Akan tetapi puskesmas tidak dapat memeriksa nya karena kekurangan alat dan tenaga medis yang memadai, lalu ibu maryani pun di rujuk ke rumah sakit guna di periksa lebih lanjut. Bu maryani pun di periksa di rumah sakit lalu dokter pun mendiagnosis Benign Connective Tisue Tumor unspecified atau disebut Tumor di bagian tangannya. Bu maryani pun harus menjalani operasi pengangkatan tumor tersebut.Keluarga bu maryani bisa di sebut keluarga yang tidak mampu, suaminya pak karmana hanya seorang pengakut sampah di daerah nya, dan penghasilan hanya 40 rb dalam sehari saja. Dengan berpenghasilan yang hanya 40 rb pak karmana pun tidak mampu untuk membawa bu maryani untuk lanjut mengobati tumor yang di derita nya, jangankan untuk mengobati istri nya, untuk sehari-hari nya pun mereka kekurangaan.
Dengan itu ibu maryani pun tidak tinggal diam saja melihat suaminya bekerja sangat keras untuk keluarga, ibu maryani pun hingga berjualan gorengan untuk membantu ekonomi keluarga yang serba kurang.
Di tengah kondisi yang seperti itu ibu maryani tetap berjuangan untuk kesembuhan dirinya dan berjuang untuk membantu kehidupan keluarganya, padahal benjolan di tangan bu maryani semakin membesar.
dari target Rp 98.000.000
Akan tetapi puskesmas tidak dapat memeriksa nya karena kekurangan alat dan tenaga medis yang memadai, lalu ibu maryani pun di rujuk ke rumah sakit guna di periksa lebih lanjut. Bu maryani pun di periksa di rumah sakit lalu dokter pun mendiagnosis Benign Connective Tisue Tumor unspecified atau disebut Tumor di bagian tangannya. Bu maryani pun harus menjalani operasi pengangkatan tumor tersebut.Keluarga bu maryani bisa di sebut keluarga yang tidak mampu, suaminya pak karmana hanya seorang pengakut sampah di daerah nya, dan penghasilan hanya 40 rb dalam sehari saja. Dengan berpenghasilan yang hanya 40 rb pak karmana pun tidak mampu untuk membawa bu maryani untuk lanjut mengobati tumor yang di derita nya, jangankan untuk mengobati istri nya, untuk sehari-hari nya pun mereka kekurangaan.
Dengan itu ibu maryani pun tidak tinggal diam saja melihat suaminya bekerja sangat keras untuk keluarga, ibu maryani pun hingga berjualan gorengan untuk membantu ekonomi keluarga yang serba kurang.
Di tengah kondisi yang seperti itu ibu maryani tetap berjuangan untuk kesembuhan dirinya dan berjuang untuk membantu kehidupan keluarganya, padahal benjolan di tangan bu maryani semakin membesar.
Bagikan tautan ke media sosial