
Di usia senjanya, Abah Antra (83 tahun) masih berjuang mencari nafkah demi bertahan hidup bersama sang istri. Setiap hari, Abah membuat pengki bambu tradisional, lalu menjualnya dengan berjalan kaki dari kampung ke kampung.

Namun, penghasilan Abah sangat terbatas. Dalam sehari, hanya 2–3 pengki yang laku dengan harga Rp10.000 per buah, bahkan tak jarang pulang tanpa membawa uang.

Abah dan istri tinggal di rumah yang hampir roboh, berdinding bilik berlubang dan beralaskan tanah. Meski hidup serba kekurangan, Abah tetap sabar, pasrah, dan rajin beribadah.
Yuk bantu Abah Antra! Agar di sisa usia senjanya, Abah tak lagi berjuang sendirian.

Di usia senjanya, Abah Antra (83 tahun) masih berjuang mencari nafkah demi bertahan hidup bersama sang istri. Setiap hari, Abah membuat pengki bambu tradisional, lalu menjualnya dengan berjalan kaki dari kampung ke kampung.

Namun, penghasilan Abah sangat terbatas. Dalam sehari, hanya 2–3 pengki yang laku dengan harga Rp10.000 per buah, bahkan tak jarang pulang tanpa membawa uang.

Abah dan istri tinggal di rumah yang hampir roboh, berdinding bilik berlubang dan beralaskan tanah. Meski hidup serba kekurangan, Abah tetap sabar, pasrah, dan rajin beribadah.
Yuk bantu Abah Antra! Agar di sisa usia senjanya, Abah tak lagi berjuang sendirian.
Bagikan tautan ke media sosial