LAZNAS Dewan Dakwah – “Dakwah pedalaman seperti inilah yang dilakukan para ulama kita dulu. Seandainya mereka tidak melakukannya saat itu, mungkin hari ini orang-orang Indonesia belum mengenal Islam. Sebab, jarak kita dengan kota Mekkah sangat jauh,” papar Ustadz Abdul Somad (UAS) Dakwah ke Pedalaman Nusantara.
Dewan Da’wah terus memproduksi para kader guru ngaji pedalaman di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir (Strata 1), Tambun, Bekasi, dan Akademi Dakwah Indonesia (Diploma 1 & 2) di 13 provinsi. Pada dua jenjang pendidikan kader itulah, lebih 700 mahasiswa mempersiapkan untuk menjadi guru ngaji / juru dakwah yang akan mengabdi hingga pedalaman negeri.
“Banyak lembaga, tapi lembaga yang saya percaya Lembaga Amil Zakat Nasionanl (Laznas) Dewan Da’wah. inilah salah satu jihad kita di zaman modern,” pungkas UAS.
Setiap tahunnya Dewan Da’wah mengirim guru ngaji ke pedalaman sebanyak 2 kali yakni, mahasiswa calon dai (selama 1-2 bulan) dan dai pengabdian yang telah menyelesaikan studi sarjana/diploma (minimal 2 tahun). Tak sedikit, yang akhirnya memilih untuk menetap berdakwah di tempat pengabdiannya.
Para Guru Ngaji / Da’i Lulusan dari STID Mohammad Natsir ini dipersiapkan untuk Dakwah di Pedalaman, dan memberdayakan masyarakat pedalaman yang tersebar di 29 Provinsi di Indonesia.
Masyarakat pedalaman sangat menantikan akan hadirnya para Guru Ngaji / Da’i untuk membimbing mereka menuju islam yang kaffah, menyelamatkan aqidah mereka dan membantu permasalahan kehidupan mereka. Menjadikan solusi dari berbagai permasalahan yang mereka hadapi, baik berupa ibadah, ekonomi, & pendidikan mereka.
Dukungan anda sangat berarti untuk Dakwah mereka di Pedalaman. Untuk itu kami mengajak sahabat berdonasi demi mewujudkan para Guru Ngaji / Da’i yang dapat menjadi solusi di masyarakat pedalaman hingga ke penjuru nusantara.
“Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya” (HR Bukhari & Muslim).
*Dalam Penggalangan Dana Program Operasional Lembaga sesuai dengan Perbaznas No. 1 tahun 2016 dan Fatwa MUI No. 8 tahun 2011
Menghidupkan Maghrib Mengaji di Tengah Kegelapan Dusun Air Bomban
✅ Saat petang mulai datang, Dusun Air Bomban mulai kehilangan terangnya. Di saat ini pula, da’i dan guru ngaji Ustadz Fuad Zauhari bergelut dengan cahaya untuk kegiatan mengajinya bersama anak-anak.
✅ Ustadz Fuadz Zauhari, dai yang bertugas untuk mengabdikan perjuangan dakwahnya di Dusun Air Bomban, Desa Rantau Langsat, Kabupaten Idragiri Hulu, Riau, setiap hari mengajar ngaji anak-anak Suku Talang Mamak di Dusun ini.
✅ Namun, kondisi penerangan masih sangat terbatas. Jaringan listrik belum masuk dan masyarakat mengandalkan mesin diesel untuk penerangan. Di sisi lain, mesin tersebut masih sesekali saja dihidupkan karena butuh diservis dan banyak kekurangan.
✅Karena itulah, dengan kondisi seadanya, Ustadz Fuad Zauhari tetap berupaya menghidupkan maghrib dengan mengajar ngaji untuk anak-anak. Ia gunakan lampu senter untuk menyinari iqro dan mushaf Al-Qur’an yang dibaca bersama anak-anak.
✅ “Keadaan yang seperti ini, setiap harinya anak-anak tidak putus semangat untuk mengaji karena sudah biasa mereka pakai senter untuk aktivitas malam hari,” kata Ustadz Fuad Zauhari.
Pencairan Donasi
Rp. 246.520
LAZNAS Dewan Dakwah - Alhamdulillah, kehadiran motor dakwah dari sahabat dan para donatur telah banyak membantu mobilitas dakwah Ustadz Evan Al-Farisi, Da’i Dewan Da’wah yang mengabdi di Pesantren Ibaadurrahman, Dobo, Kepulauan Aru, Maluku.
Sebelumnya, Ustadz Evan harus berjalan kaki atau pinjam motor untuk datang mengajar ke tempat lain yang membutuhkan kehadirannya. Berkilo-kilo meter ditempuh melewati bukit-bukit gunung demi memenuhi permintaan masyarakat akan kehadiran dakwahnya.
Tidak hanya di Pesantren Ibaadurrahman, ia pun menggunakan motor dakwah ini untuk aktivitas dakwahnya di berbagai tempat. Di antaranya:
- Mengajar TPA di Rumah Al-Qur'an Hidayatullah Dobo di Siwalima,
- Mengisi pengajian ibu-ibu dan Remaja di Perumahan Rakyat, Siwalima,
- Mengisi Khutbah di Polres Kepulauan Aru,
- Mengisi Kajian di perusahaan Dusun Belakang Wamar, Desa Jurjela,
- Menghadiri undangan masyarakat dan pemerintahan, dan seterusnya.
Alhamdulillah, dengan adanya motor dakwah ini, aktivitas dakwah Ustadz Evan jadi lebih bisa leluasa dan semakin bermanfaat luas.
Semoga dakwah Ustadz Evan terus hidup menerangi umat di Kepulauan Aru, Maluku.
LAZNAS Dewan Dakwah - Sebagai seorang da’i dan guru ngaji yang bertugas di pedalaman Kalimantan Barat, Ustadz Iskandar membina anak-anak agar menjadi generasi Qur’an yang unggul dan berakhlak mulia.
Ia mendapat amanah untuk membina para santri di Pondok Tahfidz PPTQ Khadijah Dewan Da'wah Kubu Raya. Selain itu, ia juga rutin setiap Senin sampai Jum’at mengajar anak-anak di Masjid Al-Hadi PPTQ Khadijah Dewan Da'wah Kubu Raya, yang tak lain kebanyakan mereka berasal dari desa sekitar, yakni tepatnya Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
. “..Tetap mengajar berapa pun santri yang ada,” kata Ustadz Iskandar semangat.
Tak hanya mengaji Al-Qur’an atau Iqra’ saja, Ustadz Iskandar juga mengajar hafalan hadits-hadits pendek, hafalan do'a-do'a sesuai sunnah, Bahasa Arab dasar, hingga wawsan keislaman (akidah, akhlak, adab, kisah-kisah, dan berbagai praktik-praktik lainnya).
“Mereka inilah, InsyaaAllah, yang akan menjadi (generasi) penerus yang akan datang dan semoga ini menjadi amal Jariyah,” ungkap optimis Ustadz Iskandar.
Yuk sahabat, dukung dakwah Ustadz Iskandar dan para dai lainnya dalam membina generasi quran dari daerah binaannya.
LAZNAS Dewan Dakwah - “Tantangan dakwah di sini sangatlah besar, ruang gerak dakwah sangat dibatasi. Di sini kita hanya bisa bergerak di dalam ruang lingkup masyarakat muslim saja,” cerita Ustadz Fathurrahman Libu.
Jika dibandingkan dengan Lombok yang dijuluki dengan kota 1000 masjid, Larantuka dijuluki dengan 1000 tempat ibadah (agama lain).
Berada di kawasan muslim minoritas, Kelurahan Ekasapta, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebut juga dengan kota Raina, menjadi tempat Ustadz Fathurahman Libu mengabdi dan berdakwah di kampungnya sendiri.
Gerak dakwah yang terbatas tak membuat dirinya diam begitu saja, namun tantangan inilah yang semakin membuat Ustadz Fathurrahman semangat untuk menguatkan dan melindungi akidah masyarakat binaan di kampungnya ini.
Tak bosan-bosan ia mengajarkan ilmu Agama Islam kepada mereka, baik anak-anak maupun kalangan remaja, karena salah satu yang menjadi tantangan dakwahnya adalah masalah toleransi yang kebablasan.
Hari itu, Ustadz Fathurrahman bersama adik-adik binaan muslim minoritas yang belajar ngaji di Rumah Qur’an yang merupakan satu-satunya Rumah Qur’an di Kabupaten Flores Timur sholat dhuha bersama, olahraga, jalan-jalan pagi, sembari tadabbur alam.
Di pesisir pantai Larantuka, Ustadz Fathurrahman berbagi ilmu dan semangat kepada anak-anak binaannya. Tak lupa ia juga menyelingi dengan pesan-pesan nasihat, menguatkan akidah dan melindungi mereka dari pengaruh-pengaruh menyimpang dari luar.
LAZNAS Dewan Dakwah - “Sudah lama sekali Kampung Jatinunggal tidak ada guru ngaji,” keluh Ibu Epon kepada Ustadz Ali Sulaiman.
Hidup di tengah masyarakat nonmuslim, di Kampung Jatinunggal, Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memang tak mudah bagi Ibu Epon untuk belajar ngaji. Sejak kecil, ia kesulitan untuk belajar ngaji karena tidak ada satupun guru ngaji yang datang, sehingga ia pun harus menempuh jarak berkilo-kilo meter ke kampung yang lain untuk belajar ngaji.
Karena jaraknya cukup jauh, akhirnya Ibu Epon tidak lagi belajar ngaji, sehingga saat fisik sudah sepuh seperti sekarang ini ia menjadi merasa kesulitan.
"Akhirnya, ibu harus susah-susah belajar di usia tua begini Ustadz,” keluhnya dalam Bahasa Sunda. "Tapi Alhamdulillah, sekarang mah udah ada guru ngaji yang datang ke kampung ini."
Kondisi Ibu Epon pun tak jauh berbeda dialami oleh anak-anak di Kampung Jatinunggal sekarang: tidak ada guru ngaji dan jauh jika harus ke kampung lain.
Oleh karena itu, Alhamdulillah kedatangan dai muda Ustadz Ali Sulaiman beserta istrinya kini menghidupkan harapan dan semangat mereka. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) pertama yang dibukanya sejak bulan Februari lalu sangat menarik antusias anak-anak dan para orang tua mereka.
Namun, lika-liku menghidupkan TPA pertama dan mempertahankannya tentu juga tak mudah. Ada kalanya semangat anak-anak naik-turun, sehingga Ustadz Ali pun memandang bahwa peran ini tak bisa dilakukannya sendiri.
Rabu (10/8) kemarin, ia mengadakan pertemuan bersama para wali santri TPA untuk menjalin silaturahim sekaligus menyampaikan pentingnya pendidikan agama kepada anak-anak dan bersinergi dalam menghidupkan TPA di kampung ini.
Tak patah semangat ia untuk mempertahankan dakwahnya di kampung ini dan alhmadulillah, setelah pertemuan ini pun anak-anak menjadi lebih semangat dan Ustadz Ali pun mendapat masukan yang bermanfaat untuk perbaikan.
Yuk sahabat, dukung dakwah Ustadz Ali dan para dai lainnya di penjuru negeri.
