Harapan ratusan santri penghafal Al-Qur’an bisa leluasa beribadah di masjid tertunda, sejak pembangunan Masjid Al-Ishlah yang berada di Kampung Cikundur, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, terhenti. Sementara mereka selama ini melaksanakan shalat dan aktivitas menghafal Al-Qur’an di aula yang fasilitasnya serba terbatas. Sedangkan masjid terdekat lokasi jauh dari asrama.
Menurut Ustadz Saniman, salah satu panitia pembangunan Masjid Al-Ishlah yang juga merupakan pengajar di Pesantren, kondisi fisik masjid sudah mencapai tahap ketiga, yakni pembuatan tiang-tiang pondasi terhenti karena keterbatasan dana. Ustadz Saniman berharap Masjid ini segera dilanjutkan pembangunannya. Mengingat jumlah santri penghafal Al-Qur’an yatim dan dhuafa semakin bertambah.
Tujuan Pembangunan:
Masjid sebagai pusat aktivitas ibadah para santri dan seluruh warga pesantren
Masjid akan digunakan sarana kajian bagi umat Islam
Masjid akan digunakan sebagai pusat kegiatan sosial keagamaan yang melibatkan umat Islam, khususnya warga sekitar
Masjid akan digunakan sebagai sarana memperkuat tali ukhuwah Islamiyah diantara kaum muslimin
Masjid sebagai tempat ibadah i’tikaf bagi umat Islam, khususnya di bulan Ramdhan
Masjid Al-Ishlah akan dibangun seluas 400 m persegi dua lantai dengan fasilitas ruang masjid, ruang kantor Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Ruang pertemuan dan rapat , ruang marbot, tempat wudhu dan toilet, Gudang penyimpanan alat, Menara dan area parkir kendaraan dengan total anggaran Rp.3,5 milyar.
Progres Pembangunan
Bangunan Sudah Selesai 3 Tahap
Sejak peletakan batu pertama pada tanggal 1 Desember 2021, menghadirkan para tokoh dan elemen masyarakat setempat, Masjid Al-Ishlah sejauh ini progres pembangunan Masjid Al Ishlah telah dilakukan tiga tahap dengan dukungan kontraktor, arsitek dan tenaga ahli di bidangnya.
Tahap pertama penyelesaian pondasi, kedua pemancangan tiang-tiang penyangga, dan tahap ketiga pembuatan dak lantai dua). Pengeboran sarana air bersih sedalam 50 meter dan turap penyangga dinding tebing. Dengan serapan dana Rp.1,6 milyar.
Struktur bangunan yang kokoh dengan konsep gabungan disain modern dan unsur kearifan lokal sehingga menghasilkan bangunan yang indah dan eksotik.
Kebutuhan Mendesak
Panitia pembangunan masjid telah bekerja keras menghimpun donasi agar Masjid Al-Ishlah segera dapat berfungsi. Kebutuhan mendesak melanjutkan pembangunan tahap keempat fokus pada lantai satu agar bisa digunakan untuk aktivitas ibadah meliputi penyelesaian lantai, dinding, pintu, jendela, tempat wudhu, toilet dan atap dengan perkiraan dana sebesar Rp.550 juta.
Jarak masjid terdekat dari asrama santri putra sekitar 1,2 kilo meter dengan kontur jalanan berbukit dan kapasitas masjidnya tidak cukup untuk menampung semua santri, apalagi ditambah hadirnya warga sekitar.
Masjid secara bahasa adalah tempat bersujud, sedangkan istilah syar’i masjid adalah tempat yang dipersiapkan untuk untuk didirikan shalat lima waktu secara berjamaah dan berbagai aktivitas ibadah lainnya oleh kaum muslimin. Dalam arti lain, masjid merupakan tempat ibadah umat Islam.
Masjid disebut baitullah (rumah Allah) sudah cukup bukti akan kesucian dan keagungan Nya. Sehingga seorang muslim wajib menagungkan dan memuliakan masjid.
Mari Dukung! Setiap sumbangan, sekecil apapun, sangat berarti untuk masa depan yang lebih baik bagi santri dan masyarakat.
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ibnu Majah)
Dukung kami dalam melanjutkan pembangunan Masjid Al-Ishlah!
