Lama-Kelamaan Badannya Membesar Padahal Pola Makan Tidak Berubah! Apa Sebabnya?
Untuk bertahan hidup setiap hari saja harus membeli oksigen dan pampers sudah tidak mampu. Apalagi untuk operasi uang dari mana lagi bingung dan sangat sedih…
Saya Abdullah suami dari Ruayanah.
Awalnya, istri saya mengeluhkan nafasnya sangat sesak, denyut jantungnya sangat terasa lebih cepat. Dan yang kami heran adalah tubuhnya membesar padahal pola makan tidak berubah karena memang penghasilan kami tidak banyak.
Tidak tega melihat istri saya yang terus sulit bernafas, saya bawa ke dokter dan diagnosanya adalah adanya kelainan hormon di tubuhnya.
Kini, penyakitnya sudah menjadi komplikasi. Matanya sudah semakin gelap, kata istri saya. Lalu, jantung & paru-parunya pun kena dampaknya. Saking sulit bernafas, kini istri saya harus dibantu selang oksigen.
***
Kondisinya sekarang nyaris tak bisa bergerak seperti orang normal lainnya, Ruayanah mengalami obesitas 200 Kilogram, jangankan untuk bergerak, BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang air kecil) saja pakai pispot dan matanya tidak kelihatan.
Setelah pemeriksaan awal, Istri saya belum pernah dirawat lagi dan melakukan operasi apapun, dikarenakan kondisi ekonomi keluarga kami yang kurang mampu dan pas-pasan.
Dan untuk membawa istri saya ke rumah sakit, saya harus meminjam mobil pick up.
Setiap hari nafas istri saya harus dibantu menggunakan oksigen, satu tabung oksigen besar dihabiskan satu hari satu malam. Dengan harga oksigen Rp. 150.000.
Ruayanah juga harus pakai pampers dengan ukuran jumbo dan pispot setiap hari. Karena sudah tidak bisa ke toilet sendiri, dan kalau diangkat sangat beresiko bisa jatuh.
***
Momen paling menyayat hati saat lihat tubuh dan Wajahnya terlihat semakin lesu dan pucat. Seringkali tanpa sadar, saya meneteskan air mata mengingat betapa sehat dirinya dulu.
Saya hanyalah seorang kuli pembuat bata merah, yang penghasilannya tidak pasti. Karena tidak setiap hari dibayar, saya mendapatkan bayaran Ketika bata merah laku terjual.
Semua barang di rumah kami jual, bahkan rumah pun kami gadai. Kalau bertumpu dengan penghasilan saya, gak akan kebeli oksigen & pampers.
***
Mustahil rasanya istri saya bisa dioperasi, agar tubuh dan matanya normal seperti orang-orang sedia kala.
temanpeduli, Yuk berikan kesempatan untuk Ruayanah bisa operasi & berobat yang layak
Lama-Kelamaan Badannya Membesar Padahal Pola Makan Tidak Berubah! Apa Sebabnya?
Untuk bertahan hidup setiap hari saja harus membeli oksigen dan pampers sudah tidak mampu. Apalagi untuk operasi uang dari mana lagi bingung dan sangat sedih…
Saya Abdullah suami dari Ruayanah.
Awalnya, istri saya mengeluhkan nafasnya sangat sesak, denyut jantungnya sangat terasa lebih cepat. Dan yang kami heran adalah tubuhnya membesar padahal pola makan tidak berubah karena memang penghasilan kami tidak banyak.
Tidak tega melihat istri saya yang terus sulit bernafas, saya bawa ke dokter dan diagnosanya adalah adanya kelainan hormon di tubuhnya.
Kini, penyakitnya sudah menjadi komplikasi. Matanya sudah semakin gelap, kata istri saya. Lalu, jantung & paru-parunya pun kena dampaknya. Saking sulit bernafas, kini istri saya harus dibantu selang oksigen.
***
Kondisinya sekarang nyaris tak bisa bergerak seperti orang normal lainnya, Ruayanah mengalami obesitas 200 Kilogram, jangankan untuk bergerak, BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang air kecil) saja pakai pispot dan matanya tidak kelihatan.
Setelah pemeriksaan awal, Istri saya belum pernah dirawat lagi dan melakukan operasi apapun, dikarenakan kondisi ekonomi keluarga kami yang kurang mampu dan pas-pasan.
Dan untuk membawa istri saya ke rumah sakit, saya harus meminjam mobil pick up.
Setiap hari nafas istri saya harus dibantu menggunakan oksigen, satu tabung oksigen besar dihabiskan satu hari satu malam. Dengan harga oksigen Rp. 150.000.
Ruayanah juga harus pakai pampers dengan ukuran jumbo dan pispot setiap hari. Karena sudah tidak bisa ke toilet sendiri, dan kalau diangkat sangat beresiko bisa jatuh.
***
Momen paling menyayat hati saat lihat tubuh dan Wajahnya terlihat semakin lesu dan pucat. Seringkali tanpa sadar, saya meneteskan air mata mengingat betapa sehat dirinya dulu.
Saya hanyalah seorang kuli pembuat bata merah, yang penghasilannya tidak pasti. Karena tidak setiap hari dibayar, saya mendapatkan bayaran Ketika bata merah laku terjual.
Semua barang di rumah kami jual, bahkan rumah pun kami gadai. Kalau bertumpu dengan penghasilan saya, gak akan kebeli oksigen & pampers.
***
Mustahil rasanya istri saya bisa dioperasi, agar tubuh dan matanya normal seperti orang-orang sedia kala.
temanpeduli, Yuk berikan kesempatan untuk Ruayanah bisa operasi & berobat yang layak
Bagikan tautan ke media sosial