LAZNAS Dewan Dakwah - Selain rutin mengajar ngaji anak-anak, Ustadz Reman, dai muda yang mengabdi di Dusun Tui Rembuah, Desa Dadap, Lombok Tengah, juga memberikan pencerahan dan bimbingan kepada para ummahat (ibu-ibu).
Rutin setiap Ahad dari rumah ke rumah, ia mengisi kajian para ibu muslimah di kampungnya ini. Sedikit demi sedikit Ustadz Reman berikan pencerahan agar setiap keluarga mereka bisa hidup dengan tenang, nyaman, dan bahagia sesuai dengan tuntunan Islam.
Alhamdulillah, respon mereka pun begitu semangat dan antusias.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini karena perubahannya sangat tampak. Ibu-ibu sedikit demi sedikit sudah bisa mempraktikkan ilmu-ilmu yang telah disampaikan.
Contohnya, yang dulunya sering mengumpat sekarang sudah bisa menjaga lisannya, yang dulunya tidak shalat, sekarang sudah mulai belajar shalat, yang dulunya tertutup dengan ketidaktahuannya, sekarang sudah berani bertanya tentang kebenaran dan lain sebagainya," ungkap Bapak Kadus.
Akhlak kecil dan sederhana, tapi tak mudah untuk dipraktikan: menjaga lisan, menjaga shalat, menjaga semangat belajar, dan seterusnya.
Tak sedikit keluarga yang retak karena tak mampu menjaga lisannya; dan tak sedikit pula keharmonisan keluarga tak terwujud karena tak menjaga shalatnya dan hubungan baik kepada Allah Ta’ala.
Semoga Allah Ta’ala menguatkan mereka untuk istiqomah dan meneguhkan dakwah Ustadz Reman di pedalaman Lombok ini.
Yuk, dukung dakwah Ustadz Reman dan para dai lainnya di penjuru negeri.
LAZNAS Dewan Dakwah - Ustadz Supriyanto rela membeli dua jerigen minyak solar setiap bulannya demi penerangan anak-anak belajar mengaji di Dusun Air Bomban, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
Ketiadaan jaringan listrik yang masuk, membuat masyarakat Dusun Air Bomban harus menggunakan mesin diesel untuk penerangannya. Termasuk di antaranya adalah Masjid Al-Muhajirin yang menjadi tempat belajar mengajar Ustadz Supri bersama anak-anak.
Karena itu, bila bahan bakar habis atau mesinnya rusak, maka mereka pun belajar dengan berteman pelita atau lampu cas.
Dua jerigen solar setiap bulannya, alhamdulillah Ustadz Supriyanto biasa dibantu oleh para donatur untuk membelinya. Bahkan, terkadang ia juga merogoh dari uang pribadinya sendiri.
Ia hidupkan semangat mengaji belajar dan mengaji anak-anak tidak dengan cahaya fisik, namun dengan cahaya Islam yang ia tanamkan kepada mereka. Setiap malam Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu, mereka rutin belajar. Adapun malam Jum’atnya, Ustadz Supri memberikan pengajian kepada jama’ah masjid.
“Sudah menjadi kebiasaan kami setiap malamnya mengadakan ‘Magrib Mengaji’ karena untuk mengenalkan pendidikan agama ke anak-anak yang ada di Dusun Air Bomban,” kata Ustadz Supriyanto.
Sahabat, Ustadz Supriyanto adalah salah satu da’i yang mendapat bantuan biaya hidup dari zakat dan sedekah sahabat dan para donatur Laznas Dewan Da’wah.
Yuk, dukung terus dakwah Ustadz Supriyanto dan para dai lainnya dalam berjuang menghidupkan dakwah Islam dan pendidikan di pedalaman.
Adik-adik binaan dai Ustadz Aziz Firmansyah ini begitu antusias dan semangat mengikuti pelajaran dan bimbingan shalat di Rumah Tahfidz Rehab, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Kiprah Ustadz Aziz Firmansyah, sebagai dai dan guru ngaji yang diterjunkan untuk mengabdi di Prabumulih, Sumatera Selatan, tak hanya sekadar mengajar, tetapi juga mendidik dan membina para santrinya agar memiliki karakter dan kepribadian yang kuat, di antaranya adalah melalui pendidikan shalat.
Kehadiran seorang dai membuat anak-anak begitu akrab dengannya, sehingga pelajaran pun mudah disampaikan lebih dekat dan menyenangkan.
Rutin setiap hari, ketika masuk anak-anak dilatih untuk menjadi imam, makmum, dan muadzin secara bergantian. Bahkan, begitu antusiasnya mereka ingin jadi iman dan bisa adzan, anak-anak saling berebut untuk menjadi muadzin.
“Semakin hari, saya melihat semakin banyak potensi dan kemajuan para santri yang berkembang luar biasa,” ungkap Ustadz Aziz Firmansyah.
Pelatihan mental santri untuk menjadi imam dan muadzin juga melatih mereka untuk bisa menjadi pemimpin yang berkarakter baik dan kuat, serta bisa menebar dan menyeru kebaikan kepada masyarakat di sekitarnya.
Yuk, dukung dakwah Ustadz Aziz dan para guru ngaji lainnya di penjuru negeri.
Bekamku Dakwahku, begitulah kata-kata yang Ustadz Saldy dengungkan sekembalinya menjalankan tur dakwahnya dari pulau seberang, Pulau Pura, Alor, NTT.
Ustadz Saldy bersama rombongan berangkat ke Pulau Pura pada 19 Juni lalu. Melakukan perjalanan jauh untuk berdakwah; menumpang pick up dan dilanjutkan menyebrang lautan dengan kapal kecil. Tujuannya adalah Pulau Pura, Kampung Timuabang, Alor, NTT
Di Pulau Pura, Ustadz Saldy dan tim akan melaksanakan bekam massal. Alhamdulillah, ada hampir seratus masyarakat yang antusias berkumpul menunggu di sana untuk menerima bekam juga pelatihan bekam.
Pulau Pura merupakan salah satu pulau yang didiami oleh minoritas muslim dan mayoritas non-islam. Dengan kedatangan Ustadz Saldy yang memperkenalkan bekam, masyarakat jadi tahu bahwa ada pengobatan yang disunnahkan nabi.
Masyarakat di sana mengakui bahwa baru tahu ada pengobatan bernama bekam. "Ini adalah kali pertama kami tahu bekam, juga Ustadz Saldy merupakan orang pertama yang memperkenalkannya pada kami," aku salah satu masyarakat.
Mereka yang mengikuti pelatihan dan menerima pengobatan bekam sempat khawatir karena melihat banyaknya darah yang keluar. Namun, Ustadz Saldy dan tim menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Alhamdulillah, respon masyarakat di sana juga sangat baik, apalagi setelah mereka mencoba dibekam dan merasakan perubahan yang signifikan.
Sahabat, dakwah bukan hanya menyeru dari masjid ke masjid. Namun, hal seperti bekam juga bisa menjadi jalan dakwah, seperti yang dilakukan Ustadz Saldy.
Yuk doakan terus perjuangan Ustadz Saldy dan para guru ngaji pedalaman lainnya menjadi kebaikan serta membawa manfaat, jangan lupa hadirkan dirimu dalam perjuangan ini dengan mengirimkan dukungan terbaik.
LAZNAS Dewan Dakwah - Nikmatnya mata, kita bisa melihat dan membaca segala informasi yang kita inginkan dan butuhkan.
Namun, bila membaca hanya sekadar membaca, maka bukan ilmu dan pahala manfaat yang didapat, tapi justru hanya lelah, bahkan berbahaya dan merugikan.
Berapa banyak orang berilmu, tapi ilmunya hanya dipakai untuk kebangaan, menipu orang (hoaks), bahkan mendzalimi orang lain dan merugikan umat.
Karena itulah, para dai Dewan Dakwah yang kini mengabdi di penjuru negeri membimbing anak-anak binaanya untuk tidak sekadar membaca, tetapi lebih dari itu, yakni membaca dengan landasan iman. Salah satunya adalah Ustadz Zaenal Arpan yang mengabdi di AIK Paek, Desa Ganti, Praya timur, Lombok Tengah, NTB.
Sebagaimana wahyu pertama turun: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (QS. Al-’Alaq: 1)
Membaca bukan sekadar membaca, tetapi mereka dilatih untuk membaca dengan proses landasan iman, niat karena Allah, dan memohon pada Allah Ta’ala agar diberikan ilmu yang bermanfaat dan diridhai-Nya.
Ilmu yang bermanfaat mengenalkan iman sejati dan menjadikan diri lebih dekat pada-Nya. Ilmu menjaga dirinya, mengarahkan pada jalan kebahagiaan dan ketenangan, bukan jalan dosa yang penuh kegelisahan dan kesesatan.
Oleh karena itu, inilah yang diperjuangan oleh para da’i, guru ngaji Dewan Da’wah di penjuru negeri dalam mencetak generasi yang beriman, berilmu, dan berkhlak mulia. Mereka ajarkan membaca dengan sebenar-benarnya membaca.
Yuk sahabat, dukung dakwah Ustadz Zaenal Arpan dan para dai dalam mengajarkan membaca kepada umat binaannya:
LAZNAS Dewan Dakwah - Tahukah sahabat, bahwa di balik keistiqomahan para dai dan guru ngaji dalam berdakwah, ada ketegaran mereka dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan?
Bahkan tak hanya fisik, tetapi juga ujian mental yang harus dihadapi dengan kesabaran dan ketegaran.
Ustadz Rahmadin salah satunya, da’i Dewan Da’wah yang mengabdi di kampungnya sendiri, yakni Desa Ndano, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, ia aktif membina masyarakat dan rutin mengajar ngaji anak-anak di desa ini.
Bahagianya Ustadz Rahmadin karena ia bisa berdakwah dan mengajar di kampungnya sendiri. Namun, sekitar satu minggu ia datang, beberapa kali ia mendengar tuduhan-tuduhan verbal tentang dirinya, bahwa ia yang telah mengenyam kuliah dakwah hanya bisa ceramah saja, tidak bisa bertani seperti yang lain.
Tentu, tuduhan verbal ini menjadi ujian mental bagi Ustadz Rahmadin untuk tetap bisa bersikap dengan hati yang lapang, tenang, dan sabar.
“Akhirnya, saya membuktikan kalau saya juga bisa bertani jagung,” ungkapnya dengan optimis.
Serius dan sungguh-sungguh, Ustadz Rahmadin berusaha belajar bertani jagung dengan dibantu oleh orang tuanya. Ia juga belajar cara memupuk agar hasil panen yang didapat besar-besar.
Mulai dari akhir tahun 2021 lalu di bulan Desember, ia mulai menanam benih di tiga lahannya sendiri. Ia rawat dan pupuk dengan benar dan sungguh-sungguh.
Bahkan, ia pun sempat sakit karena kecapekan. Namun, usahanya yang serius dan sungguh-sungguh memang tak mengkhianati hasil.
Alhamdulillah, bulan April 2022 lalu ia bisa panen besar jagung-jagungnya. Dari 25 kilogram jagung yang ditanam bisa menghasilkan 10 ton jagung. Kalau diuangkan bisa sekitar 46-an juta rupiah.
