“Saya kira pengobatan di Jakarta hanya akan berjalan sekitar 1 minggu sampai 10 hari ternyata lama sedangkan kami dari Lampung ke Jakarta hanya berbekal seadanya, pinjam uang ke saudara dan hanya membawa 4 stel pakaian” ibu Siti (30 tahun).
Ibu Siti dan pak Muchtar (44 tahun) sangat sedih saat tahu bola mata anaknya harus diangkat.
Ahmad abdul lathif (1 tahun), saat lahir dimatanya terdapat selaput putih seperti katarak. Namun semakin lama mata sebelah kanan semakin menonjol. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, dokter mendiagnosa Lathif Proptosis Nonaksial.
Di Lampung pernah menjalani rawat inap selama 7 hari. Dan saat iu, mereka belum memiliki BPJS sehingga harus mengeluarkan dana sebesar 1,5 juta per hari hanya untuk membayar kamar.Tentu saja penghasilan pak Muchtar sebagai petani tidak cukup untuk membayar tagihan Rumah Sakit. Akhirnya mereka menjual semua hewan kambing dan ayam yang mereka punya.
Lathif juga harus menjalani kontrol rutin 2 kali seminggu sehingga mengharuskan mereka untuk bolak balik Rumah Sakit yang jaraknya cukup jauh. Jika ditempuh menggunakan motor bisa sampai 2 jam perjalanan. Tentu saja biaya transport yang dibutuhkan tidak sedikit. Untuk sekali kontrol, biaya transport yang dikeluarkan sekitar 150 ribu. Seringkali mereka meminta bantuan dengan meminjam uang ke saudara hanya demi bisa ke Rumah Sakit.
Di Lampung, Lathif sempat menjalani Tindakan operasi pengangkatan 1 dari 2 tumor yang ada di kepalanya. Karena orang tua Lathif sudah tidak punya biaya akhirnya mereka membuat BPJS dan Alhamdulillah operasi Lathif biasa segera dijalani dan ditanggung BPJS.
Kini masih ada 1 tumor lagi di kepalanya dan harus di angkat, namun karena saat ini berat badan Lathif yang kurang bahkan bisa dibilang gizi buruk terpaksa harus ditunda karena dapat membahayakan nyawa Lathif apabila operasi tersebut tetap dilakukan.
Kondisi mata Lathif semakin mengkhawatirkan dan karena keterbatasan alat di Rumah Sakit Lampung, dokter merujuk Lathif untuk menjalani pengobatan dan tindakan pengangkatan bola mata di Jakarta pada bulan November 2022. Berbekal uang seadanya dengan meminjam ke saudara dan membawa 4 stel baju mereka berangkat ke Jakarta untuk pengobatan Lathif.
Mereka juga harus meninggalkan kakak Lathif, Aisyah yang masih berusia 8 tahun di Lampung bersama Budhenya.
“Sedih sekali karena kami meninggalkan Aisyah bersama budhenya karena harus sekolah. Walau belum satu bulan di Jakarta, namun rasanya sudah kangen sekali. Apalagi kalau telepon, Aisyah selalu menanyakan kapan kami pulang ?” ibu Siti.
Sembari menunggu jadwal operasi, di Jakarta Lathif menjalani kontrol rutin setiap 3 kali seminggu. Kini Lathif juga masih dalam masa perbaikan gizi dan dokter menyarankan untuk mengkonsumsi susu khusus. Sedangkan kedua orang tua Lathif ikut mendampingi Lathif pengobatan dan di Jakarta tidak bekerja sehingga tidak ada penghasilan.
Setelah bola mata Lathif di angkat kemungkinan Lathif harus mengenakan bola mata palsu. Mereka selalu berdoa semoga bola mata palsunya nanti bisa di cover BPJS sehingga mereka tidak harus meminjam uang lagi entah ke saudara maupun tetangga.
Selain biaya susu yang harus dikeluarkan, orang tua Lathif juga harus memikirkan biaya untuk kebutuhan-kebutuhan Lathif yang tidak di cover BPJS seperti pampers, obat tidak di cover BPJS, biaya transport ke Rumah Sakit dan biaya operasional lainnya.
