Hidup bertahun-tahun dengan luka menganga di wajah, sungguh malang nasib masa tua nenek Marsih (65 th). Luka yang tak pernah disangka adalah sebuah kanker kulit yang merenggut sebagian wajahnya, hidung bahkan bola mata kirinya harus diangkat karena tak bisa melihat lagi. Darah dan nanah seolah enggan berhenti keluar dari lukanya.

“Doain nenek ya cu supaya nenek sembuh dan bisa kumpul sama cucu-cucu,” - nek Marsih.

“Awalnya ibu jatuh di kamar mandi lalu bagian hidung kepentok bak air dan muncul bentol kecil, kirain cuma bentol biasa tapi lama-lama semakin membesar sampai membusuk,” - Rohman (39 th), Anak Nenek Marsih & Kakek Mahrup (68 th).

Berjuang dari 2018, berpindah-pindah dari Rumah Sakit satu ke yang lain bahkan sempat pengobatannya terhalang karena covid dan tidak ada biaya untuk ke Rumah Sakit, 7 kali kemoterapi dan 33 kali radioterapi hingga kini masih belum membuahkan hasil baik.

Tak ada lagi barang yang bisa mereka jual, tabungan perhiasan bahkan sudah habis untuk berobat. Biaya sudah habis namun sakit yang dirasakan Nenek Marsih makin bertambah.

Kondisi Nenek Marsih sehari-hari hanya terbaring di kasur. Sedangkan suami dan anaknya setia merawat Ibu Marsih dengan bergantian. Siang Kakek Mahrup menjaga istrinya sedangkan dari pukul 8 malam hingga jam 2 dini hari ia bekerja sebagai penjaga portal.

Penghasilannya yang didapat seikhlasnya dari para pengendara yang melewati portalnya tak cukup untuk berobat istrinya. Apalagi pengobatan sang istri bukanlah pengobatan jangka pendek. Sakitnya pun semakin parah, kini nyawa istrinya terancam.

“Pak Sakit! Man Sakit …”- Erangan sakit dari mulut Nenek Marsih ke Kakek Mahrup & Rohman.

Sahabat, kini Nenek Marsih harus jalani kemoterapi sebelum semakin parah. Kakek Mahrup dan Nek Marsih merupakan lansia yang pantas kita bantu. Yuk Sahabat, donasi seikhlasnya untuk meringankan beban Lansia Kakek Mahrup untuk mengobati Istrinya dari kanker kulit dengan cara : 

1. Klik tombol “Donasi”

2. Masukan nominal donasi

3. Pilih metode pembayaran yang tertera