Harapan ratusan santri penghafal Al-Qur’an bisa leluasa beribadah di masjid tertunda, sejak pembangunan Masjid Al-Ishlah yang berada di Kampung Cikundur, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, terhenti. Sementara mereka selama ini melaksanakan shalat dan aktivitas menghafal Al-Qur’an di aula yang fasilitasnya serba terbatas. Sedangkan masjid terdekat lokasi jauh dari asrama.
Menurut Ustadz Saniman, salah satu panitia pembangunan Masjid Al-Ishlah yang juga merupakan pengajar di Pesantren, kondisi fisik masjid sudah mencapai tahap ketiga, yakni pembuatan tiang-tiang pondasi terhenti karena keterbatasan dana. Ustadz Saniman berharap Masjid ini segera dilanjutkan pembangunannya. Mengingat jumlah santri penghafal Al-Qur’an yatim dan dhuafa semakin bertambah.
Tujuan Pembangunan:
Masjid sebagai pusat aktivitas ibadah para santri dan seluruh warga pesantren
Masjid akan digunakan sarana kajian bagi umat Islam
Masjid akan digunakan sebagai pusat kegiatan sosial keagamaan yang melibatkan umat Islam, khususnya warga sekitar
Masjid akan digunakan sebagai sarana memperkuat tali ukhuwah Islamiyah diantara kaum muslimin
Masjid sebagai tempat ibadah i’tikaf bagi umat Islam, khususnya di bulan Ramdhan
Masjid Al-Ishlah akan dibangun seluas 400 m persegi dua lantai dengan fasilitas ruang masjid, ruang kantor Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Ruang pertemuan dan rapat , ruang marbot, tempat wudhu dan toilet, Gudang penyimpanan alat, Menara dan area parkir kendaraan dengan total anggaran Rp.3,5 milyar.
Progres Pembangunan
Bangunan Sudah Selesai 3 Tahap
Sejak peletakan batu pertama pada tanggal 1 Desember 2021, menghadirkan para tokoh dan elemen masyarakat setempat, Masjid Al-Ishlah sejauh ini progres pembangunan Masjid Al Ishlah telah dilakukan tiga tahap dengan dukungan kontraktor, arsitek dan tenaga ahli di bidangnya.
Tahap pertama penyelesaian pondasi, kedua pemancangan tiang-tiang penyangga, dan tahap ketiga pembuatan dak lantai dua). Pengeboran sarana air bersih sedalam 50 meter dan turap penyangga dinding tebing. Dengan serapan dana Rp.1,6 milyar.
Struktur bangunan yang kokoh dengan konsep gabungan disain modern dan unsur kearifan lokal sehingga menghasilkan bangunan yang indah dan eksotik.
Kebutuhan Mendesak
Panitia pembangunan masjid telah bekerja keras menghimpun donasi agar Masjid Al-Ishlah segera dapat berfungsi. Kebutuhan mendesak melanjutkan pembangunan tahap keempat fokus pada lantai satu agar bisa digunakan untuk aktivitas ibadah meliputi penyelesaian lantai, dinding, pintu, jendela, tempat wudhu, toilet dan atap dengan perkiraan dana sebesar Rp.550 juta.
Jarak masjid terdekat dari asrama santri putra sekitar 1,2 kilo meter dengan kontur jalanan berbukit dan kapasitas masjidnya tidak cukup untuk menampung semua santri, apalagi ditambah hadirnya warga sekitar.
Masjid secara bahasa adalah tempat bersujud, sedangkan istilah syar’i masjid adalah tempat yang dipersiapkan untuk untuk didirikan shalat lima waktu secara berjamaah dan berbagai aktivitas ibadah lainnya oleh kaum muslimin. Dalam arti lain, masjid merupakan tempat ibadah umat Islam.
Masjid disebut baitullah (rumah Allah) sudah cukup bukti akan kesucian dan keagungan Nya. Sehingga seorang muslim wajib menagungkan dan memuliakan masjid.
Mari Dukung! Setiap sumbangan, sekecil apapun, sangat berarti untuk masa depan yang lebih baik bagi santri dan masyarakat.
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ibnu Majah)
Dukung kami dalam melanjutkan pembangunan Masjid Al-Ishlah!
Bagikan tautan ke media sosial