“waktu masih kecil itu pernah di ajak main sama kakeknya, kakeknya ngasih sesuatu tapi Shakel tidak merespon seolah tidak melihat mainan yang kakeknya berikan. Saya khawatir anak saya kenapa-kenapa akhirnya saya bawa kedokter untuk di periksa” ungkap sang ibu.
Shakel yang kini berusia 4 tahun sudah bisa berjalan dan melihat. Saat masih kecil oleh dokter pernah dinyatkan bahwa shakel tidak bisa melihat dan hidrosefalus, selain itu Shakel juga memiliki kelainan pada kaki yang membuatnya baru bisa berjalan di usia nya yang ke 3 tahun. Sebagai orangtua tentu tidak sepasrah itu dengan keadaan yang menimpa si buah hati. Akhirnya orangtua membawa shakel ke dokter untuk di periksa lebih lanjut. Dan ternyata Shakel terlahir tanpa lensa mata yang kemudian membuatnya sulit untuk melihat, dan kelainan pada kaki yang membuatnya tidak bisa berjalan
“Saat usia 5 bulan anak saya pernah di vonis oleh dokter tidak bisa melihat dan di nyatakan hidrosefalus”
Shakel akhirnya di rujuk kerumah sakit Dr. M. Djamil Padang, hampir setengah tahun shakel di padang demi beberapa rangkaian pengobatan. Shakel di vonis oleh dokter terkena penyakit di bagian kaki nya (Conginetal Talipes equinovaros Ctev) dan kelainan pada bagian mata (Aphakia, Microthalmia, microcornea) mata nya tampak tidak focus dan terkadang bergerak tak beraturan sebab matanya sudah tidak memiliki lensa selama 3 tahun. Shakel harus memakai kacamata nya yang berukuran +18 untuk membantu shakel agar bias melihat dengan jelas. Saat ini Shakel sudah menjalani operasi mata sebanyak 3 kali dan operasi kaki sebanyak 2 kali. Setelah menjalani banyak nya rangkaian operasi, saat ini Shakel sudah mulai bisa melihat, sudah bisa membedakan warna. Dan Shakel sudah mulai bisa berjalan walau belum bisa berjongkok karna kakinya sakit bila di tekukkan.
“selain mata yang masih harus di operasi, dokter orthopedic juga menyarankan untuk segera mengoperasi kaki shakel. kasian sampe sekarang belum bisa jongkok, kalo buang air besar saja harus saya pangku dulu pak. Saya berharap anak saya bisa sehat setidaknya bisa mengurus diri nya sendiri nanti” ungkap sang ibu.
Belum cukup sampai disana, saat ini Shakel harus kembali melakukan operasi mata dan control mata di Rumah Sakit Cicendo Bandung, Namun dengan keadaan ekonomi keluarga terpaksa operasi dan control tersebut harus di batalkan. Ayah Shakel yang sehari–harinya bekerja sebagai petani karet dengan pendapatan nya Rp. 700.000/bulan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya pengobatan Shakel.
Selain itu, harga kacamata yang mahal membuat shakel terpaksa harus memakai kacamata lama nya walau sudah sering patah.
“kacamata shakel udah sering patah kak, kalo patah biasanya kami lem pake alteco. Soalnya kalo mau beli uangnya belum ada” ungkap ibu Shakel
Pencairan Donasi
Rp. 2.019.853
dari target Rp 124.500.000
“waktu masih kecil itu pernah di ajak main sama kakeknya, kakeknya ngasih sesuatu tapi Shakel tidak merespon seolah tidak melihat mainan yang kakeknya berikan. Saya khawatir anak saya kenapa-kenapa akhirnya saya bawa kedokter untuk di periksa” ungkap sang ibu.
Shakel yang kini berusia 4 tahun sudah bisa berjalan dan melihat. Saat masih kecil oleh dokter pernah dinyatkan bahwa shakel tidak bisa melihat dan hidrosefalus, selain itu Shakel juga memiliki kelainan pada kaki yang membuatnya baru bisa berjalan di usia nya yang ke 3 tahun. Sebagai orangtua tentu tidak sepasrah itu dengan keadaan yang menimpa si buah hati. Akhirnya orangtua membawa shakel ke dokter untuk di periksa lebih lanjut. Dan ternyata Shakel terlahir tanpa lensa mata yang kemudian membuatnya sulit untuk melihat, dan kelainan pada kaki yang membuatnya tidak bisa berjalan
“Saat usia 5 bulan anak saya pernah di vonis oleh dokter tidak bisa melihat dan di nyatakan hidrosefalus”
Shakel akhirnya di rujuk kerumah sakit Dr. M. Djamil Padang, hampir setengah tahun shakel di padang demi beberapa rangkaian pengobatan. Shakel di vonis oleh dokter terkena penyakit di bagian kaki nya (Conginetal Talipes equinovaros Ctev) dan kelainan pada bagian mata (Aphakia, Microthalmia, microcornea) mata nya tampak tidak focus dan terkadang bergerak tak beraturan sebab matanya sudah tidak memiliki lensa selama 3 tahun. Shakel harus memakai kacamata nya yang berukuran +18 untuk membantu shakel agar bias melihat dengan jelas. Saat ini Shakel sudah menjalani operasi mata sebanyak 3 kali dan operasi kaki sebanyak 2 kali. Setelah menjalani banyak nya rangkaian operasi, saat ini Shakel sudah mulai bisa melihat, sudah bisa membedakan warna. Dan Shakel sudah mulai bisa berjalan walau belum bisa berjongkok karna kakinya sakit bila di tekukkan.
“selain mata yang masih harus di operasi, dokter orthopedic juga menyarankan untuk segera mengoperasi kaki shakel. kasian sampe sekarang belum bisa jongkok, kalo buang air besar saja harus saya pangku dulu pak. Saya berharap anak saya bisa sehat setidaknya bisa mengurus diri nya sendiri nanti” ungkap sang ibu.
Belum cukup sampai disana, saat ini Shakel harus kembali melakukan operasi mata dan control mata di Rumah Sakit Cicendo Bandung, Namun dengan keadaan ekonomi keluarga terpaksa operasi dan control tersebut harus di batalkan. Ayah Shakel yang sehari–harinya bekerja sebagai petani karet dengan pendapatan nya Rp. 700.000/bulan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya pengobatan Shakel.
Selain itu, harga kacamata yang mahal membuat shakel terpaksa harus memakai kacamata lama nya walau sudah sering patah.
“kacamata shakel udah sering patah kak, kalo patah biasanya kami lem pake alteco. Soalnya kalo mau beli uangnya belum ada” ungkap ibu Shakel
Jumlah yang telah dicairkan : Rp. 2.019.853
Pencairan Donasi
Rp. 2.019.853
Bagikan tautan ke media sosial