“Setidaknya saya sudah berusaha dan Alhamdulillah hasilnya segitu. Cuma, bertani jagung sangat capek, (tapi) yang penting saya sudah dapat pengalaman sekali, Alhamdulillah (saya) bahagia,” ungkap Ustadz Rahmadin dengan penuh syukur.
Ustadz Rahmadin sangat bersyukur karena tanamannya berhasi dan hasil panennya bisa mendukung kehidupan keluarga dan kiprah dakwahnya di Desa Ndano ini.
Terima kasih ya sahabat, kiprah dakwah Ustadz Rahmadin juga tak lepas dari dukungan dan partisipasi zakat, infak, dan sedekah yang sahabat tunaikan melalui Laznas Dewan Dakwah.
Yuk dukung kiprah dakwah Ustadz Rahmadin dan para dai lainnya di penjuru negeri.
LAZNAS Dewan Dakwah - Ustadz Puguh Budi Prasejo (43) dikenal akrab oleh masyarakat sebagai guru ngaji, pengurus masjid, sekligus petani ikan nila di Kroboka, Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Ustadz Puguh aktif mengajar ngaji di masyarakat Kroboka, tepatnya di Masjid As-salam yang lokasinya tepat di samping rumahnya. Selain itu, rumahnya juga dijadikan tempat belajar bagi anak-anak sekitar.
Alhamdulillah, beberapa bulan kemarin Ustadz Puguh mendapat bantuan modal usaha dari Laznas Dewan Da’wah untuk meningkatkan budi daya ikan nilanya. Panen perdananya pada Senin (16/5/2022) lalu cukup memuaskan. Dari kolam seluas 200 meter persegi bisa menghasilkan kurang lebih 1,5 kwintal atau 150 kilogram ikan.
Alhamdulillah, begitu bersyukurnya Ustadz Puguh, hasil panen pun tak dinikmati sendiri, namun dibagikan pula untuk membantu para yatim dan dhuafa yang ada di sekitar lingkungannya. Ustadz Puguh berharap dengan adanya kolam ikan serta tambahan modal ini tidak hanya bermanfaat untuk diri dan keluarganya, tetapi juga bermanfaat pula bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, Ustadz Puguh juga berencana untuk menyisihkan hasil panennya untuk dakwah pedalaman sehingga bisa mendukung program dakwah para dai lainnya di penjuru negeri. Maa Syaa Allah
Yuk sahabat, mari ikut berpartisipasi dalam program pemberdayaan da’i seperti Ustadz Puguh.
LAZNAS Dewan Dakwah - Alhamdulillah, Laznas Dewan Da’wah telah menyalurkan beasiswa santri untuk membantu anak-anak di Kepulauan Mentawai bisa belajar di madrasah atau pesantren.
Rata-rata anak-anak tinggal di luar Pulau Sikakap yang sekolah di Madrasah Aliyah Darul Ulum, Dusun Mabolak, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Di pulau-pulau belum banyak ada sekolah atau madrasah, sehingga membuat mereka banyak yang berdatangan. Namun, perjalanan yang tak dekat dan ongkos tak mendukung kondisi mereka untuk pulang pergi ke rumah.
Oleh karena itu, begitu bersyukur mereka mendapat program beasiswa santri ini. Terlebih dengan adanya asrama santri yang telah dibangun juga sangat membantu mereka yang berasal dari luar pulau.
Alhamdulillah, teriring rasa syukur dan terima kasih dari mereka kepada para donatur Laznas Dewan Da’wah beserta mitranya atas bantuan ini. Semoga Allah Ta’ala membalasnya dengan keberkahana dan kebaikan yang berlipat.
Yuk, terus luaskan kebaikanmu dengan sedekah terbaik untuk guru ngaji di pedalaman.
LAZNAS Dewan Dakwah - Laznas Dewan Dakwah sesuai dengan namanya berfokus pada kegiatan dakwah. Salah satunya adalah pergerakan dakwah paling dasar dan sering kali dilupakan, guru ngaji Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Alhamdulillah, telah disalurkan bantuan mukafaah untuk guru ngaji TPQ Baiturrahim, Lagoa, Jakarta Utara. Jumlah guru ngaji di sana ada sepuluh orang dengan ratusan santri. Santri-santri yang ada terdiri dari berbagai usia mulai dari umur 4-15 tahun.
“Semoga program bantuan seperti ini lebih banyak dan ditingkatkan lagi, agar tegak dan majunya Islam dapat dicapai oleh generasi penerus,” kaa Elisahwati.
Selain pemberian mukafaah untuk guru ngaji, Laznas Dewan Dakwah juga memberikaan Al-Qur’an sebagai fasilitas belajar anak-anak santri di sana.
“Terima kasih atas bantuan yang diberikan, semoga menjadi keberkahan bagi semuanya,” ujar Siti Sailah, salah satu guru ngaji di sana.
Guru ngaji merupakan ujung tombak pendidikan dini, selain pendidikan di rumah. Pembekalan agama dan pengenalan Islam yang paling mendasar dimulai dengan kelompok kecil di TPQ.
Sayangnya, guru ngaji justru merupakan entitas yang sering kali dialpakan dalam hal kesejahteraan.
Ayo, peduli guru ngaji! Salurkan kepedulianmu melalui sedekah terbaik.
LAZNAS Dewan Dakwah - Diapit oleh mayoritas kampung nonmuslim, Kampung Jatinunggal di Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, dihuni oleh mayoritas masyarakat muslim. Namun, ketiadaan guru ngaji pembinaan anak-anak harus ke kampung tetangga yang cukup jauh.
“Saat saya mengumumkan akan dibukanya TPA, ibu-ibu Kampung Jatinunggal begitu semangat dalam meresponnya. Sebab, kata mereka di Kampung ini belum ada guru ngaji sehingga anak-anak mereka seringkali mengaji ke kampung tetangga yang jaraknya cukup jauh,” kata Ustadz Ali Sulaiman.
Alhamdulillah, kini setelah kedatangan Ustadz Ali, dai muda dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, beserta istrinya, pembinaan anak-anak dihidupkan. Ustadz Ali berinisiatif untuk membuka Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) pertama di kampung ini.
Bahkan, begitu antusias dan bahagianya ibu-ibu kampung dengan TPA ini, rencana Ustadz Ali yang akan membuka TPA pada bulan Maret, menjadi dipercepat pada bulan Februari lalu karena kedatangan anak-anak mereka lebih cepat dan lebih banyak.
Pengajaran Al-Qur’an cukup minim di Kampung Jatinunggal, sehingga Ustadz Ali pun menekankan baca tulis Al-Qur'an dan hafalan-hafalan surat pendek.
“Selain itu, kami berusaha menekankan wajibnya sholat lima waktu juga memberikan motivasi kepada mereka untuk terus semangat dalam menuntut ilmu,” kata Ustadz Ali
Sahabat, Ustadz Ali ini adalah salah satu barisan para dai yang setiap bulannya didukung melalui zakat yang sahabat dan para donatur tunaikan melalui Laznas Dewan Da’wah.
Yuk, terus dukung Ustadz Ali dan para dai lainnya hidupkan dakwah Islam di penjuru negeri.
LAZNAS Dewan Dakwah - Sahabat, adik-adik binaan Ustadz Ritajib ini semangat sekali dalam hal berbagi untuk menyukseskan kegiatan mereka bersama masyarakat.
“Saya beserta adik-adik TPQ dari pagi sampai menjelang Shalat Jum’at antusias sekali dalam menyukseskan kegiatan (sedekah makan bersama) ini, yakni dengan cara menyumbang beras setiap anak satu gelas dan bahkan lebih demi kegiatan ini berjalan,” cerita Ustadz Ritajib.
Ustadz Ritajib, dai muda Dewan Da’wah dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir ini berusaha untuk memberikan pemahaman tentang keutamaan berbagi melalui infak atau sedekah kepada anak-anak dan masyarakat di sekitarnya. Pasalnya, mereka juga banyak yang belum mengetahui tentang keutamaan amal ini.
“Karena, setelah saya evaluasi, masyarakat di sini masih minim sekali pemahaman seperti apa itu infak,” Ustadz Ritajib menjelaskan kondisi mereka.
Siang itu (11/2/2022), masyarakat berkumpul hangat di Masjid Jaddu bin Rasyid Al-Jaddu di Dusun Dasan Gelumbang, Desa Andalan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
Setelah Shalat Jum’at, Ustadz Ritajib sampaikan kepada jama’ah bahwa banyak sekali adik-adik Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Masjid Jaddu bin Rasyid Al-Jaddu ini. Ia juga sampaikan pengertian dan keutamaan berinfak untuk mendukung kegiatan TPQ di masjid.
Tidak hanya itu, jama’ah diajak makan bersama. Penyampaian keutamaan infak atau sedekah dibuktikan dengan menikmati “Sedekah Makan untuk Rakyat” yang telah disiapkan bersama adi-adik binaanya.
Alhamdulillah, suasana hangat dan kebersamaan masyarakat menyatu di dalam masjid. Mereka jadi paham dengan apa yang disampaikan Ustadz Ritajib.
Sahabat, Ustadz Ritajib ini adalah salah satu dai yang didukung oleh zakat, infak, dan sedekah dari para donatur. InsyaaAllah, sebagai dai atau guru ngaji di Lombok, ia akan terus membina dan menyebarkan dakwahnya untuk membangun umat di sekitarnya.
Yuk, dukung dakwah Ustadz Ritajib.
LAZNAS Dewan Dakwah - Sahabat, inilah wajah-wajah para mualaf yang menjadi binaan para dai Dewan Da’wah di Kampung Mualaf, Dusun Lambentana, Desa Salobiro, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Anak-anak hingga kepala suku ramai-ramai hadir di rumah dai, Ustadz Agus dan Ustadz Iqbal.
Pada hari itu, awal tahun 2022, mereka diajak untuk makan bersama para dai yang datang berkunjung ke sana, yakni Ustadz Sigit dan Ustadz Firdaus beserta tim dari Laznas Dewan Da’wah Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
Wajah-wajah bahagia para mualaf bisa berkumpul dan makan bersama, menikmati hidangan makanan sambil menerima pelajaran dari para dai.
Senyum antusias mereka, saling menyapa, berbagi cerita, hingga bercanda bersama menjadi warna hari yang cerah itu.
“Alhamdulillah, pada hari itu momentum yang sangat bahagia sekali bagi kami, para da'i yang ada di lapangan, karena dengan adanya kegiatan makan bersama, para muallaf dapat berkumpul secara keseluruhan yang jumlahnya kurang lebih 100 orang,” cerita Ustadz Agus Salim.
Inilah kondisi kampung mualaf binaan di Lambentana. Kondisi masyarakat yang masih awam terhadap agama menjadi tantangan tersendiri bagi para dai.
Satu kampung baru ada dua dai yang tinggal menetap. Selain butuh kesabaran dan perjuangan yang lebih, kedekatan hubungan sosial dengan mereka juga harus mereka jaga.
Oleh karena itu, para dai di sini sering mengadakan kegiatan makan bersama sebagai strategi merekatkan hubungan sekaligus menyampaikan amanah dakwah dengan lebih mudah.
Sahabat, yuk dukung dakwah Ustadz Agus dan Ikbal di kampung mualaf Lambentana dengan amal zakat, infak, sedekah, dan amal terbaik kita.
InsyaaAllah, dukunganmu menjadi amal terbaik yang menggerakan pembinaan umat dan lahirnya generasi-generasi hebat dari pedalaman.
