75 tahun dan hidup sebatangkara di gubuk petak rel kereta.
Sedihnya setiap malam Mbah Harso harus hidup dengan kegelapan karena tidak ada listrik untuk lampu yang bisa menerangi.
Hanya suara kereta yang lewat yang menemai mbah di kegelapan dan kesunyian malam.
Jangankan untuk membayar listrik, untuk membeli nasi pun mbah sulit sekali.
Mbah Harso penjual minuman sachet dengan penghasilan tidak menentu.
Sehari dapat 3 ribu saja mbah sudah bersyukur bisa untuk makan mengisi perut.
Mbah hanya mampu makan nasi dan sambal saja untuk lauknya.
Tempat tinggal mbah sangat jauh dari kata layak dan tidak nyaman untuk lansia hidup.
Mbah ingin sekali memiliki usaha yang lebih baik agar penghasilannya pun meningkat.
“Mbah mau jualan lebih lengkap kalau ada modalnya, tapi si mbah nggak mampu..”
dari target Rp 30.000.000
75 tahun dan hidup sebatangkara di gubuk petak rel kereta.
Sedihnya setiap malam Mbah Harso harus hidup dengan kegelapan karena tidak ada listrik untuk lampu yang bisa menerangi.
Hanya suara kereta yang lewat yang menemai mbah di kegelapan dan kesunyian malam.
Jangankan untuk membayar listrik, untuk membeli nasi pun mbah sulit sekali.
Mbah Harso penjual minuman sachet dengan penghasilan tidak menentu.
Sehari dapat 3 ribu saja mbah sudah bersyukur bisa untuk makan mengisi perut.
Mbah hanya mampu makan nasi dan sambal saja untuk lauknya.
Tempat tinggal mbah sangat jauh dari kata layak dan tidak nyaman untuk lansia hidup.
Mbah ingin sekali memiliki usaha yang lebih baik agar penghasilannya pun meningkat.
“Mbah mau jualan lebih lengkap kalau ada modalnya, tapi si mbah nggak mampu..”
Bagikan tautan ke media sosial