KILAU INDONESIA MAJALENGKA
Adeeva Naura Kirasva, buah hati kecil dari pasangan Bapak Badrudin dan Ibu Tarsih sejak usia 7 tahun harus melawan ganasnya penyakit Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP). Di balik senyum cerahnya dan semangatnya yang meluap, Adeeva menyimpan kisah perjuangan yang begitu luar biasa.
Diusianya yang masih belia, Adeeva harus merasakan operasi BM, pengambilan sampel darah dari tulang punggung. Hasilnya trombosit Adeeva berjumlah 30.000, sedangkan jumlah normalnya sekitar 150.000, benar-benar jauh dibawah normal. Sejak itu anak kecil lucu dan periang seperti Adeeva menjadi pengidap penyakit auto imun dan harus berperang melawan penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya.
Sebagai anak yang penuh energi dan ceria, Adeeva selalu ingin beraktivitas seperti anak-anak seusianya. Namun, ITP yang dideritanya mengharuskannya menjalani pengobatan secara rutin di RS Mitra Majalengka dan RS Al Islam Bandung. Perjalanan panjang ini tidak hanya menguras fisiknya, tetapi juga menguras sumber daya finansial keluarga.Bagaimana tidak, sang Ayah yang hanya seorang pembuat stempel dan Ibu yang hanya berjualan seblak kurang cukup untuk memenuhi ongkos pengobatan Adeeva. Obat-obatan yang harus dikonsumsi secara rutin, biaya transportasi, dan biaya kebutuhan sehari-hari menjadi beban tersendiri bagi keluarga Adeeva. Namun, dengan semangat yang tak pernah padam, Adeeva selalu berusaha menjalani pengobatan dengan sabar dan optimis.
Tak sampai hati rasanya melihat anak kecil periang yang dulunya sering lari-larian bersama teman-temannya kini kadang harus terbaring lemas dan menahan rasa sakit yang luar biasa. Seringkali Adeeva harus merasakan mulut penuh darah karena gusi yang terus berdarah, merasakan sakit seluruh badan ketika dielus oleh tangan lembut orang tuanya, dan rasa panas yang luar biasa ketika selesai BAB. Bapak Badrudin dan Ibu Tarsih pun sempat frustasi dan hampir menyerah dengan keadaan karena melihat anaknya yang tersiksa seperti itu, namun secerca harapan muncul ketika Adeeva seringkali bahagia ketika bertemu suster dan dokter yang menanganinya. Adeeva selalu bercerita dan antusias sambil berkata “Dokter aku sembuh”. Keinginnanya untuk sembuh sangat tinggi, terlihat dari senyuman manisnya yang terpancar ketika kami berkunjung kerumahnya.
Ini luar
biasa. Dengan kondisi seperti itu anak kecil ini masih bisa tersenyum. Bahkan
dia bertahan hidup disaat trombositnya hanya 3.000. Benar-benar kuasa Allah
SWT. Kita yakin Adeeva bisa sembuh jika terus diberikan pengobatan terbaik.
Kebutuhann pengobatannya tak memakan biaya yang sedikit. Terkadang orang tuanya
harus memakai uang tabungan bahkan rela berhutang ke saudara dan tetangganya
hanya untuk melihat anaknya sembuh. Biaya transport dan uang makan untuk sekali
pengobatan ke RS Mitra Majalengka sekitar Rp. 150.000. Sedangkan untuk biaya
transportasi dan uang makan ke RS Al Islam Bandung dalam sekali pengobatan
sekitar Rp. 450.000. Intensitas kontrol yang cukup sering hingga mencapai 8
kali dalam satu bulan membuat nominal tersebut menjadi sangat membebankan,
apalagi mereka harus membiayai 4 orang anaknya yang lain.
Kini
Adeeva berusia 10 tahun dan sudah menginjak kelas 5 SD. Dia pernah bercerita
ingin menyelesaikan pendidikannya dan ingin menjadi pengusaha sukses agar kelak
bisa membantu usaha percetakan stempel sang Ayah dan bisa membahagiakan Ibunya.
Usaha percetakan yang dulu besar kini semakin sulit. Usaha seblak yang dulunya
ramai sekarang harus terhenti karena mengurusi Adeeva. Rumah yang dulunya
mereka tinggali dengan nyaman kini harus beralih di kontrakan sederhana
dibelakang gemerlapnya jalan Sutawangi. Benar-benar berubah 180˚.
Kini, keluarga Adeeva hanya berdoa dan berharap adanya uluran tangan dari kita. Anak kecil periang itu memang harus kita tolong, jangan sampai penyakit auto imun ini menghalangi mimpi mulianya untuk membahagiakan orang tuanya.
SALAM KOLABORATIF KILAU INDONESIA MAJALENGKA
MARI KITA BANTU SEKUAT DAN SEMAMPU KITA!
