Di balik setiap helai benang tenun yang indah, tersimpan kisah perjuangan seorang ibu bernama Sainah. Usianya masih 34 tahun, seorang difabel dengan keterbatasan pada kakinya. Meski langkahnya tak sempurna seperti orang lain, hatinya begitu kuat untuk terus berjuang demi anak laki-laki satu-satunya.
Suami yang pergi merantau ke Kalimantan hampir tiga tahun tak pernah memberi kabar. Sejak itu, Ibu Sainah menanggung sendiri beban hidup, menjadi ayah sekaligus ibu. Dengan penuh kesabaran, ia tetap bisa mengurus anaknya, memandikan, dan menyayanginya tanpa kurang, meski banyak orang pernah menghina kekurangannya.
Sehari-hari, Ibu Sainah menenun kain tradisional. Hasil tenunannya dihargai Rp500 ribu, tapi modal untuk memulai sering jadi kendala. Ia berusaha meminjam ke sana-sini, namun kerap ditolak. Walau begitu, ia tetap tabah, yakin bahwa kerja kerasnya adalah jalan yang diridhai Allah SWT.
Hari ini, kita bisa ikut menguatkan langkah Ibu Sainah. Dengan membantu modal usaha dan kebutuhan sehari-harinya, kita bukan hanya meringankan bebannya, tetapi juga menjaga harapan seorang ibu yang tidak pernah menyerah meski hidup penuh ujian. Mari kita genggam tangannya, agar ia tidak berjuang sendirian. Sedikit bantuan dari kita, akan menjadi kekuatan besar untuknya.
Butuh dukungan #Temanpeduli untuk ibu sainah kuat berjuang untuk hidupi keluarga. Ringankan beban ibu difabel pejuang nafkah dengan cara :
1. klik tombol "donasi sekarang"
2. masukan nominal donasi
3. pilih metode pembayaran & lakukan transfer
4. dapatkan laporan via media sosial ayobantu
Di balik setiap helai benang tenun yang indah, tersimpan kisah perjuangan seorang ibu bernama Sainah. Usianya masih 34 tahun, seorang difabel dengan keterbatasan pada kakinya. Meski langkahnya tak sempurna seperti orang lain, hatinya begitu kuat untuk terus berjuang demi anak laki-laki satu-satunya.
Suami yang pergi merantau ke Kalimantan hampir tiga tahun tak pernah memberi kabar. Sejak itu, Ibu Sainah menanggung sendiri beban hidup, menjadi ayah sekaligus ibu. Dengan penuh kesabaran, ia tetap bisa mengurus anaknya, memandikan, dan menyayanginya tanpa kurang, meski banyak orang pernah menghina kekurangannya.
Sehari-hari, Ibu Sainah menenun kain tradisional. Hasil tenunannya dihargai Rp500 ribu, tapi modal untuk memulai sering jadi kendala. Ia berusaha meminjam ke sana-sini, namun kerap ditolak. Walau begitu, ia tetap tabah, yakin bahwa kerja kerasnya adalah jalan yang diridhai Allah SWT.
Hari ini, kita bisa ikut menguatkan langkah Ibu Sainah. Dengan membantu modal usaha dan kebutuhan sehari-harinya, kita bukan hanya meringankan bebannya, tetapi juga menjaga harapan seorang ibu yang tidak pernah menyerah meski hidup penuh ujian. Mari kita genggam tangannya, agar ia tidak berjuang sendirian. Sedikit bantuan dari kita, akan menjadi kekuatan besar untuknya.
Butuh dukungan #Temanpeduli untuk ibu sainah kuat berjuang untuk hidupi keluarga. Ringankan beban ibu difabel pejuang nafkah dengan cara :
1. klik tombol "donasi sekarang"
2. masukan nominal donasi
3. pilih metode pembayaran & lakukan transfer
4. dapatkan laporan via media sosial ayobantu
Bagikan tautan ke media sosial