LAZNAS Dewan Dakwah - "Ustadz, kami berharap ustadz mengajari kami disini yang ilmunya nol sama sekali. Tolonglah kami ustadz, ajari kami. Datanglah ustadz setiap sore Jum'at mengisi pengajian kami ini," kata ibu-ibu Majelis Ta’lim Simartugan.
Sahabat, ini adalah Ustadz Darman Laoli, salah satu kader dai dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir yang ditugaskan di Desa Lingga Raja, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Di antara rutinitas Ustadz Darman adalah membina pengajian ibu-ibu di beberapa desa. Rutin setiap Jum’at ia bergilir membina pengajian di Desa Lingga Raja, Desa Simartugan, atau Desa Kutambelang. Ia bergilir dari rumah ke rumah.
Awalnya, Majelis Ta’lim di Desa Lingga Raja terbentuk sejak Ustadz Darman memberikan ide untuk menggerakkan kegiatan mereka. Alhamdulillah, respon mereka pun cukup antusias dan kini Ustadz Darman diminta mengisi pengajian ibu-ibu di desa sebelah.
Tak hanya itu, sedikit demi sedikit, hidayah itu datang. “Alhamdulillah, melalui kegiatan ini, ibu-ibu yang tadinya malas shalat, menjadi rajin shalat, masjid yang dulunya vakum, Alhamdulillah, sekarang jadi banyak kegiatan,” tulis Ustadz Darman melaporkan hasil kegiatannya.
Alhamdulillah, semoga ibu-ibu binaan Ustadz Darman senantiasa istiqomah untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas amal dan ibadah mereka.
Yuk sahabat, dukung dakwah Ustadz Darman dan para dai lainnya di penjuru nusantara.
Aktivitas Bertani Ciptakan Kemandirian Pangan Santri Perwira, Banten
LAZNAS Dewan Dakwah - Ustadz Anton dan Ustadz Matin, Dai Dewan Da’wah dari Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir, saat ini mengabdi di Pesantren Wirausaha dan Tahfidz Al-Qur’an (Perwira), di Cigeulis, Pandeglang, Banten.
Hari itu, cuaca cerah. Para santri sedang asyik menanam padi bersama di sawah. Mereka diajak Ustadz Anton dan Ustadz Matin menanam padi bersama di sawah sekitar pesantren.
Ramai-ramai mereka turun ke sawah, bercampur lumpur dan terik matahari sembari asyik menanam padi dengan hati-hati.
InsyaaAllah, padi-padi ini adalah ikhtiar untuk menciptakan kemandirian pangan para santri. Ketika nanti panen, padi-padi tersebut bisa digunakan untuk makan santri, sehingga biaya makan pun bisa terbantu dan mereka bisa fokus belajar mengaji.
Yuk sahabat, bantu dakwah Ustadz Anton, Ustadz Matin, dan para dai lainnya dengan zakat, infak, dan sedekah terbaik kita.
LAZNAS Dewan Dakwah - “Bahagia itu ketika hafalan kita lancar,” tulis Ustadz Mukhlidin. Ia bersama santri binaannya tengah asyik belajar dan menghafal Al-Qur’an bersama di halaman.
Ustadz Mukhlidin adalah Dai Dewan Da’wah yang baru saja lulus dan diwisuda dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir pada akhir tahun 2021 lalu. Kini ia telah memulai tugas pengabdian dakwahnya di Pondok Pesantren Babus Sa'adah, Desa Kedabu Rapat, Dusun Parit Amat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Sabtu kemarin (15/1), Ustadz Mukhlidin bersama santri pondok menghafal Al-Qur’an bersama di luar ruangan. Suasana mengahafal di halaman membuat mereka nyaman, apalagi anginnya yang sepoi-sepoi.
Dengan beralaskan tikar, mereka duduk bersama sambil membuka mushaf. Ustadz Mukhlidin berusaha membuat para santrinya nyaman, sehingga mereka bisa mudah menghafal.
“Setiap santri menghafal Al-Qur'an dengan mudah dan niat ikhlas kepada Allah Azza wa Jalla, sehingga mereka dengan mudah ziyadah dan muraja'ah hafalan, bahkan muraja'ah satu kali duduk,” ungkap Ustadz Mukhlidin.
InsyaAllah, selama dua tahun ke depan ia akan membina para santri di sini agar menjadi generasi hebat, yakni generasi Qur’ani yang bertakwa dan berakhlak karimah.
Dai Datang, Rintis TPA dan Ajari Shalat yang Benar
Hari itu, Masjid Al-Kariem ramai dengan suara anak-anak belajar praktik sholat beserta bacaannya. Mereka berbaris membentuk shaf lurus dan memperagakan shalat berjamaah. Dengan bimbingan Ustadz Muqri, mereka ditunjukan beberapa bacaan, gerakan, dan sikap shalat yang benar.
Ustadz Muqri baru saja datang ke tempat pengabdian dakwahnya pada awal 2022 ini.
Desa Tik Tebing, Kecamatan Lebong Atas, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu akan menjadi rumah sementaranya. Dua tahun ke depan ia akan berdakwah membina umat di sini.
Ia melihat anak-anak di sana yang belum bisa shalat. Bukan hanya bacaan, gerakan shalat pun mereka tidak terbiasa.
Oleh karena itu, Ustadz Muqri berupaya untuk mulai memulai dan menghidupkan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di masjid sebagai wadah belajar anak-anak.
Mengingat betapa pentingnya shalat dalam agama, Ustadz Muqri berusaha dengan sabar mengajari anak-anak sampai bisa, dan tentunya dengan cara asyik dan menyenangkan.
Alhamdulillah, meski banyak yang belum hafal bacaan shalat, mereka antusias mengikuti praktik shalat bersama.
“Kami berterima kasih kepada Ustadz yang mau dan mengajak belajar anak-anak karena selama di sekolah, mereka belum pernah diajarkan,” ujar salah satu orang tua tokoh masyarakat.
Dengan kedatangan Ustadz Muqri di tempat pengabdiannya, estafet dakwah terus berlanjut. InsyaaAllah, pembinaan dakwah Islam di sini juga terus dilakukan demi terciptannya generasi yang unggul dan bertakwa.
Mari kita bersamai perjuangan dakwah Ustadz Muqri dan da'i Dewan Dakwah dengan do'a dan sedekah terhebat sahabat.
Kisah Perjuangan, Jadi Lentera Islam di Papua
Masih ingat dengan Ustadz Rizqi Fadillah yang mengabdi di Papua? Pekan lalu beliau baru saja datang di tempat tugasnya dengan mengarungi lautan dan menjelajah daratan.
Di Werianggi, Distrik Wasior, Papua Barat, yang merupakan tempat tugas Ustadz Rizqi, memang sudah ada listrik.
Namun beberapa kali dalam sepekan, listrik di waktu malam akan padam karena gangguan.
Seperti malam itu, ketika jadwal mengaji anak-anak mestinya berlangsung dengan penerangan yang cukup, listrik mengalami gangguan dan gelap.
Dan hal tersebut tidak membuat anak-anak mengeluh apalagi menyerah. Mereka tetap datang dengan penuh antusias dan semangat.
"Anak-anak ini yang kemudian akan jadi generasi yang penegak Islam yang kuat, aamiin", harap Ustadz Rizqi.
Dengan berbekal lampu senter dari ponsel yang dipunyainya, Ustadz Rizqi mengajar dan menelaah sekaligus menerangi bacaan anak-anak.
Ustadz Rizqi datang dari Jakarta dengan cahayanya yang akan jadi lentera dan menularkan sinarnya di Papua.
Ustadz Rizqi melakukan pendekatan sederhana, salah satunya dengan menjadi guru ngaji untuk anak-anak sekitar.
Sejauh ini sudah ada 15 orang anak yang terus mengaji bersama Ustadz Rizqi. Tidak hanya mengaji, Ustadz Rizqi juga melakukan Tahsin dan memberikan pelajaran dasar agama Islam.
Terus bersamai perjuangan Ustadz Rizqi dan da'i Dewan Dakwah lainnya, dengan do'a dan sedekah terhebat Sahabat Dakwah.
Ngaji Beda Tempat Jadi Booster Semangat
LAZNAS Dewan Dakwah - "Ustadz habis mengaji na langsung mandi air laut e," celetuk salah seorang anak dengan aksen Alornya. Begitulah keriangan anak-anak yang terdengar tiap hari Sabtu datang.
Sabtu menjadi hari yang spesial baik bagi anak-anak maupun bagi Ustadz Saldy yang bertugas di Desa Mutiara, Teluk Mutiara, Alor, NTT.
Jika sebelumnya kegiatan mengaji rutin berada di dalam ruangan, maka khusus Sabtu, diadakan di luar ruangan sambil menikmati keindahan pemandangan sore hari.
“Kegiatan ini aktif dilakukan sejak awal bulan Desember ini, bisa jadi booster semangat untuk anak-anak,” jelas Ustadz Saldy.
Adapun tujuan diadakannya KBM di luar ruangan guna menghilangkan kejenuhan anak-anak. Juga menambah semangat sekaligus menjadi waktu untuk menyegarkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat.
“Di tempat yang berbeda dengan pemandangan yang, subhanallah, sungguh menenangkan dan menyegarkan mata serta pirkiran membuat anak-anak merasa bahagia dan damai,” tambah Ustadz Saldy
Mengetahui anak didiknya senang dengan suasana baru, Ustadz Saldy berharap mereka lebih semangat lagi dalam belajar dan ukhuwahnya makin erat.
“Karena hanya dengan kegiatan inilah mereka bisa jalan-jalan bersama, sebagai perekat ukhuwah juga di antara kami” jelas Ustadz Saldy.
Terus dukung dan bersamai dakwah para da'i lainnya di penjuru nusantara dengan sedekah terbaik kita.
LAZNAS Dewan Dakwah – Alhamdulillah, pada Senin (29/11/21), para Dai dan Daiyah yang telah lulus dari STID M. Natsir dan diwisuda pada sabtu lalu, telah mendapat pembekalan di Muslimat Center Dewan Da’wah, Cipayung, Jakarta Timur. Penguatan Bekal Dakwah Sebelum Terjun Mengabdi
Kegiatan pembekalan dilakukan selama dua hari diikuti oleh 96 peserta yang siap diberangkatkan ke Pedalaman Nusantara.
Materi yang diberikan beragam mulai dari peta dakwah, jurnalistik dakwah hingga bagaimana menyampaikan dakwah dalam bentuk berita.
Menurut Alfian selaku bidang dakwah LAZNAS Dewan Dakwah kegiatan ini dilakukan untuk pemantapan bagi para dai yang akan mengabdi di pedalaman setelah sebelumnya mereka dibina selama empat tahun di STID M. Natsir. Penguatan Bekal Dakwah Sebelum Terjun Mengabdi
Alfian berharap perjuangan para dai ini akan menjadi kisah di masa depan bagi masyarakat Indonesia bahwa Dai ikut hadir dalam menjaga NKRI sesuai dengan tema yang diusung, yakni “Dai Hadir dan Merekatkan Bangsa dalam Menjaga Kedaulatan NKRI.”
dari target Rp 100.000.000
LAZNAS Dewan Dakwah – “Dakwah pedalaman seperti inilah yang dilakukan para ulama kita dulu. Seandainya mereka tidak melakukannya saat itu, mungkin hari ini orang-orang Indonesia belum mengenal Islam. Sebab, jarak kita dengan kota Mekkah sangat jauh,” papar Ustadz Abdul Somad (UAS) Dakwah ke Pedalaman Nusantara.
