“Hampir 1 bulan luntang-lantung di jalan, saya dan anak-anak sering diusir dan dikejar satpol PP. Anak-anak ikut berlarian, takut kena razia. Sementara kami tidur di depan toilet terminal, anak saya sampai sakit & kelaparan.. ” lirih Bu Missiyem dengan mata berkaca-kaca.
Diusir dan dicaci maki bukan hal baru bagi Bu Missiyem dan ketiga anaknya. Sebelum diusir dan dikejar Satpol PP, Bu Missiyem terlebih dahulu diusir dari kontrakan karena sudah 6 bulan tak bayar biaya sewa.
Sambil menahan tangis, Bu Missiyem cerita bahwa selama ini suaminya merantau untuk bekerja di kota. Namun, selama 6 bulan sang suami tak pernah memberi nafkah. Bahkan sampai detik ini tak ada kabarnya.
Bu Missiyem dan ketiga anaknya luntang-lantung di jalan. Pindah dari satu toko ke toko lain, hingga pada akhirnya memutuskan untuk tidur di toilet terminal agar tak diusir.
Untuk menyambung hidup, Bu Missiyem kerja jadi Badut. Walaupun pada kenyataannya upahnya hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi untuk berempat. Bahkan Bu Missiyem sampai gak bisa beli obat untuk anaknya saat sakit demam dan muntah-muntah.
“Upahnya gak menentu mas, kadang 5 ribu, kadang 15 ribu. Saya mau cari kerja lain, biar dapat upah tetap. Tapi, gak ada yang mau nerima saya karena saya bawa 3 anak. Saya gak mungkin ninggalin mereka gitu aja..” -Bu Missiyem.
Saudaraku, bisa kalian bayangkan, bagaimana nasib 3 anak badut ini jika hujan deras dan mereka basah kuyup? Mereka sering jatuh sakit akibat kedinginan dan kelaparan. Yuk, bantu Bu Missiyem dan ketiga anaknya miliki tempat berteduh. Patungan untuk menolong mereka
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, saudara-saudara juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang turut menemani perjuangan Ilham.
dari target Rp 50.000.000
“Hampir 1 bulan luntang-lantung di jalan, saya dan anak-anak sering diusir dan dikejar satpol PP. Anak-anak ikut berlarian, takut kena razia. Sementara kami tidur di depan toilet terminal, anak saya sampai sakit & kelaparan.. ” lirih Bu Missiyem dengan mata berkaca-kaca.
Diusir dan dicaci maki bukan hal baru bagi Bu Missiyem dan ketiga anaknya. Sebelum diusir dan dikejar Satpol PP, Bu Missiyem terlebih dahulu diusir dari kontrakan karena sudah 6 bulan tak bayar biaya sewa.
Sambil menahan tangis, Bu Missiyem cerita bahwa selama ini suaminya merantau untuk bekerja di kota. Namun, selama 6 bulan sang suami tak pernah memberi nafkah. Bahkan sampai detik ini tak ada kabarnya.
Bu Missiyem dan ketiga anaknya luntang-lantung di jalan. Pindah dari satu toko ke toko lain, hingga pada akhirnya memutuskan untuk tidur di toilet terminal agar tak diusir.
Untuk menyambung hidup, Bu Missiyem kerja jadi Badut. Walaupun pada kenyataannya upahnya hanya cukup untuk membeli sebungkus nasi untuk berempat. Bahkan Bu Missiyem sampai gak bisa beli obat untuk anaknya saat sakit demam dan muntah-muntah.
“Upahnya gak menentu mas, kadang 5 ribu, kadang 15 ribu. Saya mau cari kerja lain, biar dapat upah tetap. Tapi, gak ada yang mau nerima saya karena saya bawa 3 anak. Saya gak mungkin ninggalin mereka gitu aja..” -Bu Missiyem.
Saudaraku, bisa kalian bayangkan, bagaimana nasib 3 anak badut ini jika hujan deras dan mereka basah kuyup? Mereka sering jatuh sakit akibat kedinginan dan kelaparan. Yuk, bantu Bu Missiyem dan ketiga anaknya miliki tempat berteduh. Patungan untuk menolong mereka
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, saudara-saudara juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang turut menemani perjuangan Ilham.
Bagikan tautan ke media sosial