Tanggal 27 Desember 2024 menjadi hari yang mengubah hidup Naufal selamanya. Saat pulang bermain, ia terpeleset dan jatuh. Awalnya, semuanya terlihat biasa saja, namun beberapa bulan kemudian, Naufal tidak bisa berjalan lagi. Dari paha hingga kaki, ia tidak merasakan apa-apa. Keluarga awalnya membawa Naufal ke tukang urut tulang, dan ia divonis mengalami syaraf kejepit.
Kondisi Naufal semakin memburuk. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, bahkan tidak bisa buang air kecil dan besar sendiri. Pada tanggal 3 Februari 2025, Naufal divonis menderita penyakit baru : Dekubitus (luka akibat terlalu lama berbaring). Luka di bagian pantatnya begitu parah hingga harus dioperasi. Meski operasi menggunakan BPJS, biaya pasca operasi dan perawatan sehari-hari tidak bisa ditanggung oleh BPJS.
Kini, Naufal tinggal di rumah singgah. Biaya perawatan pasca operasi mencapai Rp 700.000 per hari, termasuk perawat, underpad, perban, obat-obatan, dan biaya hidup di rumah singgah. Ayah Naufal, Hamdan, bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan Rp 2.500.000 per bulan. Sedangkan ibu Naufal sedang mengandung anak kedua mereka, yang kini berusia 3 bulan.
Naufal, bocah berusia 8 tahun, kini tidak bisa beraktivitas atau sekolah seperti teman-temannya. Namun, ia masih punya harapan dan mimpi besar: "Aku ingin sembuh dan jadi guru," ujarnya penuh harap.
Mari kita bantu Naufal mewujudkan mimpinya! Setiap donasi yang kamu berikan akan membantu Naufal mendapatkan perawatan yang layak dan kembali menjalani hidupnya seperti anak-anak lainnya. Bersama, kita bisa mengembalikan senyum dan harapan Naufal!
Setiap donasi kamu adalah langkah kecil untuk mengembalikan senyum Naufal. Yuk, bantu Naufal sembuh dan wujudkan mimpinya menjadi guru!"
Tanggal 27 Desember 2024 menjadi hari yang mengubah hidup Naufal selamanya. Saat pulang bermain, ia terpeleset dan jatuh. Awalnya, semuanya terlihat biasa saja, namun beberapa bulan kemudian, Naufal tidak bisa berjalan lagi. Dari paha hingga kaki, ia tidak merasakan apa-apa. Keluarga awalnya membawa Naufal ke tukang urut tulang, dan ia divonis mengalami syaraf kejepit.
Kondisi Naufal semakin memburuk. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur, bahkan tidak bisa buang air kecil dan besar sendiri. Pada tanggal 3 Februari 2025, Naufal divonis menderita penyakit baru : Dekubitus (luka akibat terlalu lama berbaring). Luka di bagian pantatnya begitu parah hingga harus dioperasi. Meski operasi menggunakan BPJS, biaya pasca operasi dan perawatan sehari-hari tidak bisa ditanggung oleh BPJS.
Kini, Naufal tinggal di rumah singgah. Biaya perawatan pasca operasi mencapai Rp 700.000 per hari, termasuk perawat, underpad, perban, obat-obatan, dan biaya hidup di rumah singgah. Ayah Naufal, Hamdan, bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan Rp 2.500.000 per bulan. Sedangkan ibu Naufal sedang mengandung anak kedua mereka, yang kini berusia 3 bulan.
Naufal, bocah berusia 8 tahun, kini tidak bisa beraktivitas atau sekolah seperti teman-temannya. Namun, ia masih punya harapan dan mimpi besar: "Aku ingin sembuh dan jadi guru," ujarnya penuh harap.
Mari kita bantu Naufal mewujudkan mimpinya! Setiap donasi yang kamu berikan akan membantu Naufal mendapatkan perawatan yang layak dan kembali menjalani hidupnya seperti anak-anak lainnya. Bersama, kita bisa mengembalikan senyum dan harapan Naufal!
Setiap donasi kamu adalah langkah kecil untuk mengembalikan senyum Naufal. Yuk, bantu Naufal sembuh dan wujudkan mimpinya menjadi guru!"
Bagikan tautan ke media sosial