Bapak Supriyono dulunya adalah seorang pekerja keras karena orang tidak mampu dan menjadi tulang punggung keluarga. Tapi setelah penyakit menggerogoti kedua kakinya, ia tidak lagi bisa bekerja karena kakinya terus kesakitan, sampai akhirnya kedua kaki beliau mengering dan menghitam. Kata dokter yang merawat, bapak Supriyono idap penyempitan pembulu darah dan harus diamputasi, kalau tidak cepat diamputasi penyempitan pembulu darah akan naik sampai ke paha dan itu akan sangat berbahaya. Malang tak dapat ditolak, bapak supriyono harus mengikhlaskan kedua kakinya untuk diamputasi.
Ketika kakinya masih sakit dan belum diamputasi istri bapak Supriyono memilih pisah dan akhirnya resmi bercerai dan punya satu anak yang ikut bersama ibunya.
Kita semua tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya, betapa menderitanya hidup beliau. Harus kehilangan kedua kaki, ditinggal anak dan istri, tak heran bila setiap hari beliau hanya bisa menangis dan bersedih. Tapi beliau yakin itu semua sudah menjadi kehendak Tuhan Sang Pencipta. Ia tidak akan bisa lari , sembunyi apa lagi menawar .
Sejak kedua kaki bapak supriyono diamputasi, ia tinggal bersama kedua orang tuanya. Ia hidup bergantung dengan kedua orang tuanya dan beharap uluran tangan dari dermawan, donatur dan belas kasihan orang lain. Orang tua beliau hanya bekerja sebagai buruh tani serabutan dengan penghasilan yang tidak seberapa .
Buat para donatur di manapun berada, ayo bantu meringankan beban hidup bapak supriyono dan wujudkan keinginan beliau untuk punya modal usaha. Beliau pingin buka usaha warungan atau usaha lainnya di rumah yang bisa ia jalani dengan keterbatasan yang ia miliki.
Bapak Supriyono dulunya adalah seorang pekerja keras karena orang tidak mampu dan menjadi tulang punggung keluarga. Tapi setelah penyakit menggerogoti kedua kakinya, ia tidak lagi bisa bekerja karena kakinya terus kesakitan, sampai akhirnya kedua kaki beliau mengering dan menghitam. Kata dokter yang merawat, bapak Supriyono idap penyempitan pembulu darah dan harus diamputasi, kalau tidak cepat diamputasi penyempitan pembulu darah akan naik sampai ke paha dan itu akan sangat berbahaya. Malang tak dapat ditolak, bapak supriyono harus mengikhlaskan kedua kakinya untuk diamputasi.
Ketika kakinya masih sakit dan belum diamputasi istri bapak Supriyono memilih pisah dan akhirnya resmi bercerai dan punya satu anak yang ikut bersama ibunya.
Kita semua tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya, betapa menderitanya hidup beliau. Harus kehilangan kedua kaki, ditinggal anak dan istri, tak heran bila setiap hari beliau hanya bisa menangis dan bersedih. Tapi beliau yakin itu semua sudah menjadi kehendak Tuhan Sang Pencipta. Ia tidak akan bisa lari , sembunyi apa lagi menawar .
Sejak kedua kaki bapak supriyono diamputasi, ia tinggal bersama kedua orang tuanya. Ia hidup bergantung dengan kedua orang tuanya dan beharap uluran tangan dari dermawan, donatur dan belas kasihan orang lain. Orang tua beliau hanya bekerja sebagai buruh tani serabutan dengan penghasilan yang tidak seberapa .
Buat para donatur di manapun berada, ayo bantu meringankan beban hidup bapak supriyono dan wujudkan keinginan beliau untuk punya modal usaha. Beliau pingin buka usaha warungan atau usaha lainnya di rumah yang bisa ia jalani dengan keterbatasan yang ia miliki.
Bagikan tautan ke media sosial