Mutia Butuh Banyak Biaya Tuk Obati Jantung

31 January 2023

“Sedih sekali mendengar anak saya didiagnose Down Syndrome dan jantung bocor. Dari Batam harus dirujuk ke Jakarta untuk menjalani operasi jantung. Kebutuhannya sangat banyak, sedangkan uang bekal kami ke Jakarta hampir habis” – Ibu Mutia.

Hampir 10 tahun Tengku Mutia Hafiqah berjuang sembuh dari Jantung bocor dan down syndrome. Sampai kini belum ada perkembangan baik dari kondisi Mutia. Di balik senyum manisnya, ada banyak kebocoran di jantungnya.

Waktu di Batam, Mutia pernah mengalami sesak nafas yang akhirnya membuat dia kritis di ruang ICU selama 1 bulan. Selama di ICU, Mutia juga menjalani tindakan untuk mengeluarkan cairan yang sudah merendam jantungnya. Melihat kondisi Mutia, orang tua Mutia pun sempat pasrah jika memang nafas Mutia hanya sampai saat itu saja.

Karena down syndrome, tumbuh kembang Mutia pun terhambat. Di usia 5 bulan, Mutia belum bisa apa-apa sehingga dokter menyarankan untuk tindakan fisioterapi fisik 4 kali seminggu.

“Saya mencoba tegar dan menerima kondisi anak saya. Sedangkan suami saya awalnya shock saat mendengar anak kami ada down syndrome dan jantung bocor. Dia tidak bisa tidur sampai 2 hari dan selera makanpun hilang. Namun setelah menemui beberapa ustadz, kami semua sudah bisa menerima kondisi anak kami. Kami yakin Allah telah mempersiapkan hal indah dengan menitipkan Mutia kepada kami dengan kondisi yang istimewa” – Ibu Mutia.

Mereka harus kuat walau harus bolak balik Rumah Sakit. Kondisi tubuh Mutia pun harus sangat diperhatikan karena imun tubuhnya sangat lemah. Saat Mutia batuk pilek harus menjalani rawat inap dan tidak bisa tidur jika tidak digendong sang ibu. Sebenarnya bahu ibu Sri sakit jika harus menggendong Mutia dalam waktu lama, namun dia kuatkan demi putri tercintanya,

Kini Mutia sudah sekolah kelas 3 SDLB di Batam. Namun karena harus dirujuk ke Jakarta pada awal Desember 2022, terpaksa Mutia harus berhenti sekolah dulu. Ibu dan Mutia berangkat dengan bekal yang tak seberapa, kini sudah sangat menipis. Sementara kebutuhan Mutia sangat banyak.

Sekarang mereka bingung harus bagaimana lagi agar anaknya bisa terus menjalani pengobatan. Sedangkan di kampung saja mereka sudah punya hutang ke beberapa orang. Ayah Mutia bekerja sebagai sopir ambulance dengan gaji yang paspasan untuk makan, ibunya hanya ibu rumah tangga. Sementara mereka juga harus menghidupi 2 kakak Mutia.

Saat ini kondisi Mutia sering drop dan bisa sampai menjalani rawat inap 2 kali dalam sebulan. Selain itu, Mutia juga harus terus menjalani fisioterapi 4 kali seminggu. Dengan setia, ibunya selalu mendampingi pengobatan Mutia. Sementara ayahnya bekerja untuk biaya pengobatan Mutia.

Sebenarnya mereka sangat lelah, namun mereka tidak ingin mengeluh. Mereka ingin anaknya mendapat pengobatan terbaik. Bahkan mereka rela berhutang untuk membeli suplemen Mutia yang harganya hampir 1,2 juta. Jika mereka tidak mendapat pinjaman terpaksa mereka bayar dengan cara menyicil.

Melalui campaign ini, orang tua Mutia berharap akan ada banyak orang-orang baik yang membantu Mutia selama masa pengobatan. Orang tua Mutia pun berharap anaknya bisa sembuh total dan bisa berkumpul bersama keluarga lagi.

#TemanPeduli, mari sisihkan sebagian rezeki untuk membantu Mutia agar bisa melanjutkan pengobatan kembali dengan cara Klik DONASI atau BAGIKAN untuk lebih banyak lagi #TemanPeduli di luar sana dapat membantu perjuangan Mutia dan keluarganya.

