Sebagai orang tua, melihat anak sakit merupakan suatu hal yang sangat menyedihkan. Apalagi harus menerima kenyataan bahwa anak mengidap penyakit yang tidak biasa. Itulah yang saya rasakan saat pertama kali mengetahui Raymond mengidap tumor ginjal. Hati ini seperti hancur berkeping-keping.

Raymond anakku yang sangat malang nasibnya harus memikul cobaan yang begitu berat. Berawal dari benjolan kecil sebesar biji kelereng yang tiba-tiba muncul di bagian perut sebelah kanannya. Lalu saya membawah Raymond ke rumah sakit untuk diperiksa, dan dokter mengatakan bahwa itu cuma pembengkakan pada isi dagingnya, jadi hanya disarankan untuk mengompresnya dengan air panas.

Namun ternyata, setelah tiga bulan benjolannya makin membesar dan mengeras, lalu saya membawa Raymond kembali ke rumah sakit untuk diperiksa dan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen diketahui bahwa Raymond mengidap tumor wilms dextra. Dokter merujuk Raymond ke RS di Surabaya untuk diperiksa lebih lanjut lagi. Pada tahun 2019, karena masalah biaya saya sebagai orang tua memutuskan untuk membawa pulang Raymond kembali ke kampung halaman di pulau Rote Ndao.

Di kampung, saya berkerja sebagai penjaga kos-kosan. Kemudian di tahun 2020, saya meminta rujukan untuk Raymond lanjut berobat ke RSUD W Z Yohanes di Kupang. Setelah menjalani perawatan selama dua minggu, dokter merujuk Raymond ke RSUP Dr Hasan Sadikin di Bandung, agar Raymond bisa menjalani pengobatan yang lebih intensif lagi, karena di RSUD W Z Yohanes di Kupang peralatan medis belum begitu lengkap.

Kini Raymond telah menjalani pengobatan di RSUP Dr Hasan Sadikin dan telah menjalani pengobatan kemoterapi sebanyak 22 siklus. Seharusnya jika siklus pertama berhasil maka Raymond langsung menjalani tindakan operasi, tapi ternyata Raymond harus menjalani pengobatan sinar radiasi lagi sebanyak 15 kali. Entah sampai kapan cobaan ini akan berakhir. Saya yakin dan percaya bahwa pasti ada keajaiban dari Tuhan untuk Raymond.