Dewan Da’wah terus memproduksi para kader guru ngaji pedalaman di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir (Strata 1), Tambun, Bekasi, dan Akademi Dakwah Indonesia (Diploma 1 & 2) di 13 provinsi. Pada dua jenjang pendidikan kader itulah, lebih 700 mahasiswa mempersiapkan untuk menjadi guru ngaji / juru dakwah yang akan mengabdi hingga pedalaman negeri.
“Banyak lembaga, tapi lembaga yang saya percaya Lembaga Amil Zakat Nasionanl (Laznas) Dewan Da’wah. inilah salah satu jihad kita di zaman modern,” pungkas UAS.
Setiap tahunnya Dewan Da’wah mengirim guru ngaji ke pedalaman sebanyak 2 kali yakni, mahasiswa calon dai (selama 1-2 bulan) dan dai pengabdian yang telah menyelesaikan studi sarjana/diploma (minimal 2 tahun). Tak sedikit, yang akhirnya memilih untuk menetap berdakwah di tempat pengabdiannya.
Para Guru Ngaji / Da’i Lulusan dari STID Mohammad Natsir ini dipersiapkan untuk Dakwah di Pedalaman, dan memberdayakan masyarakat pedalaman yang tersebar di 29 Provinsi di Indonesia.
Masyarakat pedalaman sangat menantikan akan hadirnya para Guru Ngaji / Da’i untuk membimbing mereka menuju islam yang kaffah, menyelamatkan aqidah mereka dan membantu permasalahan kehidupan mereka. Menjadikan solusi dari berbagai permasalahan yang mereka hadapi, baik berupa ibadah, ekonomi, & pendidikan mereka.
Dukungan anda sangat berarti untuk Dakwah mereka di Pedalaman. Untuk itu kami mengajak sahabat berdonasi demi mewujudkan para Guru Ngaji / Da’i yang dapat menjadi solusi di masyarakat pedalaman hingga ke penjuru nusantara.
“Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya” (HR Bukhari & Muslim).
*Dalam Penggalangan Dana Program Operasional Lembaga sesuai dengan Perbaznas No. 1 tahun 2016 dan Fatwa MUI No. 8 tahun 2011
Jumlah yang telah dicairkan : Rp. 246.520
Menghidupkan Maghrib Mengaji di Tengah Kegelapan Dusun Air Bomban
✅ Saat petang mulai datang, Dusun Air Bomban mulai kehilangan terangnya. Di saat ini pula, da’i dan guru ngaji Ustadz Fuad Zauhari bergelut dengan cahaya untuk kegiatan mengajinya bersama anak-anak.
✅ Ustadz Fuadz Zauhari, dai yang bertugas untuk mengabdikan perjuangan dakwahnya di Dusun Air Bomban, Desa Rantau Langsat, Kabupaten Idragiri Hulu, Riau, setiap hari mengajar ngaji anak-anak Suku Talang Mamak di Dusun ini.
✅ Namun, kondisi penerangan masih sangat terbatas. Jaringan listrik belum masuk dan masyarakat mengandalkan mesin diesel untuk penerangan. Di sisi lain, mesin tersebut masih sesekali saja dihidupkan karena butuh diservis dan banyak kekurangan.
✅Karena itulah, dengan kondisi seadanya, Ustadz Fuad Zauhari tetap berupaya menghidupkan maghrib dengan mengajar ngaji untuk anak-anak. Ia gunakan lampu senter untuk menyinari iqro dan mushaf Al-Qur’an yang dibaca bersama anak-anak.
✅ “Keadaan yang seperti ini, setiap harinya anak-anak tidak putus semangat untuk mengaji karena sudah biasa mereka pakai senter untuk aktivitas malam hari,” kata Ustadz Fuad Zauhari.
Pencairan Donasi
Rp. 246.520
LAZNAS Dewan Dakwah - Alhamdulillah, kehadiran motor dakwah dari sahabat dan para donatur telah banyak membantu mobilitas dakwah Ustadz Evan Al-Farisi, Da’i Dewan Da’wah yang mengabdi di Pesantren Ibaadurrahman, Dobo, Kepulauan Aru, Maluku.
Sebelumnya, Ustadz Evan harus berjalan kaki atau pinjam motor untuk datang mengajar ke tempat lain yang membutuhkan kehadirannya. Berkilo-kilo meter ditempuh melewati bukit-bukit gunung demi memenuhi permintaan masyarakat akan kehadiran dakwahnya.
Tidak hanya di Pesantren Ibaadurrahman, ia pun menggunakan motor dakwah ini untuk aktivitas dakwahnya di berbagai tempat. Di antaranya:
- Mengajar TPA di Rumah Al-Qur'an Hidayatullah Dobo di Siwalima,
- Mengisi pengajian ibu-ibu dan Remaja di Perumahan Rakyat, Siwalima,
- Mengisi Khutbah di Polres Kepulauan Aru,
- Mengisi Kajian di perusahaan Dusun Belakang Wamar, Desa Jurjela,
- Menghadiri undangan masyarakat dan pemerintahan, dan seterusnya.
Alhamdulillah, dengan adanya motor dakwah ini, aktivitas dakwah Ustadz Evan jadi lebih bisa leluasa dan semakin bermanfaat luas.
Semoga dakwah Ustadz Evan terus hidup menerangi umat di Kepulauan Aru, Maluku.
LAZNAS Dewan Dakwah - Sebagai seorang da’i dan guru ngaji yang bertugas di pedalaman Kalimantan Barat, Ustadz Iskandar membina anak-anak agar menjadi generasi Qur’an yang unggul dan berakhlak mulia.
Ia mendapat amanah untuk membina para santri di Pondok Tahfidz PPTQ Khadijah Dewan Da'wah Kubu Raya. Selain itu, ia juga rutin setiap Senin sampai Jum’at mengajar anak-anak di Masjid Al-Hadi PPTQ Khadijah Dewan Da'wah Kubu Raya, yang tak lain kebanyakan mereka berasal dari desa sekitar, yakni tepatnya Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
. “..Tetap mengajar berapa pun santri yang ada,” kata Ustadz Iskandar semangat.
Tak hanya mengaji Al-Qur’an atau Iqra’ saja, Ustadz Iskandar juga mengajar hafalan hadits-hadits pendek, hafalan do'a-do'a sesuai sunnah, Bahasa Arab dasar, hingga wawsan keislaman (akidah, akhlak, adab, kisah-kisah, dan berbagai praktik-praktik lainnya).
“Mereka inilah, InsyaaAllah, yang akan menjadi (generasi) penerus yang akan datang dan semoga ini menjadi amal Jariyah,” ungkap optimis Ustadz Iskandar.
Yuk sahabat, dukung dakwah Ustadz Iskandar dan para dai lainnya dalam membina generasi quran dari daerah binaannya.
LAZNAS Dewan Dakwah - “Tantangan dakwah di sini sangatlah besar, ruang gerak dakwah sangat dibatasi. Di sini kita hanya bisa bergerak di dalam ruang lingkup masyarakat muslim saja,” cerita Ustadz Fathurrahman Libu.
Jika dibandingkan dengan Lombok yang dijuluki dengan kota 1000 masjid, Larantuka dijuluki dengan 1000 tempat ibadah (agama lain).
Berada di kawasan muslim minoritas, Kelurahan Ekasapta, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), disebut juga dengan kota Raina, menjadi tempat Ustadz Fathurahman Libu mengabdi dan berdakwah di kampungnya sendiri.
Gerak dakwah yang terbatas tak membuat dirinya diam begitu saja, namun tantangan inilah yang semakin membuat Ustadz Fathurrahman semangat untuk menguatkan dan melindungi akidah masyarakat binaan di kampungnya ini.
Tak bosan-bosan ia mengajarkan ilmu Agama Islam kepada mereka, baik anak-anak maupun kalangan remaja, karena salah satu yang menjadi tantangan dakwahnya adalah masalah toleransi yang kebablasan.
Hari itu, Ustadz Fathurrahman bersama adik-adik binaan muslim minoritas yang belajar ngaji di Rumah Qur’an yang merupakan satu-satunya Rumah Qur’an di Kabupaten Flores Timur sholat dhuha bersama, olahraga, jalan-jalan pagi, sembari tadabbur alam.
Di pesisir pantai Larantuka, Ustadz Fathurrahman berbagi ilmu dan semangat kepada anak-anak binaannya. Tak lupa ia juga menyelingi dengan pesan-pesan nasihat, menguatkan akidah dan melindungi mereka dari pengaruh-pengaruh menyimpang dari luar.
LAZNAS Dewan Dakwah - “Sudah lama sekali Kampung Jatinunggal tidak ada guru ngaji,” keluh Ibu Epon kepada Ustadz Ali Sulaiman.
Hidup di tengah masyarakat nonmuslim, di Kampung Jatinunggal, Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memang tak mudah bagi Ibu Epon untuk belajar ngaji. Sejak kecil, ia kesulitan untuk belajar ngaji karena tidak ada satupun guru ngaji yang datang, sehingga ia pun harus menempuh jarak berkilo-kilo meter ke kampung yang lain untuk belajar ngaji.
Karena jaraknya cukup jauh, akhirnya Ibu Epon tidak lagi belajar ngaji, sehingga saat fisik sudah sepuh seperti sekarang ini ia menjadi merasa kesulitan.
"Akhirnya, ibu harus susah-susah belajar di usia tua begini Ustadz,” keluhnya dalam Bahasa Sunda. "Tapi Alhamdulillah, sekarang mah udah ada guru ngaji yang datang ke kampung ini."
Kondisi Ibu Epon pun tak jauh berbeda dialami oleh anak-anak di Kampung Jatinunggal sekarang: tidak ada guru ngaji dan jauh jika harus ke kampung lain.
Oleh karena itu, Alhamdulillah kedatangan dai muda Ustadz Ali Sulaiman beserta istrinya kini menghidupkan harapan dan semangat mereka. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) pertama yang dibukanya sejak bulan Februari lalu sangat menarik antusias anak-anak dan para orang tua mereka.
Namun, lika-liku menghidupkan TPA pertama dan mempertahankannya tentu juga tak mudah. Ada kalanya semangat anak-anak naik-turun, sehingga Ustadz Ali pun memandang bahwa peran ini tak bisa dilakukannya sendiri.
Rabu (10/8) kemarin, ia mengadakan pertemuan bersama para wali santri TPA untuk menjalin silaturahim sekaligus menyampaikan pentingnya pendidikan agama kepada anak-anak dan bersinergi dalam menghidupkan TPA di kampung ini.
Tak patah semangat ia untuk mempertahankan dakwahnya di kampung ini dan alhmadulillah, setelah pertemuan ini pun anak-anak menjadi lebih semangat dan Ustadz Ali pun mendapat masukan yang bermanfaat untuk perbaikan.
Yuk sahabat, dukung dakwah Ustadz Ali dan para dai lainnya di penjuru negeri.
