Sedikit cerita tentang Gereja GKSI Bukit Karmel yang berada di Nias, Sumatera Utara. Gereja ini didirikan tahun 2006, setelah terjadinya gempa bumi yang memporak-porandakan Kepulauan Nias, pada 28 Maret 2005 sebelumnya. Berawal dari sebuah persekutuan doa 3 keluarga dan terus bertambah setiap harinya. Lalu, dilakukan peletakan batu pertama untuk mendirikan sebuah rumah ibadah, yang tujuannya bisa menampung beberapa keluarga.
Tahun ke tahun, material gereja yang terbuat dari bahan kayu ternyata lapuk dan busuk. Atap bocor di mana-mana, karena termakan usia. Di tahun 2019, jemaat memulai membangun kembali rumah ibadah permanen, dengan ukuran yang lebih besar. Semua itu berasal dari penghasilan jemaat sebagai buruh tani. Ya memang tidak banyak, karena penghasilan mereka pun pas-pasan. Karena itulah, sampai sekarang bangunan gereja kami belum rampung. Padahal, para jemaat sudah bergotong royong menjual dodol durian saat musim durian.
Kami bergotong royong, karena terpupuk rasa kekompakan ingin melancarkan pembangunan gereja. Prioritas saat ini, finishing bagian dalam, pemasangan pagar supaya anak-anak tidak jatuh, dan pembuatan kamar mandi.
dari target Rp 200.000.000
Sedikit cerita tentang Gereja GKSI Bukit Karmel yang berada di Nias, Sumatera Utara. Gereja ini didirikan tahun 2006, setelah terjadinya gempa bumi yang memporak-porandakan Kepulauan Nias, pada 28 Maret 2005 sebelumnya. Berawal dari sebuah persekutuan doa 3 keluarga dan terus bertambah setiap harinya. Lalu, dilakukan peletakan batu pertama untuk mendirikan sebuah rumah ibadah, yang tujuannya bisa menampung beberapa keluarga.
Tahun ke tahun, material gereja yang terbuat dari bahan kayu ternyata lapuk dan busuk. Atap bocor di mana-mana, karena termakan usia. Di tahun 2019, jemaat memulai membangun kembali rumah ibadah permanen, dengan ukuran yang lebih besar. Semua itu berasal dari penghasilan jemaat sebagai buruh tani. Ya memang tidak banyak, karena penghasilan mereka pun pas-pasan. Karena itulah, sampai sekarang bangunan gereja kami belum rampung. Padahal, para jemaat sudah bergotong royong menjual dodol durian saat musim durian.
Kami bergotong royong, karena terpupuk rasa kekompakan ingin melancarkan pembangunan gereja. Prioritas saat ini, finishing bagian dalam, pemasangan pagar supaya anak-anak tidak jatuh, dan pembuatan kamar mandi.
Bagikan tautan ke media sosial