Dibalik tirai hidup yang sederhana, terdapat sejuta impian yang berkilau dari mata seorang bocah bernama Nuryanti (8), namun, cobaan hidup memaksa Nuryanti untuk mengubur impiannya menjadi seorang guru karena keterbatasan fisiknya dan juga finansial.
Nuryanti, yang menderita tuna netra, adalah cahaya kecil di tengah keadaan yang sulit. Ibunya, hanyalah seorang pedagang makanan ringan di depan sekolah, hanya mendapatkan penghasilan sebesar 10.000 rupiah per hari.
Jumlah ini tidak hanya mencukupi untuk membiayai kehidupan sehari-hari, tetapi juga membuatnya kesulitan untuk memenuhi biaya sekolah khusus yang sangat dibutuhkan oleh Nuryanti.
Di tengah upaya keras ibunya untuk bertahan hidup, kondisi rumah yang sudah lapuk dan terkikis oleh usia semakin menambah berat beban keluarga.
Makanan yang mereka nikmati pun seringkali hanya sebatas lauk apa adanya.
Dalam kondisi ekonomi yang semakin terpuruk, Nuryanti setiap kali ayahnya berjualan di depan sekolah selalu berharap agar ia bisa pergi ke sekolah, menggapai ilmu dan cita-citanya jadi seorang guru.
Modal usaha Keman yang juga terbatas menjadikan perjalanan Nuryanti menuju sekolah semakin sulit.
#OrangBaik, kami mengajak Anda untuk menjadi bagian dari perjalanan luar biasa Nuryanti. Dengan sedikit semangat kebersamaan kita dapat membantu Nuryanti menggapai mimpi dan memberikan harapan baru.
Kamu bisa bersedekah untuk Pendidikan Nuryanti, caranya:
Dibalik tirai hidup yang sederhana, terdapat sejuta impian yang berkilau dari mata seorang bocah bernama Nuryanti (8), namun, cobaan hidup memaksa Nuryanti untuk mengubur impiannya menjadi seorang guru karena keterbatasan fisiknya dan juga finansial.
Nuryanti, yang menderita tuna netra, adalah cahaya kecil di tengah keadaan yang sulit. Ibunya, hanyalah seorang pedagang makanan ringan di depan sekolah, hanya mendapatkan penghasilan sebesar 10.000 rupiah per hari.
Jumlah ini tidak hanya mencukupi untuk membiayai kehidupan sehari-hari, tetapi juga membuatnya kesulitan untuk memenuhi biaya sekolah khusus yang sangat dibutuhkan oleh Nuryanti.
Di tengah upaya keras ibunya untuk bertahan hidup, kondisi rumah yang sudah lapuk dan terkikis oleh usia semakin menambah berat beban keluarga.
Makanan yang mereka nikmati pun seringkali hanya sebatas lauk apa adanya.
Dalam kondisi ekonomi yang semakin terpuruk, Nuryanti setiap kali ayahnya berjualan di depan sekolah selalu berharap agar ia bisa pergi ke sekolah, menggapai ilmu dan cita-citanya jadi seorang guru.
Modal usaha Keman yang juga terbatas menjadikan perjalanan Nuryanti menuju sekolah semakin sulit.
#OrangBaik, kami mengajak Anda untuk menjadi bagian dari perjalanan luar biasa Nuryanti. Dengan sedikit semangat kebersamaan kita dapat membantu Nuryanti menggapai mimpi dan memberikan harapan baru.
Kamu bisa bersedekah untuk Pendidikan Nuryanti, caranya:
Bagikan tautan ke media sosial