Ibu Ratnasih adalah penjual sayur keliling yang berjalan kaki mengitari kampung untuk menghidupi keluarganya. Ibu Ratnasih membantu perekonomian Pak Soleh yang hanya sebagai buruh serabutan demi pendidikan anaknya, Akbar yang saat ini duduk di bangku SMP. Namun semua usahanya harus terhenti karena penyakit kanker payudara yang baru terdeteksi setelah keadaan memburuk. Dikarenakan minim pengetahuan dan akses kesehatan yang memadai di tempat tinggalnya. 

Ibu Ratnasih tinggal di pelosok Kabupaten Tangerang dekat perbatasan Serang, selain akses kesehatan yang sangat jauh, faktor utama perekonomian menjadi kendala, penghasilannya yang hanya menghasilkan 50 Ribu perhari. Hal ini membuat Ibu Ratnasih mengabaikan kesehatannya dan lebih mementingkan pendidikan anak dan kebutuhan hidup keluarganya. 

Saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan di indikasi kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainya hingga merenggut fungsi mata dan keutuhan bentuk wajah  Ibu Ratnasih, akibat terjatuh di waktu berjualan sayur 8 bulan lalu.

Bu Ratnasih mengalami penurunan kondisi kesehatan dan harus mendapat penanganan khusus semenjak 8 bulan lalu dan itu pun dengan kondisi keuangan yang sangat memberatkan. Pak Soleh harus berhutang, demi menunjang biaya operasional pengobatan Ibu Ratnasih yang memiliki penanganan khusus di RSCM Jakarta Pusat. Untuk sekali berangkat ia harus merogoh kocek 500 ribu untuk ongkos kendaraan menuju RSCM. Belum lagi jika kondisi seperti saat ini Ibu Ratnasih dianjurkan untuk rawat inap. 

Saat ini, Ibu Ratnasih sedang dalam proses rawat inap di RSCM, sudah lebih dari 5 hari Bu Ratnasih berada di RSCM guna menjalani kemoterapi dan penyembuhan wajah dan matanya efek dari penyakit utama yang diderita. Untuk tindak lanjut terhadap kankernya Ibu Ratnasih dianjurkan untuk segera di operasi, namun pihak keluarga masih menahannya karena kesulitan biaya. Biaya untuk keperluan operasional selama di RS, dan biaya yang tidak ditanggung oeh jaminan kesehatannya.