LAZNAS Dewan Dakwah - Selain rutin mengajar ngaji anak-anak, Ustadz Reman, dai muda yang mengabdi di Dusun Tui Rembuah, Desa Dadap, Lombok Tengah, juga memberikan pencerahan dan bimbingan kepada para ummahat (ibu-ibu).
Rutin setiap Ahad dari rumah ke rumah, ia mengisi kajian para ibu muslimah di kampungnya ini. Sedikit demi sedikit Ustadz Reman berikan pencerahan agar setiap keluarga mereka bisa hidup dengan tenang, nyaman, dan bahagia sesuai dengan tuntunan Islam.
Alhamdulillah, respon mereka pun begitu semangat dan antusias.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini karena perubahannya sangat tampak. Ibu-ibu sedikit demi sedikit sudah bisa mempraktikkan ilmu-ilmu yang telah disampaikan.
Contohnya, yang dulunya sering mengumpat sekarang sudah bisa menjaga lisannya, yang dulunya tidak shalat, sekarang sudah mulai belajar shalat, yang dulunya tertutup dengan ketidaktahuannya, sekarang sudah berani bertanya tentang kebenaran dan lain sebagainya," ungkap Bapak Kadus.
Akhlak kecil dan sederhana, tapi tak mudah untuk dipraktikan: menjaga lisan, menjaga shalat, menjaga semangat belajar, dan seterusnya.
Tak sedikit keluarga yang retak karena tak mampu menjaga lisannya; dan tak sedikit pula keharmonisan keluarga tak terwujud karena tak menjaga shalatnya dan hubungan baik kepada Allah Ta’ala.
Semoga Allah Ta’ala menguatkan mereka untuk istiqomah dan meneguhkan dakwah Ustadz Reman di pedalaman Lombok ini.
Yuk, dukung dakwah Ustadz Reman dan para dai lainnya di penjuru negeri.
LAZNAS Dewan Dakwah - Ustadz Supriyanto rela membeli dua jerigen minyak solar setiap bulannya demi penerangan anak-anak belajar mengaji di Dusun Air Bomban, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gangsal, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
Ketiadaan jaringan listrik yang masuk, membuat masyarakat Dusun Air Bomban harus menggunakan mesin diesel untuk penerangannya. Termasuk di antaranya adalah Masjid Al-Muhajirin yang menjadi tempat belajar mengajar Ustadz Supri bersama anak-anak.
Karena itu, bila bahan bakar habis atau mesinnya rusak, maka mereka pun belajar dengan berteman pelita atau lampu cas.
Dua jerigen solar setiap bulannya, alhamdulillah Ustadz Supriyanto biasa dibantu oleh para donatur untuk membelinya. Bahkan, terkadang ia juga merogoh dari uang pribadinya sendiri.
Ia hidupkan semangat mengaji belajar dan mengaji anak-anak tidak dengan cahaya fisik, namun dengan cahaya Islam yang ia tanamkan kepada mereka. Setiap malam Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu, mereka rutin belajar. Adapun malam Jum’atnya, Ustadz Supri memberikan pengajian kepada jama’ah masjid.
“Sudah menjadi kebiasaan kami setiap malamnya mengadakan ‘Magrib Mengaji’ karena untuk mengenalkan pendidikan agama ke anak-anak yang ada di Dusun Air Bomban,” kata Ustadz Supriyanto.
Sahabat, Ustadz Supriyanto adalah salah satu da’i yang mendapat bantuan biaya hidup dari zakat dan sedekah sahabat dan para donatur Laznas Dewan Da’wah.
Yuk, dukung terus dakwah Ustadz Supriyanto dan para dai lainnya dalam berjuang menghidupkan dakwah Islam dan pendidikan di pedalaman.
Adik-adik binaan dai Ustadz Aziz Firmansyah ini begitu antusias dan semangat mengikuti pelajaran dan bimbingan shalat di Rumah Tahfidz Rehab, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Kiprah Ustadz Aziz Firmansyah, sebagai dai dan guru ngaji yang diterjunkan untuk mengabdi di Prabumulih, Sumatera Selatan, tak hanya sekadar mengajar, tetapi juga mendidik dan membina para santrinya agar memiliki karakter dan kepribadian yang kuat, di antaranya adalah melalui pendidikan shalat.
Kehadiran seorang dai membuat anak-anak begitu akrab dengannya, sehingga pelajaran pun mudah disampaikan lebih dekat dan menyenangkan.
Rutin setiap hari, ketika masuk anak-anak dilatih untuk menjadi imam, makmum, dan muadzin secara bergantian. Bahkan, begitu antusiasnya mereka ingin jadi iman dan bisa adzan, anak-anak saling berebut untuk menjadi muadzin.
“Semakin hari, saya melihat semakin banyak potensi dan kemajuan para santri yang berkembang luar biasa,” ungkap Ustadz Aziz Firmansyah.
Pelatihan mental santri untuk menjadi imam dan muadzin juga melatih mereka untuk bisa menjadi pemimpin yang berkarakter baik dan kuat, serta bisa menebar dan menyeru kebaikan kepada masyarakat di sekitarnya.
Yuk, dukung dakwah Ustadz Aziz dan para guru ngaji lainnya di penjuru negeri.
Bekamku Dakwahku, begitulah kata-kata yang Ustadz Saldy dengungkan sekembalinya menjalankan tur dakwahnya dari pulau seberang, Pulau Pura, Alor, NTT.
Ustadz Saldy bersama rombongan berangkat ke Pulau Pura pada 19 Juni lalu. Melakukan perjalanan jauh untuk berdakwah; menumpang pick up dan dilanjutkan menyebrang lautan dengan kapal kecil. Tujuannya adalah Pulau Pura, Kampung Timuabang, Alor, NTT
Di Pulau Pura, Ustadz Saldy dan tim akan melaksanakan bekam massal. Alhamdulillah, ada hampir seratus masyarakat yang antusias berkumpul menunggu di sana untuk menerima bekam juga pelatihan bekam.
Pulau Pura merupakan salah satu pulau yang didiami oleh minoritas muslim dan mayoritas non-islam. Dengan kedatangan Ustadz Saldy yang memperkenalkan bekam, masyarakat jadi tahu bahwa ada pengobatan yang disunnahkan nabi.
Masyarakat di sana mengakui bahwa baru tahu ada pengobatan bernama bekam. "Ini adalah kali pertama kami tahu bekam, juga Ustadz Saldy merupakan orang pertama yang memperkenalkannya pada kami," aku salah satu masyarakat.
Mereka yang mengikuti pelatihan dan menerima pengobatan bekam sempat khawatir karena melihat banyaknya darah yang keluar. Namun, Ustadz Saldy dan tim menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Alhamdulillah, respon masyarakat di sana juga sangat baik, apalagi setelah mereka mencoba dibekam dan merasakan perubahan yang signifikan.
Sahabat, dakwah bukan hanya menyeru dari masjid ke masjid. Namun, hal seperti bekam juga bisa menjadi jalan dakwah, seperti yang dilakukan Ustadz Saldy.
Yuk doakan terus perjuangan Ustadz Saldy dan para guru ngaji pedalaman lainnya menjadi kebaikan serta membawa manfaat, jangan lupa hadirkan dirimu dalam perjuangan ini dengan mengirimkan dukungan terbaik.
LAZNAS Dewan Dakwah - Nikmatnya mata, kita bisa melihat dan membaca segala informasi yang kita inginkan dan butuhkan.
Namun, bila membaca hanya sekadar membaca, maka bukan ilmu dan pahala manfaat yang didapat, tapi justru hanya lelah, bahkan berbahaya dan merugikan.
Berapa banyak orang berilmu, tapi ilmunya hanya dipakai untuk kebangaan, menipu orang (hoaks), bahkan mendzalimi orang lain dan merugikan umat.
Karena itulah, para dai Dewan Dakwah yang kini mengabdi di penjuru negeri membimbing anak-anak binaanya untuk tidak sekadar membaca, tetapi lebih dari itu, yakni membaca dengan landasan iman. Salah satunya adalah Ustadz Zaenal Arpan yang mengabdi di AIK Paek, Desa Ganti, Praya timur, Lombok Tengah, NTB.
Sebagaimana wahyu pertama turun: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (QS. Al-’Alaq: 1)
Membaca bukan sekadar membaca, tetapi mereka dilatih untuk membaca dengan proses landasan iman, niat karena Allah, dan memohon pada Allah Ta’ala agar diberikan ilmu yang bermanfaat dan diridhai-Nya.
Ilmu yang bermanfaat mengenalkan iman sejati dan menjadikan diri lebih dekat pada-Nya. Ilmu menjaga dirinya, mengarahkan pada jalan kebahagiaan dan ketenangan, bukan jalan dosa yang penuh kegelisahan dan kesesatan.
Oleh karena itu, inilah yang diperjuangan oleh para da’i, guru ngaji Dewan Da’wah di penjuru negeri dalam mencetak generasi yang beriman, berilmu, dan berkhlak mulia. Mereka ajarkan membaca dengan sebenar-benarnya membaca.
Yuk sahabat, dukung dakwah Ustadz Zaenal Arpan dan para dai dalam mengajarkan membaca kepada umat binaannya:
LAZNAS Dewan Dakwah - Tahukah sahabat, bahwa di balik keistiqomahan para dai dan guru ngaji dalam berdakwah, ada ketegaran mereka dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan?
Bahkan tak hanya fisik, tetapi juga ujian mental yang harus dihadapi dengan kesabaran dan ketegaran.
Ustadz Rahmadin salah satunya, da’i Dewan Da’wah yang mengabdi di kampungnya sendiri, yakni Desa Ndano, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, ia aktif membina masyarakat dan rutin mengajar ngaji anak-anak di desa ini.
Bahagianya Ustadz Rahmadin karena ia bisa berdakwah dan mengajar di kampungnya sendiri. Namun, sekitar satu minggu ia datang, beberapa kali ia mendengar tuduhan-tuduhan verbal tentang dirinya, bahwa ia yang telah mengenyam kuliah dakwah hanya bisa ceramah saja, tidak bisa bertani seperti yang lain.
Tentu, tuduhan verbal ini menjadi ujian mental bagi Ustadz Rahmadin untuk tetap bisa bersikap dengan hati yang lapang, tenang, dan sabar.
“Akhirnya, saya membuktikan kalau saya juga bisa bertani jagung,” ungkapnya dengan optimis.
Serius dan sungguh-sungguh, Ustadz Rahmadin berusaha belajar bertani jagung dengan dibantu oleh orang tuanya. Ia juga belajar cara memupuk agar hasil panen yang didapat besar-besar.
Mulai dari akhir tahun 2021 lalu di bulan Desember, ia mulai menanam benih di tiga lahannya sendiri. Ia rawat dan pupuk dengan benar dan sungguh-sungguh.
Bahkan, ia pun sempat sakit karena kecapekan. Namun, usahanya yang serius dan sungguh-sungguh memang tak mengkhianati hasil.
Alhamdulillah, bulan April 2022 lalu ia bisa panen besar jagung-jagungnya. Dari 25 kilogram jagung yang ditanam bisa menghasilkan 10 ton jagung. Kalau diuangkan bisa sekitar 46-an juta rupiah.
