Di usianya yang sudah senja, Abah Kemed (85 tahun) asal Cicantayan Sukabumi, masih harus memikul beban yang berat. Setiap hari, ia menjajakan bilik bambu keliling kampung dengan langkah perlahan dan tubuh yang sudah renta.
Pekerjaan ini telah ia jalani puluhan tahun demi menyambung hidup bersama sang istri. Namun kini, kondisi tubuhnya sudah tak sekuat dulu. Jalan kaki jauh, mengangkat beban berat, dan terik matahari bukan hal mudah lagi bagi Abah Kemed.
Hasil jualan pun tak menentu. Kadang laku satu, bahkan kadang tak ada yang membeli sama sekali. Seharusnya, di usia seperti ini, Abah bisa beristirahat menikmati masa tua. Tapi kenyataannya, ia masih harus berjuang demi sesuap nasi.
Yuk bantu ringankan langkah Abah Kemed. Uluran tanganmu bisa menjadi jalan agar beliau bisa beristirahat sejenak di usia senjanya.
Di usianya yang sudah senja, Abah Kemed (85 tahun) asal Cicantayan Sukabumi, masih harus memikul beban yang berat. Setiap hari, ia menjajakan bilik bambu keliling kampung dengan langkah perlahan dan tubuh yang sudah renta.
Pekerjaan ini telah ia jalani puluhan tahun demi menyambung hidup bersama sang istri. Namun kini, kondisi tubuhnya sudah tak sekuat dulu. Jalan kaki jauh, mengangkat beban berat, dan terik matahari bukan hal mudah lagi bagi Abah Kemed.
Hasil jualan pun tak menentu. Kadang laku satu, bahkan kadang tak ada yang membeli sama sekali. Seharusnya, di usia seperti ini, Abah bisa beristirahat menikmati masa tua. Tapi kenyataannya, ia masih harus berjuang demi sesuap nasi.
Yuk bantu ringankan langkah Abah Kemed. Uluran tanganmu bisa menjadi jalan agar beliau bisa beristirahat sejenak di usia senjanya.
Bagikan tautan ke media sosial