Sedangkan kini bekal mereka sudah sangat menipis. Mereka sangat berharap anak mereka bisa sehat dan tumbuh seperti anak-anak lainnya. Mari bersama-sama kita bantu Lathif agar bisa terus menjalani pengobatan di Jakarta dan bisa segera sembuh dari sakitnya.
#TemanPeduli, mari sisihkan sebagian rezeki untuk membantu Lathif agar bisa melanjutkan pengobatan kembali dengan cara Klik DONASI atau BAGIKAN untuk lebih banyak lagi #TemanPeduli diluar sana dapat membantu perjuangan Lathif dan keluarganya.
Assalamualaikum #TemanPeduli
Alhamdulillah bantuan dari sahabat sudah tersalurkan dan sudah diterima oleh adik Lathif untuk biaya pembelian susu,pempers,dan biaya operasional lainnya.
Bantuan dari #TemanPeduli sangat bermanfaat dan sangat membantu adik Lathif selama masa pengobatan. Berkat bantuan para sahabat,Alhamdulillah kebutuhan adik Lathif bisa terpenuhi dan pengobatannya tidak tertunda atau terhenti.
Orang tua Lathif sangat mengucap syukur Alhamdulillah karena pengobatan adik Lathif bisa berjalan lancar dan masih ada yang mau membantunya. Semoga kebaikan semua #TemanPeduli dibalas dengan segala keberkahan,selalu diberi kesehatan dan semakin dilancarkan rezekinya,aamiin….
Alhamdulillah kondisi Lathif saat ini stabil. Tanggal 21 maret Lathif control ke hematologi dan cek lab Alhamdulillah hasilnya bagus. Dan dari hematologi dijadwalkan ke anestesi dan akan melakukan CT Scan. Tanggal 24 Lathif control ke poli THT.
Mohon doanya yaa #TemanPeduli, semoga kondisi adik Lathif tetap stabil sehingga pengobatannya tidak tertunda dan adik Lathif bisa sembuh dari sakitnya,aamiin…
Sekali lagi terimakasih banyak #TemanPeduli
Salam semangat berbagi
Yayasan Sahabat Ayah Sarah
Pencairan Donasi
Rp. 1.000.000
dari target Rp 60.000.000
“Saya kira pengobatan di Jakarta hanya akan berjalan sekitar 1 minggu sampai 10 hari ternyata lama sedangkan kami dari Lampung ke Jakarta hanya berbekal seadanya, pinjam uang ke saudara dan hanya membawa 4 stel pakaian” ibu Siti (30 tahun).
Ibu Siti dan pak Muchtar (44 tahun) sangat sedih saat tahu bola mata anaknya harus diangkat.
Ahmad abdul lathif (1 tahun), saat lahir dimatanya terdapat selaput putih seperti katarak. Namun semakin lama mata sebelah kanan semakin menonjol. Setelah menjalani berbagai pemeriksaan, dokter mendiagnosa Lathif Proptosis Nonaksial.
Di Lampung pernah menjalani rawat inap selama 7 hari. Dan saat iu, mereka belum memiliki BPJS sehingga harus mengeluarkan dana sebesar 1,5 juta per hari hanya untuk membayar kamar.Tentu saja penghasilan pak Muchtar sebagai petani tidak cukup untuk membayar tagihan Rumah Sakit. Akhirnya mereka menjual semua hewan kambing dan ayam yang mereka punya.
Lathif juga harus menjalani kontrol rutin 2 kali seminggu sehingga mengharuskan mereka untuk bolak balik Rumah Sakit yang jaraknya cukup jauh. Jika ditempuh menggunakan motor bisa sampai 2 jam perjalanan. Tentu saja biaya transport yang dibutuhkan tidak sedikit. Untuk sekali kontrol, biaya transport yang dikeluarkan sekitar 150 ribu. Seringkali mereka meminta bantuan dengan meminjam uang ke saudara hanya demi bisa ke Rumah Sakit.
Di Lampung, Lathif sempat menjalani Tindakan operasi pengangkatan 1 dari 2 tumor yang ada di kepalanya. Karena orang tua Lathif sudah tidak punya biaya akhirnya mereka membuat BPJS dan Alhamdulillah operasi Lathif biasa segera dijalani dan ditanggung BPJS.
Kini masih ada 1 tumor lagi di kepalanya dan harus di angkat, namun karena saat ini berat badan Lathif yang kurang bahkan bisa dibilang gizi buruk terpaksa harus ditunda karena dapat membahayakan nyawa Lathif apabila operasi tersebut tetap dilakukan.
Kondisi mata Lathif semakin mengkhawatirkan dan karena keterbatasan alat di Rumah Sakit Lampung, dokter merujuk Lathif untuk menjalani pengobatan dan tindakan pengangkatan bola mata di Jakarta pada bulan November 2022. Berbekal uang seadanya dengan meminjam ke saudara dan membawa 4 stel baju mereka berangkat ke Jakarta untuk pengobatan Lathif.
Mereka juga harus meninggalkan kakak Lathif, Aisyah yang masih berusia 8 tahun di Lampung bersama Budhenya.
“Sedih sekali karena kami meninggalkan Aisyah bersama budhenya karena harus sekolah. Walau belum satu bulan di Jakarta, namun rasanya sudah kangen sekali. Apalagi kalau telepon, Aisyah selalu menanyakan kapan kami pulang ?” ibu Siti.
Sembari menunggu jadwal operasi, di Jakarta Lathif menjalani kontrol rutin setiap 3 kali seminggu. Kini Lathif juga masih dalam masa perbaikan gizi dan dokter menyarankan untuk mengkonsumsi susu khusus. Sedangkan kedua orang tua Lathif ikut mendampingi Lathif pengobatan dan di Jakarta tidak bekerja sehingga tidak ada penghasilan.
Setelah bola mata Lathif di angkat kemungkinan Lathif harus mengenakan bola mata palsu. Mereka selalu berdoa semoga bola mata palsunya nanti bisa di cover BPJS sehingga mereka tidak harus meminjam uang lagi entah ke saudara maupun tetangga.
Selain biaya susu yang harus dikeluarkan, orang tua Lathif juga harus memikirkan biaya untuk kebutuhan-kebutuhan Lathif yang tidak di cover BPJS seperti pampers, obat tidak di cover BPJS, biaya transport ke Rumah Sakit dan biaya operasional lainnya.
Sedangkan kini bekal mereka sudah sangat menipis. Mereka sangat berharap anak mereka bisa sehat dan tumbuh seperti anak-anak lainnya. Mari bersama-sama kita bantu Lathif agar bisa terus menjalani pengobatan di Jakarta dan bisa segera sembuh dari sakitnya.
#TemanPeduli, mari sisihkan sebagian rezeki untuk membantu Lathif agar bisa melanjutkan pengobatan kembali dengan cara Klik DONASI atau BAGIKAN untuk lebih banyak lagi #TemanPeduli diluar sana dapat membantu perjuangan Lathif dan keluarganya.
Jumlah yang telah dicairkan : Rp. 1.000.000
Assalamualaikum #TemanPeduli
Alhamdulillah bantuan dari sahabat sudah tersalurkan dan sudah diterima oleh adik Lathif untuk biaya pembelian susu,pempers,dan biaya operasional lainnya.
Bantuan dari #TemanPeduli sangat bermanfaat dan sangat membantu adik Lathif selama masa pengobatan. Berkat bantuan para sahabat,Alhamdulillah kebutuhan adik Lathif bisa terpenuhi dan pengobatannya tidak tertunda atau terhenti.
Orang tua Lathif sangat mengucap syukur Alhamdulillah karena pengobatan adik Lathif bisa berjalan lancar dan masih ada yang mau membantunya. Semoga kebaikan semua #TemanPeduli dibalas dengan segala keberkahan,selalu diberi kesehatan dan semakin dilancarkan rezekinya,aamiin….
Alhamdulillah kondisi Lathif saat ini stabil. Tanggal 21 maret Lathif control ke hematologi dan cek lab Alhamdulillah hasilnya bagus. Dan dari hematologi dijadwalkan ke anestesi dan akan melakukan CT Scan. Tanggal 24 Lathif control ke poli THT.
Mohon doanya yaa #TemanPeduli, semoga kondisi adik Lathif tetap stabil sehingga pengobatannya tidak tertunda dan adik Lathif bisa sembuh dari sakitnya,aamiin…
Sekali lagi terimakasih banyak #TemanPeduli
Salam semangat berbagi
Yayasan Sahabat Ayah Sarah
Pencairan Donasi
Rp. 1.000.000
Bagikan tautan ke media sosial