Awalnya, Michika,
gadis berusia 24 tahun,
didiagnosa mengidap TB paru. Saat
itu, sang ibu, Bu Uun, masih
memegang harapan besar bahwa putrinya akan segera pulih melalui pengobatan
rutin. Namun, setelah setahun berlalu,
hasil CT scan menunjukkan
kenyataan yang jauh lebih berat — virus
TB telah menyebar ke otak, dan Michika dinyatakan mengidap
meningitis TB.
Dengan penuh kasih, Bu Uun
memutuskan untuk merawat Michika di
rumah, berharap perawatan mandiri bisa membuatnya lebih nyaman. Tapi
takdir berkata lain. Kondisi Michika justru semakin memburuk. Virus
kini menyerang saraf dan menimbulkan flek di otak bagian kanan, membuat tubuh
bagian kanannya lumpuh dan tak lagi bisa digerakkan.
Kini di usianya yang masih muda,
Michika hanya bisa terbaring lemah di rumah. Setiap hari, Bu Uun berjuang
sendiri merawat putrinya — mulai dari mengganti popok, menyiapkan obat, hingga
menenangkan Michika yang sering merintih menahan sakit menangis. Meski hidup
mereka serba terbatas, ibu
dan anak ini tak pernah berhenti berdoa untuk keajaiban.
Namun, biaya pengobatan dan
kebutuhan harian yang terus meningkat membuat mereka semakin kesulitan. Michika
membutuhkan uluran tangan kita untuk tetap melanjutkan pengobatan
dan terapi agar kondisinya tidak semakin parah.
Mari bersama ringankan
beban Bu Uun dan bantu perjuangan Michika agar ia bisa kembali
sehat dan tersenyum seperti dulu. Sekecil apa pun bantuanmu sangat berarti
untuk harapan hidup Michika.
Semoga
setiap kebaikan yang kita berikan menjadi pahala jariyah, dibalas berlipat
ganda oleh Allah SWT.
Aamiin
ya Rabbal ‘alamin.
Awalnya, Michika,
gadis berusia 24 tahun,
didiagnosa mengidap TB paru. Saat
itu, sang ibu, Bu Uun, masih
memegang harapan besar bahwa putrinya akan segera pulih melalui pengobatan
rutin. Namun, setelah setahun berlalu,
hasil CT scan menunjukkan
kenyataan yang jauh lebih berat — virus
TB telah menyebar ke otak, dan Michika dinyatakan mengidap
meningitis TB.
Dengan penuh kasih, Bu Uun
memutuskan untuk merawat Michika di
rumah, berharap perawatan mandiri bisa membuatnya lebih nyaman. Tapi
takdir berkata lain. Kondisi Michika justru semakin memburuk. Virus
kini menyerang saraf dan menimbulkan flek di otak bagian kanan, membuat tubuh
bagian kanannya lumpuh dan tak lagi bisa digerakkan.
Kini di usianya yang masih muda,
Michika hanya bisa terbaring lemah di rumah. Setiap hari, Bu Uun berjuang
sendiri merawat putrinya — mulai dari mengganti popok, menyiapkan obat, hingga
menenangkan Michika yang sering merintih menahan sakit menangis. Meski hidup
mereka serba terbatas, ibu
dan anak ini tak pernah berhenti berdoa untuk keajaiban.
Namun, biaya pengobatan dan
kebutuhan harian yang terus meningkat membuat mereka semakin kesulitan. Michika
membutuhkan uluran tangan kita untuk tetap melanjutkan pengobatan
dan terapi agar kondisinya tidak semakin parah.
Mari bersama ringankan
beban Bu Uun dan bantu perjuangan Michika agar ia bisa kembali
sehat dan tersenyum seperti dulu. Sekecil apa pun bantuanmu sangat berarti
untuk harapan hidup Michika.
Semoga
setiap kebaikan yang kita berikan menjadi pahala jariyah, dibalas berlipat
ganda oleh Allah SWT.
Aamiin
ya Rabbal ‘alamin.
Bagikan tautan ke media sosial