 


Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 40.000

dari target Rp 70.000.000

 
  • 2
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Campaign telah berakhir/selesai
Yayasan Sahabat Ayah Sarah
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

Mutia Butuh Banyak Biaya Tuk Obati Jantung Kesehatan

Dana terkumpul

Rp 40.000

 
Target: Rp Rp 70.000.000
  • 2
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Selesai
Campaign telah berakhir/selesai
31 January 2023

“Sedih sekali mendengar anak saya didiagnose Down Syndrome dan jantung bocor. Dari Batam harus dirujuk ke Jakarta untuk menjalani operasi jantung. Kebutuhannya sangat banyak, sedangkan uang bekal kami ke Jakarta hampir habis” – Ibu Mutia.

Hampir 10 tahun Tengku Mutia Hafiqah berjuang sembuh dari Jantung bocor dan down syndrome. Sampai kini belum ada perkembangan baik dari kondisi Mutia. Di balik senyum manisnya, ada banyak kebocoran di jantungnya.

Waktu di Batam, Mutia pernah mengalami sesak nafas yang akhirnya membuat dia kritis di ruang ICU selama 1 bulan. Selama di ICU, Mutia juga menjalani tindakan untuk mengeluarkan cairan yang sudah merendam jantungnya. Melihat kondisi Mutia, orang tua Mutia pun sempat pasrah jika memang nafas Mutia hanya sampai saat itu saja.

Karena down syndrome, tumbuh kembang Mutia pun terhambat. Di usia 5 bulan, Mutia belum bisa apa-apa sehingga dokter menyarankan untuk tindakan fisioterapi fisik 4 kali seminggu.

“Saya mencoba tegar dan menerima kondisi anak saya. Sedangkan suami saya awalnya shock saat mendengar anak kami ada down syndrome dan jantung bocor. Dia tidak bisa tidur sampai 2 hari dan selera makanpun hilang. Namun setelah menemui beberapa ustadz, kami semua sudah bisa menerima kondisi anak kami. Kami yakin Allah telah mempersiapkan hal indah dengan menitipkan Mutia kepada kami dengan kondisi yang istimewa” – Ibu Mutia.

Mereka harus kuat walau harus bolak balik Rumah Sakit. Kondisi tubuh Mutia pun harus sangat diperhatikan karena imun tubuhnya sangat lemah. Saat Mutia batuk pilek harus menjalani rawat inap dan tidak bisa tidur jika tidak digendong sang ibu. Sebenarnya bahu ibu Sri sakit jika harus menggendong Mutia dalam waktu lama, namun dia kuatkan demi putri tercintanya,

Kini Mutia sudah sekolah kelas 3 SDLB di Batam. Namun karena harus dirujuk ke Jakarta pada awal Desember 2022, terpaksa Mutia harus berhenti sekolah dulu. Ibu dan Mutia berangkat dengan bekal yang tak seberapa, kini sudah sangat menipis. Sementara kebutuhan Mutia sangat banyak.

Sekarang mereka bingung harus bagaimana lagi agar anaknya bisa terus menjalani pengobatan. Sedangkan di kampung saja mereka sudah punya hutang ke beberapa orang. Ayah Mutia bekerja sebagai sopir ambulance dengan gaji yang paspasan untuk makan, ibunya hanya ibu rumah tangga. Sementara mereka juga harus menghidupi 2 kakak Mutia.

Saat ini kondisi Mutia sering drop dan bisa sampai menjalani rawat inap 2 kali dalam sebulan. Selain itu, Mutia juga harus terus menjalani fisioterapi 4 kali seminggu. Dengan setia, ibunya selalu mendampingi pengobatan Mutia. Sementara ayahnya bekerja untuk biaya pengobatan Mutia.

Sebenarnya mereka sangat lelah, namun mereka tidak ingin mengeluh. Mereka ingin anaknya mendapat pengobatan terbaik. Bahkan mereka rela berhutang untuk membeli suplemen Mutia yang harganya hampir 1,2 juta. Jika mereka tidak mendapat pinjaman terpaksa mereka bayar dengan cara menyicil.

Melalui campaign ini, orang tua Mutia berharap akan ada banyak orang-orang baik yang membantu Mutia selama masa pengobatan. Orang tua Mutia pun berharap anaknya bisa sembuh total dan bisa berkumpul bersama keluarga lagi.

#TemanPeduli, mari sisihkan sebagian rezeki untuk membantu Mutia agar bisa melanjutkan pengobatan kembali dengan cara Klik DONASI atau BAGIKAN untuk lebih banyak lagi #TemanPeduli di luar sana dapat membantu perjuangan Mutia dan keluarganya.

 



Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu: