Ibu Siti Aminah atau sering di sebut Umi adalah pemilik panti asuhan yang berada di daerah Parongpong kabupaten Bandung barat, setiap hari umi mengurus anak anak panti dengan kasih sayang layak nya kepada anak sendiri tanpa memilah dan memilih siapa dan dari mana anak itu berasal.
Umi dan suaminya bahu membahu untuk mendirikan Panti asuhan sendiri , suami umi pun sampai berjualan sayuran keliling hingga berternak ikan lele untuk memenuhi kebutuhan anak anak panti dari makan sampai uang jajan untuk sekolah anak anak panti
Di bantu anaknya umi sangat ikhlas dalam mengurus panti asuhan tersebut , beliau mendedikasikan hidup nya untuk panti asuhan itu dengan memfasilitasi tempat tinggal, makan hingga mendaftarkan anak anak panti sekolah , ada banyak anak anak yang di urus oleh panti yang di miliki umi.
Umii hanya ingin melihat anak anak panti sukses dan dapat mengejar impian nya masing masing , rasa bangga dan senang ketika melihat anak anak nya menjadi orang orang yang berhasil , tanpa tau bahwa asal mereka di mana dan orang tua mereka siapa umi terus mendorong semangat anak anak untuk terus berjuang menggapai impian impian mereka
Umi pernah menemukan balita di jalanan yang di buang oleh orang tua nya lalu umi bawa dan umi rawat bayi itu di beri nama Reyhan , Reyhan sekarang sudah menginjak usia 11 tahun dan duduk di kelas 5 sd , umi merawat nya seperti anak sendiri dengan penuh kasih sayang
Sebelum mendirikan panti asuhan pada tahun 90an umi pernah mengurus 30 anak Mentawai non muslim yang tidak punya keluarga , tanpa melihat agamanya umi mengurus nya dengan kasih sayang sehingga mereka pun terenyuh dan memeluk agama Islam.
Setelah mengurus anak anak Mentawai , Umi dan Abi yang aktif di sebuah organisasi pemuda islam pada tahun 2000an mereka pergi dari kampung halamanya di bogor ke bandung untuk menggalang donasi atas tragedi di ambon maluku setelah dana terkumpul di utus 2 orang untuk pergi ke maluku menyalurkan bantuan akan tetapi melihat kondisi anak anak di sana yang terdampak tragedi maluku tersebut 2 pemuda itu berinisatif membawa mereka ke bandung karena jika mereka masih disana mereka tidak punya keluarga dan tidak ada yang merawatnya 2 pemuda itu pun menawarkan kepada umi untuk merawat dan mengurus anak anak tersebut agar bisa sekolah dan belajar dengan tenang
Umi pun menyanggupi permintaan 2 pemuda tersebut untuk mengurus anak anak Maluku yang terdampak tragedi untuk di bawa ke Bandung dan di urus oleh umi , pada saat itu umi belum punya rumah di Bandung , Umi dan Abah pun hanya tinggal di kontrakan kecil di daerah leuwi panjang bersama anak anak Maluku tersebut , biaya sewanya pun hanya mengandalkan sumbangsih keluarga nya yang di Bogor itu pun tak dapat mencukupi kebutuhan mereka untuk jangka panjang , hingga umi pun sampai pernah meminjam dan menjual harta benda nya untuk menghidupi anak anak yang di urus oleh umi .
Selama beberapa tahun Umi dan Abi pindah dari kontrakan satu ke kontrakan yang lainya namun ada orang baik yang meminjamkan Rumah dan Tanah di daerah parongpong Kab Bandung Barat untuk di tingali oleh umi dan anak anak pantinya , namun umi tidak tenang karena belom bisa mendirikan rumah panti di tanah umi sendiri , kekhawatiran umi bila mana rumah dan tanah yang di pinjamkan akan kembali di bawa oleh pemilik nya bila hal itu terjadi bagaimana dengan nasib anak anak panti kedepan nya ,
Sekarang usia umi sudah menua dan mengidap penyakit jantung , umi harus bulak balik rumah sakit untuk mengobati penyakit jantung tersebut dengan demikian biaya yang di butuhkan sangat banyak di samping itu umi harus menghidupi anak anak panti asuhan tersebut
Kondisi Umi sekarang hanya bisa berbaring di tempat tidur dengan lemas karena penyakit nya yang terus memburuk , anak umi lah yang menggantiakn posisi umi untuk mengurus anak anak panti
Walau dengan demikian semangat umi untuk mengurus anak anak tidak surut beliau terus berjuang agar anak anak bisa mempunyai masa depan yang baik , Umi terus berjuang untuk kesembuhan nya dan berjuang untuk menghidupi anak anak panti yang di urus nya .
