*Usianya sudah sangat tua dan renta, bahkan tubuh bungkuknya berjalan dengan gemetar. Namun Mak Manah (82tahun) masih harus berjuang mencari nafkah demi sang kakak Mak Mis'ah (100 tahun). Demi bertahan hidup bersama sang kakak yang sedang sakit, beliau rela berjualan sapu lidi keliling.*
.
Hampir setiap hari Mak Manah bergelut dengan pelepah pohon yang ia buat sapu lidi. Berbekal tenaga rentanya, ia paksa kuat ke kebun mencari dan mengumpulkan pelepah pohon yang menjadi bahan sapu lidinya. Peluh keringatnya mengucur deras saat harus membawa pelepah-pelepah daun pinang itu.
.
Kemudian siangnya, Mak keliling untuk menawarkan sapu lidi yang sudah beliau buatnya.
.
Membuat sapu lidi dengan kondisi mata yang sudah mulai buram karena usia bukanlah hal yang mudah. Apalagi setelah itu Mak harus jualan keliling dengan jalan kaki. Terkadang Mak kelelahan membuat kakinya sakit. Jika sudah begitu, biasanya Mak akan istirahat didepan rumah orang yang dilewatinya.
.
*Karena kondisinya sudah sangat sepuh. Mak Manah sering terjatuh karena tidak kuat menahan beban berat sapu lidi yang dibawanya, sehingga membuat kaki dan tangannya terluka. Untunglah beberapa kali ada warga sekitar menolong beliau. Dengan keadaan terluka, Mak Manah tetap melanjutkan berjualan keliling dibandingkan harus pulang tidak membawa uang.*
.
Mak juga terbilang gampang pikun. Beliau sempet kesasar selama 1 hari! Ketika sampai dirumah, kakaknya sudah lemas karena tidak ada yang mengurus.
.
Dalam satu hari, penghasilan Mak tidak pasti. Terkadang sudah jalan seharian, tidak ada satu pun dagangannya yang terjual. Padahal Mak mencari nafkah bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk sang kakak tercinta yang saat ini sedang terkulai sakit.
.
*Mak dan kakaknya tinggal disebuah rumah bambu yang benar-benar sudah tak layak huni. Beberapa kayu penopangnya sudah keropos termakan usia, dindingnya sudah bolong disetiap tempat. Bahkan jika malam tiba, Mak harus merasakan kesunyian yang mendalam dengan kondisi gelap gulita karena tidak ada listrik didalamnya.*
.
*Yang lebih menyayat hati lagi, beras dan makanan untuk kebutuhannya selama 1 minggu pemberian tetangga harus dicuri oleh orang yang tidak dikenalnya. Sehingga Mak Manah dan Mak Mis'ah kini harus merintih menahan rasa laparnya.*
.
Sahabat kebaikan, Mak Manah berharap dirinya bisa terus merawat sang kakak hingga bertemu ajalnya. Beliau juga ingin bisa membelikan obat dan makanan layak untuk adiknya. Dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki saat ini, kita bisa memberikan sepiring nasi dan sebutir obat untuk kakaknya, agar disisa usianya Mak bisa tersenyum bahagia.
*Usianya sudah sangat tua dan renta, bahkan tubuh bungkuknya berjalan dengan gemetar. Namun Mak Manah (82tahun) masih harus berjuang mencari nafkah demi sang kakak Mak Mis'ah (100 tahun). Demi bertahan hidup bersama sang kakak yang sedang sakit, beliau rela berjualan sapu lidi keliling.*
.
Hampir setiap hari Mak Manah bergelut dengan pelepah pohon yang ia buat sapu lidi. Berbekal tenaga rentanya, ia paksa kuat ke kebun mencari dan mengumpulkan pelepah pohon yang menjadi bahan sapu lidinya. Peluh keringatnya mengucur deras saat harus membawa pelepah-pelepah daun pinang itu.
.
Kemudian siangnya, Mak keliling untuk menawarkan sapu lidi yang sudah beliau buatnya.
.
Membuat sapu lidi dengan kondisi mata yang sudah mulai buram karena usia bukanlah hal yang mudah. Apalagi setelah itu Mak harus jualan keliling dengan jalan kaki. Terkadang Mak kelelahan membuat kakinya sakit. Jika sudah begitu, biasanya Mak akan istirahat didepan rumah orang yang dilewatinya.
.
*Karena kondisinya sudah sangat sepuh. Mak Manah sering terjatuh karena tidak kuat menahan beban berat sapu lidi yang dibawanya, sehingga membuat kaki dan tangannya terluka. Untunglah beberapa kali ada warga sekitar menolong beliau. Dengan keadaan terluka, Mak Manah tetap melanjutkan berjualan keliling dibandingkan harus pulang tidak membawa uang.*
.
Mak juga terbilang gampang pikun. Beliau sempet kesasar selama 1 hari! Ketika sampai dirumah, kakaknya sudah lemas karena tidak ada yang mengurus.
.
Dalam satu hari, penghasilan Mak tidak pasti. Terkadang sudah jalan seharian, tidak ada satu pun dagangannya yang terjual. Padahal Mak mencari nafkah bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk sang kakak tercinta yang saat ini sedang terkulai sakit.
.
*Mak dan kakaknya tinggal disebuah rumah bambu yang benar-benar sudah tak layak huni. Beberapa kayu penopangnya sudah keropos termakan usia, dindingnya sudah bolong disetiap tempat. Bahkan jika malam tiba, Mak harus merasakan kesunyian yang mendalam dengan kondisi gelap gulita karena tidak ada listrik didalamnya.*
.
*Yang lebih menyayat hati lagi, beras dan makanan untuk kebutuhannya selama 1 minggu pemberian tetangga harus dicuri oleh orang yang tidak dikenalnya. Sehingga Mak Manah dan Mak Mis'ah kini harus merintih menahan rasa laparnya.*
.
Sahabat kebaikan, Mak Manah berharap dirinya bisa terus merawat sang kakak hingga bertemu ajalnya. Beliau juga ingin bisa membelikan obat dan makanan layak untuk adiknya. Dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki saat ini, kita bisa memberikan sepiring nasi dan sebutir obat untuk kakaknya, agar disisa usianya Mak bisa tersenyum bahagia.
Bagikan tautan ke media sosial