Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...
Perkenalkan Saya Dyah, saya adalah Ibu dari dua anak, berprofesi sebagai perawat dan anak bungsu saya bernama Andra (3 tahun) adalah anak disabilitas rungu atau bisa disebut dengan Tuli Sensorineural derajat sangat berat (profound), saat saya hamil Andra tahun 2021 silam, saya terinfeksi COVID-19, karena memang tugas pengabdian saya sebagai garda terdepan kala itu tetap melayani pasien.
Perjalanan saya mengetahui Andra gangguan dengar tidaklah mudah, sejak usia 2 tahun Andra tidak mengeluarkan kata-kata yang berarti, hanya bubbling layaknya anak usia 6 bulan, dipanggil tidak menoleh, dan bahkan suara petirpun tidak mendengar, saya coba lakukan terapi wicara yang awalnya saya kira speech delay biasa, kala itu bisa memakai BPJS, tapi hampir satu tahun tidak ada kemajuan, hingga akhirnya Andra dirujuk untuk tes pendengaran yang disini prosesnya tidak mudah juga, tes pendengaran Andra harus melalui berbagai tahapan mulai dari Otoskopi, OAE, tympanometri, BERA, dan ASSR. Dalam tahap BERA dan ASSR Andra ditidurkan dengan obat untuk menilai respon saraf pendengaran Andra ke otak
Pada Tahapan awal tes BERA dan ASSR ini Andra gagal tes karena mengorok sehingga alat tes nya tidak bisa bekerja secara efektif yang ternyata setelah di cek amandel nya sangat besar dan meradang karena sudah terlalu sering terinfeksi virus, jadi Andra harus operasi amandel dulu baru bisa dilakukan tes BERA dan ASSR nya, karena BERA dan ASSR adalah alat untuk mengukur respon saraf pendengaran ke otak dan berapa desibel yang didapatkan.
Setelah Andra selesai operasi amandel, Andra melanjutkan lagi untuk tes BERA dan ASSR nya, dan betapa hancurnya dan sedihnya kala itu saat didapatkan desibel telinga Andra kanan kiri yaitu 110/115 saat itu dijelaskan oleh spesialis THT nya untuk gangguan dengar yang Andra alami harusnya dilakukan implan koklea karena derajat sangat berat, tapi implan koklea tidaklah murah bagi kami, meski kami juga berjuang keras untuk menabung, dimana satu telinga kurang lebih 300 juta an, saya yang hanya perawat di salah satu RSUD di Surabaya dengan gaji UMR, dan suami adalah pelaku UMKM penjual tanaman hias kaktus yang rezeki yang kita dapatkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
Akhirnya kami memutuskan untuk berikhtiar memakai Alat Bantu Dengar (ABD) dulu karena itu yang masih bisa kami usahakan, yang sebenarnya tidaklah murah juga, apalagi untuk desibel Andra ABD yang dibutuhkan adalah yang ultra power sampai kami menjual kendaraan bermotor yang kami punya saat itu, itupun Andra harus melakukan terapi AVT seminggu dua kali, yang biayanya tidak dicover oleh BPJS. Akan tetapi perkembangan Andra tidak terlalu signifikan karena dicurigai kerusakan telinga sudah mencapai koklea nya yang memang tidak akan support jika hanya memakai ABD saja.
Tanpa mengurangi rasa hormat, Kiranya ada uluran tangan atas rezeki dari Bapak atau Ibu yang sangat berarti dan berguna untuk membantu Andra memecah sunyi dan terus berprestasi dengan operasi implan koklea ini.
Sebelumnya Saya ucapkan terimakasih banyak
Wassalammuallaikumwarahmatullahi Wabarokatuh
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh...
Perkenalkan Saya Dyah, saya adalah Ibu dari dua anak, berprofesi sebagai perawat dan anak bungsu saya bernama Andra (3 tahun) adalah anak disabilitas rungu atau bisa disebut dengan Tuli Sensorineural derajat sangat berat (profound), saat saya hamil Andra tahun 2021 silam, saya terinfeksi COVID-19, karena memang tugas pengabdian saya sebagai garda terdepan kala itu tetap melayani pasien.
Perjalanan saya mengetahui Andra gangguan dengar tidaklah mudah, sejak usia 2 tahun Andra tidak mengeluarkan kata-kata yang berarti, hanya bubbling layaknya anak usia 6 bulan, dipanggil tidak menoleh, dan bahkan suara petirpun tidak mendengar, saya coba lakukan terapi wicara yang awalnya saya kira speech delay biasa, kala itu bisa memakai BPJS, tapi hampir satu tahun tidak ada kemajuan, hingga akhirnya Andra dirujuk untuk tes pendengaran yang disini prosesnya tidak mudah juga, tes pendengaran Andra harus melalui berbagai tahapan mulai dari Otoskopi, OAE, tympanometri, BERA, dan ASSR. Dalam tahap BERA dan ASSR Andra ditidurkan dengan obat untuk menilai respon saraf pendengaran Andra ke otak
Pada Tahapan awal tes BERA dan ASSR ini Andra gagal tes karena mengorok sehingga alat tes nya tidak bisa bekerja secara efektif yang ternyata setelah di cek amandel nya sangat besar dan meradang karena sudah terlalu sering terinfeksi virus, jadi Andra harus operasi amandel dulu baru bisa dilakukan tes BERA dan ASSR nya, karena BERA dan ASSR adalah alat untuk mengukur respon saraf pendengaran ke otak dan berapa desibel yang didapatkan.
Setelah Andra selesai operasi amandel, Andra melanjutkan lagi untuk tes BERA dan ASSR nya, dan betapa hancurnya dan sedihnya kala itu saat didapatkan desibel telinga Andra kanan kiri yaitu 110/115 saat itu dijelaskan oleh spesialis THT nya untuk gangguan dengar yang Andra alami harusnya dilakukan implan koklea karena derajat sangat berat, tapi implan koklea tidaklah murah bagi kami, meski kami juga berjuang keras untuk menabung, dimana satu telinga kurang lebih 300 juta an, saya yang hanya perawat di salah satu RSUD di Surabaya dengan gaji UMR, dan suami adalah pelaku UMKM penjual tanaman hias kaktus yang rezeki yang kita dapatkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
Akhirnya kami memutuskan untuk berikhtiar memakai Alat Bantu Dengar (ABD) dulu karena itu yang masih bisa kami usahakan, yang sebenarnya tidaklah murah juga, apalagi untuk desibel Andra ABD yang dibutuhkan adalah yang ultra power sampai kami menjual kendaraan bermotor yang kami punya saat itu, itupun Andra harus melakukan terapi AVT seminggu dua kali, yang biayanya tidak dicover oleh BPJS. Akan tetapi perkembangan Andra tidak terlalu signifikan karena dicurigai kerusakan telinga sudah mencapai koklea nya yang memang tidak akan support jika hanya memakai ABD saja.
Tanpa mengurangi rasa hormat, Kiranya ada uluran tangan atas rezeki dari Bapak atau Ibu yang sangat berarti dan berguna untuk membantu Andra memecah sunyi dan terus berprestasi dengan operasi implan koklea ini.
Sebelumnya Saya ucapkan terimakasih banyak
Wassalammuallaikumwarahmatullahi Wabarokatuh
Bagikan tautan ke media sosial