Ibu Siti Aminah atau sering di sebut Umi adalah pemilik panti asuhan yang berada di daerah Parongpong kabupaten Bandung barat, setiap hari umi mengurus anak anak panti dengan kasih sayang layak nya kepada anak sendiri tanpa memilah dan memilih siapa dan dari mana anak itu berasal.
Umi dan suaminya bahu membahu untuk mendirikan Panti asuhan sendiri , suami umi pun sampai berjualan sayuran keliling hingga berternak ikan lele untuk memenuhi kebutuhan anak anak panti dari makan sampai uang jajan untuk sekolah anak anak panti
Di bantu anaknya umi sangat ikhlas dalam mengurus panti asuhan tersebut , beliau mendedikasikan hidup nya untuk panti asuhan itu dengan memfasilitasi tempat tinggal, makan hingga mendaftarkan anak anak panti sekolah , ada banyak anak anak yang di urus oleh panti yang di miliki umi.
Umii hanya ingin melihat anak anak panti sukses dan dapat mengejar impian nya masing masing , rasa bangga dan senang ketika melihat anak anak nya menjadi orang orang yang berhasil , tanpa tau bahwa asal mereka di mana dan orang tua mereka siapa umi terus mendorong semangat anak anak untuk terus berjuang menggapai impian impian mereka
Umi pernah menemukan balita di jalanan yang di buang oleh orang tua nya lalu umi bawa dan umi rawat bayi itu di beri nama Reyhan , Reyhan sekarang sudah menginjak usia 11 tahun dan duduk di kelas 5 sd , umi merawat nya seperti anak sendiri dengan penuh kasih sayang
Sebelum mendirikan panti asuhan pada tahun 90an umi pernah mengurus 30 anak Mentawai non muslim yang tidak punya keluarga , tanpa melihat agamanya umi mengurus nya dengan kasih sayang sehingga mereka pun terenyuh dan memeluk agama Islam.
Setelah mengurus anak anak Mentawai , Umi dan Abi yang aktif di sebuah organisasi pemuda islam pada tahun 2000an mereka pergi dari kampung halamanya di bogor ke bandung untuk menggalang donasi atas tragedi di ambon maluku setelah dana terkumpul di utus 2 orang untuk pergi ke maluku menyalurkan bantuan akan tetapi melihat kondisi anak anak di sana yang terdampak tragedi maluku tersebut 2 pemuda itu berinisatif membawa mereka ke bandung karena jika mereka masih disana mereka tidak punya keluarga dan tidak ada yang merawatnya 2 pemuda itu pun menawarkan kepada umi untuk merawat dan mengurus anak anak tersebut agar bisa sekolah dan belajar dengan tenang
Umi pun menyanggupi permintaan 2 pemuda tersebut untuk mengurus anak anak Maluku yang terdampak tragedi untuk di bawa ke Bandung dan di urus oleh umi , pada saat itu umi belum punya rumah di Bandung , Umi dan Abah pun hanya tinggal di kontrakan kecil di daerah leuwi panjang bersama anak anak Maluku tersebut , biaya sewanya pun hanya mengandalkan sumbangsih keluarga nya yang di Bogor itu pun tak dapat mencukupi kebutuhan mereka untuk jangka panjang , hingga umi pun sampai pernah meminjam dan menjual harta benda nya untuk menghidupi anak anak yang di urus oleh umi .
Selama beberapa tahun Umi dan Abi pindah dari kontrakan satu ke kontrakan yang lainya namun ada orang baik yang meminjamkan Rumah dan Tanah di daerah parongpong Kab Bandung Barat untuk di tingali oleh umi dan anak anak pantinya , namun umi tidak tenang karena belom bisa mendirikan rumah panti di tanah umi sendiri , kekhawatiran umi bila mana rumah dan tanah yang di pinjamkan akan kembali di bawa oleh pemilik nya bila hal itu terjadi bagaimana dengan nasib anak anak panti kedepan nya ,
Sekarang usia umi sudah menua dan mengidap penyakit jantung , umi harus bulak balik rumah sakit untuk mengobati penyakit jantung tersebut dengan demikian biaya yang di butuhkan sangat banyak di samping itu umi harus menghidupi anak anak panti asuhan tersebut
Kondisi Umi sekarang hanya bisa berbaring di tempat tidur dengan lemas karena penyakit nya yang terus memburuk , anak umi lah yang menggantiakn posisi umi untuk mengurus anak anak panti
Walau dengan demikian semangat umi untuk mengurus anak anak tidak surut beliau terus berjuang agar anak anak bisa mempunyai masa depan yang baik , Umi terus berjuang untuk kesembuhan nya dan berjuang untuk menghidupi anak anak panti yang di urus nya .
Bagikan tautan ke media sosial