Pak Aryandi (42 tahun), yang akrab disapa Pak Pepen, mengalami cacat sejak lahir dan juga tunawicara. Ia tak bisa berjalan, hanya bisa mengesot atau berguling untuk ke kamar mandi yang jaraknya sekitar 3 meter dari tempat tidur. Jika tak sempat, ia hanya bisa buang air di tempat tidur yang biasa ia tiduri. Keadaan kasur nya pun sudah sangat tidak layak karena sudah puluhan tahun bahkan baunya pun sangat menyengat.
Ia tinggal di rumah kontrakan tua gratis yang nyaris roboh di Cibadak, Sukabumi, bersama kakak dan kakak iparnya. Kakaknya kini menderita epilepsi, sehingga istri kakaknya lah yang mencari nafkah dengan berjualan sayur keliling. Kebutuhan dasar pun sulit terpenuhi, mereka bahkan tidak memiliki akses air bersih dan harus menimba dari pemandian umum sejauh 300 meter.
Yuk bantu Pak Pepen punya tempat tinggal dan kehidupan yang lebih layak!
Pak Aryandi (42 tahun), yang akrab disapa Pak Pepen, mengalami cacat sejak lahir dan juga tunawicara. Ia tak bisa berjalan, hanya bisa mengesot atau berguling untuk ke kamar mandi yang jaraknya sekitar 3 meter dari tempat tidur. Jika tak sempat, ia hanya bisa buang air di tempat tidur yang biasa ia tiduri. Keadaan kasur nya pun sudah sangat tidak layak karena sudah puluhan tahun bahkan baunya pun sangat menyengat.
Ia tinggal di rumah kontrakan tua gratis yang nyaris roboh di Cibadak, Sukabumi, bersama kakak dan kakak iparnya. Kakaknya kini menderita epilepsi, sehingga istri kakaknya lah yang mencari nafkah dengan berjualan sayur keliling. Kebutuhan dasar pun sulit terpenuhi, mereka bahkan tidak memiliki akses air bersih dan harus menimba dari pemandian umum sejauh 300 meter.
Yuk bantu Pak Pepen punya tempat tinggal dan kehidupan yang lebih layak!
Bagikan tautan ke media sosial