Pak otjeng saputra adalah seorang pensiunan PEMDA yang sekarang beralih profesi menjadi tukang Gas elpiji , Pak Otjeng mempunyai anak perempuan yang istemewa anak tersebut mengidap penyakit cerebral palsy [ kelumpuhan otak] .
sehingga membuat nya terlihat seperti masih balita dan tidak bisa beraktivitas seperti orang normal sebelum nya jangankan untuk berjalan dan duduk menggerakan kedua tangan nya pun sudah tidak bisa.
Di usianya pada 10 tahun Tina Di Tinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya , dan otomatis pak otjeng harus berperan ganda untuk mengurus Tina yang berkebutuhan khusus , pak otjeng harus menjadi ayah sekaligus ibu dari memberi makan sampai memandikan nya pak otjeng sendiri yang mengerjakan nya , di samping itu dia harus bekerja untuk menghidupi anak nya tersebut. anak tersubut bernama Tri Martina Herliani dia berumur 38 tahun lahir secara tidak normal karena waktu lahir masih terbungkus air ketuban sehingga harus di pecahkan di luar rahim , dan Tina pun tidak menangis saat dia lahir , bahkan saat usia 2 hari dokter menyatakan ada kelainan pada otak dan besar kemungkinan mengalami kelumpuhan pada otaknya . seiring berjalanya waktu tina tumbuh tidak normal tidak seperti balita pada lainya.
Dengan gaji pensiunan yang tidak besar tapi pak otjeng harus menghidupi keluarga nya sehingga pak otjeng pun harus mencari pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan nya , Pak otjeng memilih untuk berjualan tabung gas elpiji berukuran 3 kg dengan penghasilan yang tak seberapa pun pak otjeng tetap gigih dalam berjualan.
walaupun dalam seminggu pak otjeng hanya mampu menjual 2-3 tabung gas saja karena sudah banyak yang menjual tabung gas tersbut , sehingga pak otjeng pun kalah saing dari yang lain .
Pak otjeng saputra adalah seorang pensiunan PEMDA yang sekarang beralih profesi menjadi tukang Gas elpiji , Pak Otjeng mempunyai anak perempuan yang istemewa anak tersebut mengidap penyakit cerebral palsy [ kelumpuhan otak] .
sehingga membuat nya terlihat seperti masih balita dan tidak bisa beraktivitas seperti orang normal sebelum nya jangankan untuk berjalan dan duduk menggerakan kedua tangan nya pun sudah tidak bisa.
Di usianya pada 10 tahun Tina Di Tinggal pergi oleh ibunya untuk selamanya , dan otomatis pak otjeng harus berperan ganda untuk mengurus Tina yang berkebutuhan khusus , pak otjeng harus menjadi ayah sekaligus ibu dari memberi makan sampai memandikan nya pak otjeng sendiri yang mengerjakan nya , di samping itu dia harus bekerja untuk menghidupi anak nya tersebut. anak tersubut bernama Tri Martina Herliani dia berumur 38 tahun lahir secara tidak normal karena waktu lahir masih terbungkus air ketuban sehingga harus di pecahkan di luar rahim , dan Tina pun tidak menangis saat dia lahir , bahkan saat usia 2 hari dokter menyatakan ada kelainan pada otak dan besar kemungkinan mengalami kelumpuhan pada otaknya . seiring berjalanya waktu tina tumbuh tidak normal tidak seperti balita pada lainya.
Dengan gaji pensiunan yang tidak besar tapi pak otjeng harus menghidupi keluarga nya sehingga pak otjeng pun harus mencari pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan nya , Pak otjeng memilih untuk berjualan tabung gas elpiji berukuran 3 kg dengan penghasilan yang tak seberapa pun pak otjeng tetap gigih dalam berjualan.
walaupun dalam seminggu pak otjeng hanya mampu menjual 2-3 tabung gas saja karena sudah banyak yang menjual tabung gas tersbut , sehingga pak otjeng pun kalah saing dari yang lain .
Bagikan tautan ke media sosial