Bantu Pembangunan Gereja Bukit Karmel Nias yang sudah lama mangkrak

03 July 2023

Sedikit cerita tentang Gereja GKSI Bukit Karmel yang berada di Nias, Sumatera Utara. Gereja ini didirikan tahun 2006, setelah terjadinya gempa bumi yang memporak-porandakan Kepulauan Nias, pada 28 Maret 2005 sebelumnya. Berawal dari sebuah persekutuan doa 3 keluarga dan terus bertambah setiap harinya. Lalu, dilakukan peletakan batu pertama untuk mendirikan sebuah rumah ibadah, yang tujuannya bisa menampung beberapa keluarga. 

Tahun ke tahun, material gereja yang terbuat dari bahan kayu ternyata lapuk dan busuk. Atap bocor di mana-mana, karena termakan usia. Di tahun 2019, jemaat memulai membangun kembali rumah ibadah permanen, dengan ukuran yang lebih besar. Semua itu berasal dari penghasilan jemaat sebagai buruh tani. Ya memang tidak banyak, karena penghasilan mereka pun pas-pasan. Karena itulah, sampai sekarang bangunan gereja kami belum rampung. Padahal, para jemaat sudah bergotong royong menjual dodol durian saat musim durian. 

Kami bergotong royong, karena terpupuk rasa kekompakan ingin melancarkan pembangunan gereja. Prioritas saat ini, finishing bagian dalam, pemasangan pagar supaya anak-anak tidak jatuh, dan pembuatan kamar mandi. 


Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 0

dari target Rp 200.000.000

 
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Campaign telah berakhir/selesai
Gereja GKSI Bukit Karmel, Nias
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

Bantu Pembangunan Gereja Bukit Karmel Nias yang sudah lama mangkrak

Kerohanian
Dana terkumpul

Rp 0

 
Target: Rp Rp 200.000.000
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Selesai
Campaign telah berakhir/selesai
03 July 2023

Sedikit cerita tentang Gereja GKSI Bukit Karmel yang berada di Nias, Sumatera Utara. Gereja ini didirikan tahun 2006, setelah terjadinya gempa bumi yang memporak-porandakan Kepulauan Nias, pada 28 Maret 2005 sebelumnya. Berawal dari sebuah persekutuan doa 3 keluarga dan terus bertambah setiap harinya. Lalu, dilakukan peletakan batu pertama untuk mendirikan sebuah rumah ibadah, yang tujuannya bisa menampung beberapa keluarga. 

Tahun ke tahun, material gereja yang terbuat dari bahan kayu ternyata lapuk dan busuk. Atap bocor di mana-mana, karena termakan usia. Di tahun 2019, jemaat memulai membangun kembali rumah ibadah permanen, dengan ukuran yang lebih besar. Semua itu berasal dari penghasilan jemaat sebagai buruh tani. Ya memang tidak banyak, karena penghasilan mereka pun pas-pasan. Karena itulah, sampai sekarang bangunan gereja kami belum rampung. Padahal, para jemaat sudah bergotong royong menjual dodol durian saat musim durian. 

Kami bergotong royong, karena terpupuk rasa kekompakan ingin melancarkan pembangunan gereja. Prioritas saat ini, finishing bagian dalam, pemasangan pagar supaya anak-anak tidak jatuh, dan pembuatan kamar mandi. 



Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu:
@toastr_render