“Setidaknya saya sudah berusaha dan Alhamdulillah hasilnya segitu. Cuma, bertani jagung sangat capek, (tapi) yang penting saya sudah dapat pengalaman sekali, Alhamdulillah (saya) bahagia,” ungkap Ustadz Rahmadin dengan penuh syukur.
Ustadz Rahmadin sangat bersyukur karena tanamannya berhasi dan hasil panennya bisa mendukung kehidupan keluarga dan kiprah dakwahnya di Desa Ndano ini.
Terima kasih ya sahabat, kiprah dakwah Ustadz Rahmadin juga tak lepas dari dukungan dan partisipasi zakat, infak, dan sedekah yang sahabat tunaikan melalui Laznas Dewan Dakwah.
Yuk dukung kiprah dakwah Ustadz Rahmadin dan para dai lainnya di penjuru negeri.
LAZNAS Dewan Dakwah - Ustadz Puguh Budi Prasejo (43) dikenal akrab oleh masyarakat sebagai guru ngaji, pengurus masjid, sekligus petani ikan nila di Kroboka, Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Ustadz Puguh aktif mengajar ngaji di masyarakat Kroboka, tepatnya di Masjid As-salam yang lokasinya tepat di samping rumahnya. Selain itu, rumahnya juga dijadikan tempat belajar bagi anak-anak sekitar.
Alhamdulillah, beberapa bulan kemarin Ustadz Puguh mendapat bantuan modal usaha dari Laznas Dewan Da’wah untuk meningkatkan budi daya ikan nilanya. Panen perdananya pada Senin (16/5/2022) lalu cukup memuaskan. Dari kolam seluas 200 meter persegi bisa menghasilkan kurang lebih 1,5 kwintal atau 150 kilogram ikan.
Alhamdulillah, begitu bersyukurnya Ustadz Puguh, hasil panen pun tak dinikmati sendiri, namun dibagikan pula untuk membantu para yatim dan dhuafa yang ada di sekitar lingkungannya. Ustadz Puguh berharap dengan adanya kolam ikan serta tambahan modal ini tidak hanya bermanfaat untuk diri dan keluarganya, tetapi juga bermanfaat pula bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, Ustadz Puguh juga berencana untuk menyisihkan hasil panennya untuk dakwah pedalaman sehingga bisa mendukung program dakwah para dai lainnya di penjuru negeri. Maa Syaa Allah
Yuk sahabat, mari ikut berpartisipasi dalam program pemberdayaan da’i seperti Ustadz Puguh.
LAZNAS Dewan Dakwah - Alhamdulillah, Laznas Dewan Da’wah telah menyalurkan beasiswa santri untuk membantu anak-anak di Kepulauan Mentawai bisa belajar di madrasah atau pesantren.
Rata-rata anak-anak tinggal di luar Pulau Sikakap yang sekolah di Madrasah Aliyah Darul Ulum, Dusun Mabolak, Desa Sikakap, Kecamatan Sikakap, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Di pulau-pulau belum banyak ada sekolah atau madrasah, sehingga membuat mereka banyak yang berdatangan. Namun, perjalanan yang tak dekat dan ongkos tak mendukung kondisi mereka untuk pulang pergi ke rumah.
Oleh karena itu, begitu bersyukur mereka mendapat program beasiswa santri ini. Terlebih dengan adanya asrama santri yang telah dibangun juga sangat membantu mereka yang berasal dari luar pulau.
Alhamdulillah, teriring rasa syukur dan terima kasih dari mereka kepada para donatur Laznas Dewan Da’wah beserta mitranya atas bantuan ini. Semoga Allah Ta’ala membalasnya dengan keberkahana dan kebaikan yang berlipat.
Yuk, terus luaskan kebaikanmu dengan sedekah terbaik untuk guru ngaji di pedalaman.
LAZNAS Dewan Dakwah - Laznas Dewan Dakwah sesuai dengan namanya berfokus pada kegiatan dakwah. Salah satunya adalah pergerakan dakwah paling dasar dan sering kali dilupakan, guru ngaji Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Alhamdulillah, telah disalurkan bantuan mukafaah untuk guru ngaji TPQ Baiturrahim, Lagoa, Jakarta Utara. Jumlah guru ngaji di sana ada sepuluh orang dengan ratusan santri. Santri-santri yang ada terdiri dari berbagai usia mulai dari umur 4-15 tahun.
“Semoga program bantuan seperti ini lebih banyak dan ditingkatkan lagi, agar tegak dan majunya Islam dapat dicapai oleh generasi penerus,” kaa Elisahwati.
Selain pemberian mukafaah untuk guru ngaji, Laznas Dewan Dakwah juga memberikaan Al-Qur’an sebagai fasilitas belajar anak-anak santri di sana.
“Terima kasih atas bantuan yang diberikan, semoga menjadi keberkahan bagi semuanya,” ujar Siti Sailah, salah satu guru ngaji di sana.
Guru ngaji merupakan ujung tombak pendidikan dini, selain pendidikan di rumah. Pembekalan agama dan pengenalan Islam yang paling mendasar dimulai dengan kelompok kecil di TPQ.
Sayangnya, guru ngaji justru merupakan entitas yang sering kali dialpakan dalam hal kesejahteraan.
Ayo, peduli guru ngaji! Salurkan kepedulianmu melalui sedekah terbaik.
LAZNAS Dewan Dakwah - Diapit oleh mayoritas kampung nonmuslim, Kampung Jatinunggal di Desa Sindangjaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, dihuni oleh mayoritas masyarakat muslim. Namun, ketiadaan guru ngaji pembinaan anak-anak harus ke kampung tetangga yang cukup jauh.
“Saat saya mengumumkan akan dibukanya TPA, ibu-ibu Kampung Jatinunggal begitu semangat dalam meresponnya. Sebab, kata mereka di Kampung ini belum ada guru ngaji sehingga anak-anak mereka seringkali mengaji ke kampung tetangga yang jaraknya cukup jauh,” kata Ustadz Ali Sulaiman.
Alhamdulillah, kini setelah kedatangan Ustadz Ali, dai muda dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, beserta istrinya, pembinaan anak-anak dihidupkan. Ustadz Ali berinisiatif untuk membuka Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) pertama di kampung ini.
Bahkan, begitu antusias dan bahagianya ibu-ibu kampung dengan TPA ini, rencana Ustadz Ali yang akan membuka TPA pada bulan Maret, menjadi dipercepat pada bulan Februari lalu karena kedatangan anak-anak mereka lebih cepat dan lebih banyak.
Pengajaran Al-Qur’an cukup minim di Kampung Jatinunggal, sehingga Ustadz Ali pun menekankan baca tulis Al-Qur'an dan hafalan-hafalan surat pendek.
“Selain itu, kami berusaha menekankan wajibnya sholat lima waktu juga memberikan motivasi kepada mereka untuk terus semangat dalam menuntut ilmu,” kata Ustadz Ali
Sahabat, Ustadz Ali ini adalah salah satu barisan para dai yang setiap bulannya didukung melalui zakat yang sahabat dan para donatur tunaikan melalui Laznas Dewan Da’wah.
Yuk, terus dukung Ustadz Ali dan para dai lainnya hidupkan dakwah Islam di penjuru negeri.
LAZNAS Dewan Dakwah - Sahabat, adik-adik binaan Ustadz Ritajib ini semangat sekali dalam hal berbagi untuk menyukseskan kegiatan mereka bersama masyarakat.
“Saya beserta adik-adik TPQ dari pagi sampai menjelang Shalat Jum’at antusias sekali dalam menyukseskan kegiatan (sedekah makan bersama) ini, yakni dengan cara menyumbang beras setiap anak satu gelas dan bahkan lebih demi kegiatan ini berjalan,” cerita Ustadz Ritajib.
Ustadz Ritajib, dai muda Dewan Da’wah dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir ini berusaha untuk memberikan pemahaman tentang keutamaan berbagi melalui infak atau sedekah kepada anak-anak dan masyarakat di sekitarnya. Pasalnya, mereka juga banyak yang belum mengetahui tentang keutamaan amal ini.
“Karena, setelah saya evaluasi, masyarakat di sini masih minim sekali pemahaman seperti apa itu infak,” Ustadz Ritajib menjelaskan kondisi mereka.
Siang itu (11/2/2022), masyarakat berkumpul hangat di Masjid Jaddu bin Rasyid Al-Jaddu di Dusun Dasan Gelumbang, Desa Andalan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
Setelah Shalat Jum’at, Ustadz Ritajib sampaikan kepada jama’ah bahwa banyak sekali adik-adik Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Masjid Jaddu bin Rasyid Al-Jaddu ini. Ia juga sampaikan pengertian dan keutamaan berinfak untuk mendukung kegiatan TPQ di masjid.
Tidak hanya itu, jama’ah diajak makan bersama. Penyampaian keutamaan infak atau sedekah dibuktikan dengan menikmati “Sedekah Makan untuk Rakyat” yang telah disiapkan bersama adi-adik binaanya.
Alhamdulillah, suasana hangat dan kebersamaan masyarakat menyatu di dalam masjid. Mereka jadi paham dengan apa yang disampaikan Ustadz Ritajib.
Sahabat, Ustadz Ritajib ini adalah salah satu dai yang didukung oleh zakat, infak, dan sedekah dari para donatur. InsyaaAllah, sebagai dai atau guru ngaji di Lombok, ia akan terus membina dan menyebarkan dakwahnya untuk membangun umat di sekitarnya.
Yuk, dukung dakwah Ustadz Ritajib.
LAZNAS Dewan Dakwah - Sahabat, inilah wajah-wajah para mualaf yang menjadi binaan para dai Dewan Da’wah di Kampung Mualaf, Dusun Lambentana, Desa Salobiro, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Anak-anak hingga kepala suku ramai-ramai hadir di rumah dai, Ustadz Agus dan Ustadz Iqbal.
Pada hari itu, awal tahun 2022, mereka diajak untuk makan bersama para dai yang datang berkunjung ke sana, yakni Ustadz Sigit dan Ustadz Firdaus beserta tim dari Laznas Dewan Da’wah Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
Wajah-wajah bahagia para mualaf bisa berkumpul dan makan bersama, menikmati hidangan makanan sambil menerima pelajaran dari para dai.
Senyum antusias mereka, saling menyapa, berbagi cerita, hingga bercanda bersama menjadi warna hari yang cerah itu.
“Alhamdulillah, pada hari itu momentum yang sangat bahagia sekali bagi kami, para da'i yang ada di lapangan, karena dengan adanya kegiatan makan bersama, para muallaf dapat berkumpul secara keseluruhan yang jumlahnya kurang lebih 100 orang,” cerita Ustadz Agus Salim.
Inilah kondisi kampung mualaf binaan di Lambentana. Kondisi masyarakat yang masih awam terhadap agama menjadi tantangan tersendiri bagi para dai.
Satu kampung baru ada dua dai yang tinggal menetap. Selain butuh kesabaran dan perjuangan yang lebih, kedekatan hubungan sosial dengan mereka juga harus mereka jaga.
Oleh karena itu, para dai di sini sering mengadakan kegiatan makan bersama sebagai strategi merekatkan hubungan sekaligus menyampaikan amanah dakwah dengan lebih mudah.
Sahabat, yuk dukung dakwah Ustadz Agus dan Ikbal di kampung mualaf Lambentana dengan amal zakat, infak, sedekah, dan amal terbaik kita.
