Kehilangan ayah dan ibu tak pernah terbayangkan oleh anak manapun. Tapi ternyata kenyataan pahit harus dihadapi 2 anak ini. Hidup tanpa adanya ayah dan ibu di samping mereka yang masih kecil tentu sulit, namun Debi dan Serli punya cita-cita yang ingin dicapai, mereka ingin membanggakan ayah dan ibu yang kini sudah ditimbun tanah kuburan.
Jadi pemulung rongsok pun dijalani Debi dan Serli, upah 10 ribu pun mereka terima dengan senang hati demi bisa makan dan sekolah lagi.
Tidak hanya Debi dan Serli, ada Rafi yang sudah menjadi Yatim sejak umur 5 tahun yang kemudian 3 tahun selanjutnya bergabung dengan Rumah Yatim. Betapa gembira Rafi dan sang bunda mendapat kabar ini.
Seminggu setelah di asrama Rumah Yatim, Rafi diminta pulang dulu ke rumahnya. Dengan langkah ceria, Rafi pun datang karena udah rindu sama bunda dan neneknya. Tapi Rafi kaget karena banyak orang di rumahnya, bahkan ada yang nangis.
Tak menyangka, Rafi hanya bisa terdiam apa yang dilihatnya di rumah saat itu. Bundanya ada, tapi sudah diselimuti dengan kain kafan. Bahkan bundanya dikelilingi banyak orang yang sedang menangis.
“Aku ga nyangka kalo hari itu terkahir kalinya aku ketemu sama bunda. Itu terkahir kalinya aku meluk dan mencium bunda,” lirih Rafi.
Tidak hanya Debi, Serli, dan Rafi yang membutuhkanmu, masih ada ribuan anak yatim dan dhuafa lainnya yang menunggu kasih sayangmu!
Kehilangan ayah dan ibu tak pernah terbayangkan oleh anak manapun. Tapi ternyata kenyataan pahit harus dihadapi 2 anak ini. Hidup tanpa adanya ayah dan ibu di samping mereka yang masih kecil tentu sulit, namun Debi dan Serli punya cita-cita yang ingin dicapai, mereka ingin membanggakan ayah dan ibu yang kini sudah ditimbun tanah kuburan.
Jadi pemulung rongsok pun dijalani Debi dan Serli, upah 10 ribu pun mereka terima dengan senang hati demi bisa makan dan sekolah lagi.
Tidak hanya Debi dan Serli, ada Rafi yang sudah menjadi Yatim sejak umur 5 tahun yang kemudian 3 tahun selanjutnya bergabung dengan Rumah Yatim. Betapa gembira Rafi dan sang bunda mendapat kabar ini.
Seminggu setelah di asrama Rumah Yatim, Rafi diminta pulang dulu ke rumahnya. Dengan langkah ceria, Rafi pun datang karena udah rindu sama bunda dan neneknya. Tapi Rafi kaget karena banyak orang di rumahnya, bahkan ada yang nangis.
Tak menyangka, Rafi hanya bisa terdiam apa yang dilihatnya di rumah saat itu. Bundanya ada, tapi sudah diselimuti dengan kain kafan. Bahkan bundanya dikelilingi banyak orang yang sedang menangis.
“Aku ga nyangka kalo hari itu terkahir kalinya aku ketemu sama bunda. Itu terkahir kalinya aku meluk dan mencium bunda,” lirih Rafi.
Tidak hanya Debi, Serli, dan Rafi yang membutuhkanmu, masih ada ribuan anak yatim dan dhuafa lainnya yang menunggu kasih sayangmu!
Bagikan tautan ke media sosial