Kulit keriput dan tenaga yang tidak sekuat dulu sama sekali tidak menyurutkan semangat pak Amung untuk teruk mencari uang demi menafkahi keluarganya.
Pak Amung seorang lansia berusia 68 tahun tinggal dalam sebuah rumah sederhana bersama istri, 5 anak dan 4 cucunya. Tangan keriputnya selalu bergerak dari pagi hingga malam untuk mengupas bawang.
Sesekali pak Amung merebahkan dirinya karena punggungnya lelah untuk duduk terlalu lama. Belum lagi tangannya yang mulai gemetar saat ia gunakan untuk mengupas bawang. Di usia senjanya ini, ia harus terus mencari uang agar anak-anak dan istrinya bisa makan.
Pak Amung juga merawat seorang anak yatim yang terpaksa putus sekolah karena tidak adanya biaya. Selain itu anak ketiga pak Amung sempat mengalami semacam baby blues pasca melahirkan 11 tahun yang lalu. Namanya Eneng, 11 tahun ia habiskan didalam kamar tanpa menjalani pengobatan.
Bagai luka yang disiram air garam, dengan kondisi mental yang hancur Eneng juga ditinggal sang suami entah kemana yang menyebabkan Eneng sering mengamuk dengam melempar barang-barang yang ada di sekitarnya. Sehingga saat ini Eneng dirawat oleh pak Amung dan istrinya.
“Terkadang saya menangis saat termenung memikirkan bagaimana nasib keluarga saya, terutama anak saya yang seharusnya mendapat pengobatan”-pak Amung.
Sementara penghasilan mengupas bawang dari pagi hingga malam tidak lebih dari 50 ribu yang jika digunakan untuk makan saja masih kurang. Terkadang tidak ada yang mengantar bawang untuk mereka kupas sehingga mereka tidak mendapat upah dan terpaksa hanya makan nasi tanpa sayur maupun lauk.
“Bapak ingin punya warung agar kami ada penghasilan lain untuk kami tabung agar anak kami bisa berobat lagi dan cucu-cucu kami bisa terus sekolah”- lirih pak Amung
#TemanPeduli, begitu berat perjuangan pak Amung di usia senjanya untuk menghidupi keluarganya. maukah kalian membantu meringankan beban pak Amung agar bisa hidup layak dan anaknya bisa menjalani pengobatan?
dari target Rp 70.573.000
Kulit keriput dan tenaga yang tidak sekuat dulu sama sekali tidak menyurutkan semangat pak Amung untuk teruk mencari uang demi menafkahi keluarganya.
Pak Amung seorang lansia berusia 68 tahun tinggal dalam sebuah rumah sederhana bersama istri, 5 anak dan 4 cucunya. Tangan keriputnya selalu bergerak dari pagi hingga malam untuk mengupas bawang.
Sesekali pak Amung merebahkan dirinya karena punggungnya lelah untuk duduk terlalu lama. Belum lagi tangannya yang mulai gemetar saat ia gunakan untuk mengupas bawang. Di usia senjanya ini, ia harus terus mencari uang agar anak-anak dan istrinya bisa makan.
Pak Amung juga merawat seorang anak yatim yang terpaksa putus sekolah karena tidak adanya biaya. Selain itu anak ketiga pak Amung sempat mengalami semacam baby blues pasca melahirkan 11 tahun yang lalu. Namanya Eneng, 11 tahun ia habiskan didalam kamar tanpa menjalani pengobatan.
Bagai luka yang disiram air garam, dengan kondisi mental yang hancur Eneng juga ditinggal sang suami entah kemana yang menyebabkan Eneng sering mengamuk dengam melempar barang-barang yang ada di sekitarnya. Sehingga saat ini Eneng dirawat oleh pak Amung dan istrinya.
“Terkadang saya menangis saat termenung memikirkan bagaimana nasib keluarga saya, terutama anak saya yang seharusnya mendapat pengobatan”-pak Amung.
Sementara penghasilan mengupas bawang dari pagi hingga malam tidak lebih dari 50 ribu yang jika digunakan untuk makan saja masih kurang. Terkadang tidak ada yang mengantar bawang untuk mereka kupas sehingga mereka tidak mendapat upah dan terpaksa hanya makan nasi tanpa sayur maupun lauk.
“Bapak ingin punya warung agar kami ada penghasilan lain untuk kami tabung agar anak kami bisa berobat lagi dan cucu-cucu kami bisa terus sekolah”- lirih pak Amung
#TemanPeduli, begitu berat perjuangan pak Amung di usia senjanya untuk menghidupi keluarganya. maukah kalian membantu meringankan beban pak Amung agar bisa hidup layak dan anaknya bisa menjalani pengobatan?
Bagikan tautan ke media sosial