Tubuh Kaku Bertahun-Tahun, Bantu Adik Hana Sembuh Dari Epilepsi

23 June 2023

Kondisi Hana kian memprihatinkan!

Tubuhnya kaku dan kurus kering, pandangannya selalu ke atas. Hana hanya bisa terbaring di kasur yang telah lapuk. Sesekali merespon dengan isyarat matanya jika dipanggil oleh ibunya.

Hana dilahirkan secara normal, namun ketika Hana berumur 6 bulan mengalami kejang-kejang dan demam yang cukup tinggi hingga 38 derajat celcius. Karena terlambat mendapatkan penanganan dan sering kambuh, membuat tubuhnya kaku. Rumahnya jauh dari perkotaan, dengan terpaksa Hana diperiksa di mantri desa karena orang tuanya sangat khawatir dengan kondisi Hana. Dengan telaten ibunya merawat Hana. Hana tidak bisa jauh-jauh dari ibunya, sebentar saja ibunya pergi Hana menangis mencari ibunya. Sedangkan ibunya pun kerap kali kewalahan karena harus mengurus 2 adik Hana yang juga masih kecil-kecil.

Bapaknya seorang buruh kuli di Pelabuhan. Penghasilannya tidak sampai 20 ribu per hari. Itu pun kalau ada yang menggunakan jasanya. Seringkali jika terdapat muatan barang, Bapaknya Hana berlari menghampiri dan menawarkan. Namun masih tersaingi oleh buruh kuli lain karena tidak hanya Bapaknya Hana yang menawarkan jasanya. Sang Bapak terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan pengobatan rutin Hana. Bapak dan Ibu Hana tetap berupaya yang terbaik demi kesembuhan putri sulungnya dengan keterbatasan ekonomi meskipun harapannya sangat tipis untuk  Hana sembuh total.

Keluarga Hana tinggal di rumah sang kakek. Ada 3 keluarga yang tinggal di rumah sepetak itu. Sungguh sangat padat penghuni. Hal tersebut sangat berdampak pada Kesehatan. Ibu Hana sudah sangat menginginkan untuk pindah dari rumah yang kini ditempati, namun mereka belum memiliki uang untuk sekedar menyewa atau mengontrak di gubuk sederhana.

Untuk kebutuhan Hana tiap bulannya cukup merogoh saku. Mulai dari pengobatan, susu, bubur, dan pampers. Semuanya adalah kebutuhan primer Hana. Terkadang kebutuhan itu habis dalam waktu bersamaan. Sehingga membuat Bapak dan Ibu Han harus memutar otak untuk bisa membeli kebutuhan Hana.

“Saya kasihan liat kondisi Hana, temen-temen seusianya udah besar, udah sekolah. Hana cuma bisa terbaring seperti ini. Saya pengen sekali Hana sembuh biar bisa bermain sama temen-temennya di luar sana.” Harap Ibu Hana sambil berkaca-kaca.

Di usianya yang sekarang menginjak 12 tahun, Hana belum bisa berjalan dan berbicara. Ia hanya bisa terbaring dan menangis. Akan tetapi sekarang kondisi Hana semakin memilukan. Tangan dan kakinya kaku bengkok. Tubuhnya bagai tulang dibalut kulit. Hana juga kesulitan makan, belum bisa makan layaknya anak pada umumnya, hanya bubur yang bisa dimakan. Bahkan saking terbatasnya ekonomi keluarga, Hana sering diberi makan nasi yang dibuat tim dan dibubuhi sedikit garam tanpa lauk karena tak mampu membeli bubur yang harganya lumayan mahal.


Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 0

dari target Rp 100.000.000

 
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Campaign telah berakhir/selesai
Siaga Peduli
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

Tubuh Kaku Bertahun-Tahun, Bantu Adik Hana Sembuh Dari Epilepsi

Kesehatan
Dana terkumpul

Rp 0

 
Target: Rp Rp 100.000.000
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Selesai
Campaign telah berakhir/selesai
23 June 2023

Kondisi Hana kian memprihatinkan!

Tubuhnya kaku dan kurus kering, pandangannya selalu ke atas. Hana hanya bisa terbaring di kasur yang telah lapuk. Sesekali merespon dengan isyarat matanya jika dipanggil oleh ibunya.

Hana dilahirkan secara normal, namun ketika Hana berumur 6 bulan mengalami kejang-kejang dan demam yang cukup tinggi hingga 38 derajat celcius. Karena terlambat mendapatkan penanganan dan sering kambuh, membuat tubuhnya kaku. Rumahnya jauh dari perkotaan, dengan terpaksa Hana diperiksa di mantri desa karena orang tuanya sangat khawatir dengan kondisi Hana. Dengan telaten ibunya merawat Hana. Hana tidak bisa jauh-jauh dari ibunya, sebentar saja ibunya pergi Hana menangis mencari ibunya. Sedangkan ibunya pun kerap kali kewalahan karena harus mengurus 2 adik Hana yang juga masih kecil-kecil.

Bapaknya seorang buruh kuli di Pelabuhan. Penghasilannya tidak sampai 20 ribu per hari. Itu pun kalau ada yang menggunakan jasanya. Seringkali jika terdapat muatan barang, Bapaknya Hana berlari menghampiri dan menawarkan. Namun masih tersaingi oleh buruh kuli lain karena tidak hanya Bapaknya Hana yang menawarkan jasanya. Sang Bapak terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan pengobatan rutin Hana. Bapak dan Ibu Hana tetap berupaya yang terbaik demi kesembuhan putri sulungnya dengan keterbatasan ekonomi meskipun harapannya sangat tipis untuk  Hana sembuh total.

Keluarga Hana tinggal di rumah sang kakek. Ada 3 keluarga yang tinggal di rumah sepetak itu. Sungguh sangat padat penghuni. Hal tersebut sangat berdampak pada Kesehatan. Ibu Hana sudah sangat menginginkan untuk pindah dari rumah yang kini ditempati, namun mereka belum memiliki uang untuk sekedar menyewa atau mengontrak di gubuk sederhana.

Untuk kebutuhan Hana tiap bulannya cukup merogoh saku. Mulai dari pengobatan, susu, bubur, dan pampers. Semuanya adalah kebutuhan primer Hana. Terkadang kebutuhan itu habis dalam waktu bersamaan. Sehingga membuat Bapak dan Ibu Han harus memutar otak untuk bisa membeli kebutuhan Hana.

“Saya kasihan liat kondisi Hana, temen-temen seusianya udah besar, udah sekolah. Hana cuma bisa terbaring seperti ini. Saya pengen sekali Hana sembuh biar bisa bermain sama temen-temennya di luar sana.” Harap Ibu Hana sambil berkaca-kaca.

Di usianya yang sekarang menginjak 12 tahun, Hana belum bisa berjalan dan berbicara. Ia hanya bisa terbaring dan menangis. Akan tetapi sekarang kondisi Hana semakin memilukan. Tangan dan kakinya kaku bengkok. Tubuhnya bagai tulang dibalut kulit. Hana juga kesulitan makan, belum bisa makan layaknya anak pada umumnya, hanya bubur yang bisa dimakan. Bahkan saking terbatasnya ekonomi keluarga, Hana sering diberi makan nasi yang dibuat tim dan dibubuhi sedikit garam tanpa lauk karena tak mampu membeli bubur yang harganya lumayan mahal.



Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu:
@toastr_render