KILAU INDONESIA MAJALENGKA
Adeeva Naura Kirasva, buah hati kecil dari pasangan Bapak Badrudin dan Ibu Tarsih sejak usia 7 tahun harus melawan ganasnya penyakit Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP). Di balik senyum cerahnya dan semangatnya yang meluap, Adeeva menyimpan kisah perjuangan yang begitu luar biasa.
Diusianya yang masih belia, Adeeva harus merasakan operasi BM, pengambilan sampel darah dari tulang punggung. Hasilnya trombosit Adeeva berjumlah 30.000, sedangkan jumlah normalnya sekitar 150.000, benar-benar jauh dibawah normal. Sejak itu anak kecil lucu dan periang seperti Adeeva menjadi pengidap penyakit auto imun dan harus berperang melawan penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya.
Sebagai anak yang penuh energi dan ceria, Adeeva selalu ingin beraktivitas seperti anak-anak seusianya. Namun, ITP yang dideritanya mengharuskannya menjalani pengobatan secara rutin di RS Mitra Majalengka dan RS Al Islam Bandung. Perjalanan panjang ini tidak hanya menguras fisiknya, tetapi juga menguras sumber daya finansial keluarga.Bagaimana tidak, sang Ayah yang hanya seorang pembuat stempel dan Ibu yang hanya berjualan seblak kurang cukup untuk memenuhi ongkos pengobatan Adeeva. Obat-obatan yang harus dikonsumsi secara rutin, biaya transportasi, dan biaya kebutuhan sehari-hari menjadi beban tersendiri bagi keluarga Adeeva. Namun, dengan semangat yang tak pernah padam, Adeeva selalu berusaha menjalani pengobatan dengan sabar dan optimis.
Tak sampai hati rasanya melihat anak kecil periang yang dulunya sering lari-larian bersama teman-temannya kini kadang harus terbaring lemas dan menahan rasa sakit yang luar biasa. Seringkali Adeeva harus merasakan mulut penuh darah karena gusi yang terus berdarah, merasakan sakit seluruh badan ketika dielus oleh tangan lembut orang tuanya, dan rasa panas yang luar biasa ketika selesai BAB. Bapak Badrudin dan Ibu Tarsih pun sempat frustasi dan hampir menyerah dengan keadaan karena melihat anaknya yang tersiksa seperti itu, namun secerca harapan muncul ketika Adeeva seringkali bahagia ketika bertemu suster dan dokter yang menanganinya. Adeeva selalu bercerita dan antusias sambil berkata “Dokter aku sembuh”. Keinginnanya untuk sembuh sangat tinggi, terlihat dari senyuman manisnya yang terpancar ketika kami berkunjung kerumahnya.
Ini luar
biasa. Dengan kondisi seperti itu anak kecil ini masih bisa tersenyum. Bahkan
dia bertahan hidup disaat trombositnya hanya 3.000. Benar-benar kuasa Allah
SWT. Kita yakin Adeeva bisa sembuh jika terus diberikan pengobatan terbaik.
Kebutuhann pengobatannya tak memakan biaya yang sedikit. Terkadang orang tuanya
harus memakai uang tabungan bahkan rela berhutang ke saudara dan tetangganya
hanya untuk melihat anaknya sembuh. Biaya transport dan uang makan untuk sekali
pengobatan ke RS Mitra Majalengka sekitar Rp. 150.000. Sedangkan untuk biaya
transportasi dan uang makan ke RS Al Islam Bandung dalam sekali pengobatan
sekitar Rp. 450.000. Intensitas kontrol yang cukup sering hingga mencapai 8
kali dalam satu bulan membuat nominal tersebut menjadi sangat membebankan,
apalagi mereka harus membiayai 4 orang anaknya yang lain.
Kini
Adeeva berusia 10 tahun dan sudah menginjak kelas 5 SD. Dia pernah bercerita
ingin menyelesaikan pendidikannya dan ingin menjadi pengusaha sukses agar kelak
bisa membantu usaha percetakan stempel sang Ayah dan bisa membahagiakan Ibunya.
Usaha percetakan yang dulu besar kini semakin sulit. Usaha seblak yang dulunya
ramai sekarang harus terhenti karena mengurusi Adeeva. Rumah yang dulunya
mereka tinggali dengan nyaman kini harus beralih di kontrakan sederhana
dibelakang gemerlapnya jalan Sutawangi. Benar-benar berubah 180˚.
Kini, keluarga Adeeva hanya berdoa dan berharap adanya uluran tangan dari kita. Anak kecil periang itu memang harus kita tolong, jangan sampai penyakit auto imun ini menghalangi mimpi mulianya untuk membahagiakan orang tuanya.
SALAM KOLABORATIF KILAU INDONESIA MAJALENGKA
MARI KITA BANTU SEKUAT DAN SEMAMPU KITA!
Bagikan tautan ke media sosial