu Nenah agar bisa segera membawa Bu Nenah melakukan operasi tumornya, hingga ia bisa sembuh dan kembali beraktifitas seperti sedia kala.
Bagikan tautan ke media sosial