InsyaaAllah, dukunganmu menjadi amal terbaik yang menggerakan pembinaan umat dan lahirnya generasi-generasi hebat dari pedalaman.
LAZNAS Dewan Dakwah - "Ustadz, kami berharap ustadz mengajari kami disini yang ilmunya nol sama sekali. Tolonglah kami ustadz, ajari kami. Datanglah ustadz setiap sore Jum'at mengisi pengajian kami ini," kata ibu-ibu Majelis Ta’lim Simartugan.
Sahabat, ini adalah Ustadz Darman Laoli, salah satu kader dai dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir yang ditugaskan di Desa Lingga Raja, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Di antara rutinitas Ustadz Darman adalah membina pengajian ibu-ibu di beberapa desa. Rutin setiap Jum’at ia bergilir membina pengajian di Desa Lingga Raja, Desa Simartugan, atau Desa Kutambelang. Ia bergilir dari rumah ke rumah.
Awalnya, Majelis Ta’lim di Desa Lingga Raja terbentuk sejak Ustadz Darman memberikan ide untuk menggerakkan kegiatan mereka. Alhamdulillah, respon mereka pun cukup antusias dan kini Ustadz Darman diminta mengisi pengajian ibu-ibu di desa sebelah.
Tak hanya itu, sedikit demi sedikit, hidayah itu datang. “Alhamdulillah, melalui kegiatan ini, ibu-ibu yang tadinya malas shalat, menjadi rajin shalat, masjid yang dulunya vakum, Alhamdulillah, sekarang jadi banyak kegiatan,” tulis Ustadz Darman melaporkan hasil kegiatannya.
Alhamdulillah, semoga ibu-ibu binaan Ustadz Darman senantiasa istiqomah untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas amal dan ibadah mereka.
Yuk sahabat, dukung dakwah Ustadz Darman dan para dai lainnya di penjuru nusantara.
Aktivitas Bertani Ciptakan Kemandirian Pangan Santri Perwira, Banten
LAZNAS Dewan Dakwah - Ustadz Anton dan Ustadz Matin, Dai Dewan Da’wah dari Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir, saat ini mengabdi di Pesantren Wirausaha dan Tahfidz Al-Qur’an (Perwira), di Cigeulis, Pandeglang, Banten.
Hari itu, cuaca cerah. Para santri sedang asyik menanam padi bersama di sawah. Mereka diajak Ustadz Anton dan Ustadz Matin menanam padi bersama di sawah sekitar pesantren.
Ramai-ramai mereka turun ke sawah, bercampur lumpur dan terik matahari sembari asyik menanam padi dengan hati-hati.
InsyaaAllah, padi-padi ini adalah ikhtiar untuk menciptakan kemandirian pangan para santri. Ketika nanti panen, padi-padi tersebut bisa digunakan untuk makan santri, sehingga biaya makan pun bisa terbantu dan mereka bisa fokus belajar mengaji.
Yuk sahabat, bantu dakwah Ustadz Anton, Ustadz Matin, dan para dai lainnya dengan zakat, infak, dan sedekah terbaik kita.
LAZNAS Dewan Dakwah - “Bahagia itu ketika hafalan kita lancar,” tulis Ustadz Mukhlidin. Ia bersama santri binaannya tengah asyik belajar dan menghafal Al-Qur’an bersama di halaman.
Ustadz Mukhlidin adalah Dai Dewan Da’wah yang baru saja lulus dan diwisuda dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir pada akhir tahun 2021 lalu. Kini ia telah memulai tugas pengabdian dakwahnya di Pondok Pesantren Babus Sa'adah, Desa Kedabu Rapat, Dusun Parit Amat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Sabtu kemarin (15/1), Ustadz Mukhlidin bersama santri pondok menghafal Al-Qur’an bersama di luar ruangan. Suasana mengahafal di halaman membuat mereka nyaman, apalagi anginnya yang sepoi-sepoi.
Dengan beralaskan tikar, mereka duduk bersama sambil membuka mushaf. Ustadz Mukhlidin berusaha membuat para santrinya nyaman, sehingga mereka bisa mudah menghafal.
“Setiap santri menghafal Al-Qur'an dengan mudah dan niat ikhlas kepada Allah Azza wa Jalla, sehingga mereka dengan mudah ziyadah dan muraja'ah hafalan, bahkan muraja'ah satu kali duduk,” ungkap Ustadz Mukhlidin.
InsyaAllah, selama dua tahun ke depan ia akan membina para santri di sini agar menjadi generasi hebat, yakni generasi Qur’ani yang bertakwa dan berakhlak karimah.
Dai Datang, Rintis TPA dan Ajari Shalat yang Benar
Hari itu, Masjid Al-Kariem ramai dengan suara anak-anak belajar praktik sholat beserta bacaannya. Mereka berbaris membentuk shaf lurus dan memperagakan shalat berjamaah. Dengan bimbingan Ustadz Muqri, mereka ditunjukan beberapa bacaan, gerakan, dan sikap shalat yang benar.
Ustadz Muqri baru saja datang ke tempat pengabdian dakwahnya pada awal 2022 ini.
Desa Tik Tebing, Kecamatan Lebong Atas, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu akan menjadi rumah sementaranya. Dua tahun ke depan ia akan berdakwah membina umat di sini.
Ia melihat anak-anak di sana yang belum bisa shalat. Bukan hanya bacaan, gerakan shalat pun mereka tidak terbiasa.
Oleh karena itu, Ustadz Muqri berupaya untuk mulai memulai dan menghidupkan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di masjid sebagai wadah belajar anak-anak.
Mengingat betapa pentingnya shalat dalam agama, Ustadz Muqri berusaha dengan sabar mengajari anak-anak sampai bisa, dan tentunya dengan cara asyik dan menyenangkan.
Alhamdulillah, meski banyak yang belum hafal bacaan shalat, mereka antusias mengikuti praktik shalat bersama.
“Kami berterima kasih kepada Ustadz yang mau dan mengajak belajar anak-anak karena selama di sekolah, mereka belum pernah diajarkan,” ujar salah satu orang tua tokoh masyarakat.
Dengan kedatangan Ustadz Muqri di tempat pengabdiannya, estafet dakwah terus berlanjut. InsyaaAllah, pembinaan dakwah Islam di sini juga terus dilakukan demi terciptannya generasi yang unggul dan bertakwa.
Mari kita bersamai perjuangan dakwah Ustadz Muqri dan da'i Dewan Dakwah dengan do'a dan sedekah terhebat sahabat.
Kisah Perjuangan, Jadi Lentera Islam di Papua
Masih ingat dengan Ustadz Rizqi Fadillah yang mengabdi di Papua? Pekan lalu beliau baru saja datang di tempat tugasnya dengan mengarungi lautan dan menjelajah daratan.
Di Werianggi, Distrik Wasior, Papua Barat, yang merupakan tempat tugas Ustadz Rizqi, memang sudah ada listrik.
Namun beberapa kali dalam sepekan, listrik di waktu malam akan padam karena gangguan.
Seperti malam itu, ketika jadwal mengaji anak-anak mestinya berlangsung dengan penerangan yang cukup, listrik mengalami gangguan dan gelap.
Dan hal tersebut tidak membuat anak-anak mengeluh apalagi menyerah. Mereka tetap datang dengan penuh antusias dan semangat.
"Anak-anak ini yang kemudian akan jadi generasi yang penegak Islam yang kuat, aamiin", harap Ustadz Rizqi.
Dengan berbekal lampu senter dari ponsel yang dipunyainya, Ustadz Rizqi mengajar dan menelaah sekaligus menerangi bacaan anak-anak.
Ustadz Rizqi datang dari Jakarta dengan cahayanya yang akan jadi lentera dan menularkan sinarnya di Papua.
Ustadz Rizqi melakukan pendekatan sederhana, salah satunya dengan menjadi guru ngaji untuk anak-anak sekitar.
Sejauh ini sudah ada 15 orang anak yang terus mengaji bersama Ustadz Rizqi. Tidak hanya mengaji, Ustadz Rizqi juga melakukan Tahsin dan memberikan pelajaran dasar agama Islam.
Terus bersamai perjuangan Ustadz Rizqi dan da'i Dewan Dakwah lainnya, dengan do'a dan sedekah terhebat Sahabat Dakwah.
Ngaji Beda Tempat Jadi Booster Semangat
LAZNAS Dewan Dakwah - "Ustadz habis mengaji na langsung mandi air laut e," celetuk salah seorang anak dengan aksen Alornya. Begitulah keriangan anak-anak yang terdengar tiap hari Sabtu datang.
Sabtu menjadi hari yang spesial baik bagi anak-anak maupun bagi Ustadz Saldy yang bertugas di Desa Mutiara, Teluk Mutiara, Alor, NTT.
Jika sebelumnya kegiatan mengaji rutin berada di dalam ruangan, maka khusus Sabtu, diadakan di luar ruangan sambil menikmati keindahan pemandangan sore hari.
“Kegiatan ini aktif dilakukan sejak awal bulan Desember ini, bisa jadi booster semangat untuk anak-anak,” jelas Ustadz Saldy.
Adapun tujuan diadakannya KBM di luar ruangan guna menghilangkan kejenuhan anak-anak. Juga menambah semangat sekaligus menjadi waktu untuk menyegarkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat.
“Di tempat yang berbeda dengan pemandangan yang, subhanallah, sungguh menenangkan dan menyegarkan mata serta pirkiran membuat anak-anak merasa bahagia dan damai,” tambah Ustadz Saldy
Mengetahui anak didiknya senang dengan suasana baru, Ustadz Saldy berharap mereka lebih semangat lagi dalam belajar dan ukhuwahnya makin erat.
“Karena hanya dengan kegiatan inilah mereka bisa jalan-jalan bersama, sebagai perekat ukhuwah juga di antara kami” jelas Ustadz Saldy.
Terus dukung dan bersamai dakwah para da'i lainnya di penjuru nusantara dengan sedekah terbaik kita.
LAZNAS Dewan Dakwah – Alhamdulillah, pada Senin (29/11/21), para Dai dan Daiyah yang telah lulus dari STID M. Natsir dan diwisuda pada sabtu lalu, telah mendapat pembekalan di Muslimat Center Dewan Da’wah, Cipayung, Jakarta Timur. Penguatan Bekal Dakwah Sebelum Terjun Mengabdi
Kegiatan pembekalan dilakukan selama dua hari diikuti oleh 96 peserta yang siap diberangkatkan ke Pedalaman Nusantara.
Materi yang diberikan beragam mulai dari peta dakwah, jurnalistik dakwah hingga bagaimana menyampaikan dakwah dalam bentuk berita.
Menurut Alfian selaku bidang dakwah LAZNAS Dewan Dakwah kegiatan ini dilakukan untuk pemantapan bagi para dai yang akan mengabdi di pedalaman setelah sebelumnya mereka dibina selama empat tahun di STID M. Natsir. Penguatan Bekal Dakwah Sebelum Terjun Mengabdi
Alfian berharap perjuangan para dai ini akan menjadi kisah di masa depan bagi masyarakat Indonesia bahwa Dai ikut hadir dalam menjaga NKRI sesuai dengan tema yang diusung, yakni “Dai Hadir dan Merekatkan Bangsa dalam Menjaga Kedaulatan NKRI.”
Bagikan tautan ke media sosial