Di usia senja nya, Abang Ujang (80) masih harus mengais rezeki dari mencari rongsok. Tiga hari bekerja, kadang hanya menghasilkan Rp15.000. sementara di rumah, Emak Ainah (72) terbaring sakit, tak mampu berjalan, makan pun hanya bisa minum atau sedikit sereal. Mereka hidup berdua, tanpa anak, di rumah kecil yang bocor dan kian rapuh.
Meski dalam serba kekurangan, Abah tetap setia. Ia rela menahan lelah dan tidak tidur demi merawat istrinya yang sakit. Mereka sering hanya makan nasi dan garam, namun kasih sayang Abah untuk Emak tak pernah pudar.
Di sinilah kita bisa hadir. Dengan uluran tangan, kita bisa membantu Abah dan Emak untuk kebutuhan pangan, perawatan kesehatan, dan rumah yang lebih layak. Sedikit dari kita, sangat berarti bagi mereka.
Mari sisihkan rezeki terbaikmu untuk Abah Ujang dan Emak Ainah. melalui sedekahmu hari ini, bantu abah merawat istri yang sedang sakit
Di usia senja nya, Abang Ujang (80) masih harus mengais rezeki dari mencari rongsok. Tiga hari bekerja, kadang hanya menghasilkan Rp15.000. sementara di rumah, Emak Ainah (72) terbaring sakit, tak mampu berjalan, makan pun hanya bisa minum atau sedikit sereal. Mereka hidup berdua, tanpa anak, di rumah kecil yang bocor dan kian rapuh.
Meski dalam serba kekurangan, Abah tetap setia. Ia rela menahan lelah dan tidak tidur demi merawat istrinya yang sakit. Mereka sering hanya makan nasi dan garam, namun kasih sayang Abah untuk Emak tak pernah pudar.
Di sinilah kita bisa hadir. Dengan uluran tangan, kita bisa membantu Abah dan Emak untuk kebutuhan pangan, perawatan kesehatan, dan rumah yang lebih layak. Sedikit dari kita, sangat berarti bagi mereka.
Mari sisihkan rezeki terbaikmu untuk Abah Ujang dan Emak Ainah. melalui sedekahmu hari ini, bantu abah merawat istri yang sedang sakit
Bagikan tautan ke media sosial