Ibu Anah mempunyai anak bernama Rakan dan Zulfa, mereka adik kakak yang sudah mengidap penyakit thalasemia sejak usia 3 bulan . Ibu Anah mau tak mau harus mengurus dan membesarkan anak-anaknya dengan berjualan sayuran keliling kampung di daerah Burujul Banjarwangi. Ibu Anah tak pernah mengeluh dalam merawat anak anaknya, ibu Anah selalu semangat karena ibu Anah sadar anak-anaknya harus sembuh dan sekolah agar kelak sukses. Ayah Rakan dan Zulfa seorang pedagang baso tahu dengan penghasilan tak menentu.
Namun kondisi anak bu Anah dua-duanya mengidap kelainan penyakit yang dokter bilang itu Thalassaemia atau disebut (Kelainan Sel Darah Merah). Rakan yang sekarang berusia 15 Tahun dan sekolahnya kelas 2 smp sedangkan adiknya Zulfa yang berusia 11 tahun dan sekolahnya kelas 5 SD. Mereka adik kakak yang mengidap penyakit yang sama yaitu kelainan sel darah putih. Rakan dan Zulfa mengidap penyakit itu dengan level mayor atau bisa dibilang penyakitnya sangat serius karna sehingga mereka harus tranfusi darah sebulan dua kali.
Keadaan Rakan dan Zulfa sangat menyedihkan karna mereka harus berjuang melawan penyakit yang mengancam nyawa mereka. Keaadaan Rakan dan Zulfa sangat menyedihkan karna kondisi badanya tidak berkembang jika telat control merekanakan merasakan lemas yg sangat luar biasa, kepala terasa pusing dan tak berdaya, dan makananya juga tidak bisa sembarngan karna dokter sudah menyarankan makanan untuk Zulfa dan Rakan.
Ibu Anah hanya bisa pasrah menerima taqdir ini karena tidak ada tempat atau orang yg bisa dijadikan sandaran dalam menghadapi keluh kesah ini. Pernah kejadian ketika ibu Anah sedang keliling berjualan Rakan dan Zulfa di tinggal dirumah berdua namun saat pulang mereka sudah pinsan dan tak berdaya. Ibu Anah sangat kebingungan dan sedih melihat anaknya dua duanya sakit, di sisi lain bu Anah harus merawat anak-anaknya dan di sisi lain bu Anah harus mencari uang dengan berjualan keliling yang hasilnya tak seberapa dengan satu jenis sayurean untungnya hanya 200 perak.
Dulu sebelum jualan keliling dan ambil sayuran dari orang lain, bu Anah sempat berjualan dirumah, jualan, basreng dan jajanan anak-anak kecil. Namun suatu kejadian yang tak pernah di lupakan, anak bu Anah Rakan dan Zulfan drof dan harus jadwal tranfusi darah dengan biaya yang sangat mahal karna jadwal tranfusinya bareng. Sudah 3 hari telat cek up ke dokter untuk tranfusi darah Rakan dan Zulfa, akhirnya ibu Anah terpaksa mau tak mau memakai uang hasil berjualan dirumah agar mereka bisa transfusi darah. Akhirnya bu Anah tidak bisa melanjutkan berjualan dirumahnya karna modal dan hasil jualanya habis untuk tranfusi darah Rakan dan Zulfa.
Ibu Anah saat ini kadang makan kadang tidak, karena sekarang Jualan kelilingnya hanya dua kalo dalam seminggu. Sudah pernah minjam ke sodara, tetangga namun terlalu sering karena dulu pernah minjam juga untuk berobat anak-anaknya yang sakit,. Bu Anah berharap agar anak-anaknya bisa sembuh agar mereka bisa sekolah dan bisa mengejar cita-citanya sampe sukses.
dari target Rp 45.000.000
Ibu Anah mempunyai anak bernama Rakan dan Zulfa, mereka adik kakak yang sudah mengidap penyakit thalasemia sejak usia 3 bulan . Ibu Anah mau tak mau harus mengurus dan membesarkan anak-anaknya dengan berjualan sayuran keliling kampung di daerah Burujul Banjarwangi. Ibu Anah tak pernah mengeluh dalam merawat anak anaknya, ibu Anah selalu semangat karena ibu Anah sadar anak-anaknya harus sembuh dan sekolah agar kelak sukses. Ayah Rakan dan Zulfa seorang pedagang baso tahu dengan penghasilan tak menentu.
Namun kondisi anak bu Anah dua-duanya mengidap kelainan penyakit yang dokter bilang itu Thalassaemia atau disebut (Kelainan Sel Darah Merah). Rakan yang sekarang berusia 15 Tahun dan sekolahnya kelas 2 smp sedangkan adiknya Zulfa yang berusia 11 tahun dan sekolahnya kelas 5 SD. Mereka adik kakak yang mengidap penyakit yang sama yaitu kelainan sel darah putih. Rakan dan Zulfa mengidap penyakit itu dengan level mayor atau bisa dibilang penyakitnya sangat serius karna sehingga mereka harus tranfusi darah sebulan dua kali.
Keadaan Rakan dan Zulfa sangat menyedihkan karna mereka harus berjuang melawan penyakit yang mengancam nyawa mereka. Keaadaan Rakan dan Zulfa sangat menyedihkan karna kondisi badanya tidak berkembang jika telat control merekanakan merasakan lemas yg sangat luar biasa, kepala terasa pusing dan tak berdaya, dan makananya juga tidak bisa sembarngan karna dokter sudah menyarankan makanan untuk Zulfa dan Rakan.
Ibu Anah hanya bisa pasrah menerima taqdir ini karena tidak ada tempat atau orang yg bisa dijadikan sandaran dalam menghadapi keluh kesah ini. Pernah kejadian ketika ibu Anah sedang keliling berjualan Rakan dan Zulfa di tinggal dirumah berdua namun saat pulang mereka sudah pinsan dan tak berdaya. Ibu Anah sangat kebingungan dan sedih melihat anaknya dua duanya sakit, di sisi lain bu Anah harus merawat anak-anaknya dan di sisi lain bu Anah harus mencari uang dengan berjualan keliling yang hasilnya tak seberapa dengan satu jenis sayurean untungnya hanya 200 perak.
Dulu sebelum jualan keliling dan ambil sayuran dari orang lain, bu Anah sempat berjualan dirumah, jualan, basreng dan jajanan anak-anak kecil. Namun suatu kejadian yang tak pernah di lupakan, anak bu Anah Rakan dan Zulfan drof dan harus jadwal tranfusi darah dengan biaya yang sangat mahal karna jadwal tranfusinya bareng. Sudah 3 hari telat cek up ke dokter untuk tranfusi darah Rakan dan Zulfa, akhirnya ibu Anah terpaksa mau tak mau memakai uang hasil berjualan dirumah agar mereka bisa transfusi darah. Akhirnya bu Anah tidak bisa melanjutkan berjualan dirumahnya karna modal dan hasil jualanya habis untuk tranfusi darah Rakan dan Zulfa.
Ibu Anah saat ini kadang makan kadang tidak, karena sekarang Jualan kelilingnya hanya dua kalo dalam seminggu. Sudah pernah minjam ke sodara, tetangga namun terlalu sering karena dulu pernah minjam juga untuk berobat anak-anaknya yang sakit,. Bu Anah berharap agar anak-anaknya bisa sembuh agar mereka bisa sekolah dan bisa mengejar cita-citanya sampe sukses.
Bagikan tautan ke media sosial