Alirkan Listrik bagi Warga Minoritas Muslim NTT

30 January 2023

Apa yang kalian rasakan saat tiba2 terjadi mati lampu?
WiFi, TV, kulkas dan alat elektronik lainnya mati seketika..

Kaget dan kesal bukan rasanya?
Bersyukurlah kita yang hanya mengalami mati lampu sesekali saja, karena masih ada warga Desa Marisa, Kec. Pantar Barat Laut, Kab. Alor NTT yang harus bersabar berabad-abad tanpa aliran listrik memadai di rumahnya.

Betul berabad-abad?
Betul. Semenjak kampung ini berdiri belum pernah ada aliran listrik mengalir ke sana.

 

Lantas bagaimana mereka dapat sumber penerangan?
Ya. Karena mereka tak bisa terus-menerus bergelap-gelapan, akhirnya warga berinisiatif untuk membeli alat listrik diesel atau genset untuk menunjang aktivitas mereka. Lampu pelita sederhana dengan bahan bakar minyak pun akrab jadi sahabat mereka di kala malam datang.

Memang belum pernah ada bantuan dari pemerintah setempat?
Di tahun 2011 sempat ada 1 gardu listrik PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), tapi sayangnya sudah rusak dan jebol akinya jadi tidak bisa dipakai lagi.

 

Terus nasib warga bagaimana?
Warga akhirnya secara swadaya membeli genset (bagi yang memiliki cukup dana), membeli lampu pelita, dsb agar bisa mempunyai sumber penerangan untuk aktivitas mereka.

Ada berapa jiwa yang mengalami hal yang sama di sana?
Ada 2000 jiwa lebih, yang berasal dari 223 Kepala Keluarga (KK) dan 8 RT di Desa Marisa yang harus mengalami kasus krisis listrik ini selama berabad-abad. Dan mereka adalah warga minoritas Muslim di sana.

 Kegiatan warga di sana rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan, di sana juga terdapat 2 masjid dan 5 sekolah sehingga aktivitas menuntut ilmu di sana cukup hidup.

Hal yang paling mengiris hati adalah saat ada ibu hamil yang meninggal karena keterlambatan penanganan dimana harus menyebrang ke kecamatan lain untuk akses kesehatan selama 4-5 jam perjalanan naik kapal laut.

Di desa Marisa memang belum ada fasilitas kesehatan, terlebih dengan minimnya akses listrik di sana. Sehingga jika ada warga yg sakit dan memerlukan penanganan medis harus menyebrang pulau dulu selama berjam-jam. Harapannya dengan adanya fasilitas sumber listrik yang memadai, ini bisa turut memperbaiki masalah lainnya seperti ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai hingga tak perlu ada jiwa yang terkorbankan lagi.
Jika memang belum ada aliran listrik dari pemerintah, maka solusi terbaik dan termudah adalah dengan memberikan mereka bantuan Genset, harapannya setiap RT bisa memiliki 1 genset untuk kebutuhan warga RT nya.

Pahit memang. Namun begitulah kondisi saudara kita di sana. Mari bantu mereka mendapatkan akses listrik yang memadai dengan klik DONASI sekarang.


Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 0

dari target Rp 150.000.000

 
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Campaign telah berakhir/selesai
Filantra Official
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

Alirkan Listrik bagi Warga Minoritas Muslim NTT

Sosial
Dana terkumpul

Rp 0

 
Target: Rp Rp 150.000.000
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Selesai
Campaign telah berakhir/selesai
30 January 2023

Apa yang kalian rasakan saat tiba2 terjadi mati lampu?
WiFi, TV, kulkas dan alat elektronik lainnya mati seketika..

Kaget dan kesal bukan rasanya?
Bersyukurlah kita yang hanya mengalami mati lampu sesekali saja, karena masih ada warga Desa Marisa, Kec. Pantar Barat Laut, Kab. Alor NTT yang harus bersabar berabad-abad tanpa aliran listrik memadai di rumahnya.

Betul berabad-abad?
Betul. Semenjak kampung ini berdiri belum pernah ada aliran listrik mengalir ke sana.

 

Lantas bagaimana mereka dapat sumber penerangan?
Ya. Karena mereka tak bisa terus-menerus bergelap-gelapan, akhirnya warga berinisiatif untuk membeli alat listrik diesel atau genset untuk menunjang aktivitas mereka. Lampu pelita sederhana dengan bahan bakar minyak pun akrab jadi sahabat mereka di kala malam datang.

Memang belum pernah ada bantuan dari pemerintah setempat?
Di tahun 2011 sempat ada 1 gardu listrik PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), tapi sayangnya sudah rusak dan jebol akinya jadi tidak bisa dipakai lagi.

 

Terus nasib warga bagaimana?
Warga akhirnya secara swadaya membeli genset (bagi yang memiliki cukup dana), membeli lampu pelita, dsb agar bisa mempunyai sumber penerangan untuk aktivitas mereka.

Ada berapa jiwa yang mengalami hal yang sama di sana?
Ada 2000 jiwa lebih, yang berasal dari 223 Kepala Keluarga (KK) dan 8 RT di Desa Marisa yang harus mengalami kasus krisis listrik ini selama berabad-abad. Dan mereka adalah warga minoritas Muslim di sana.

 Kegiatan warga di sana rata-rata bermata pencaharian sebagai nelayan, di sana juga terdapat 2 masjid dan 5 sekolah sehingga aktivitas menuntut ilmu di sana cukup hidup.

Hal yang paling mengiris hati adalah saat ada ibu hamil yang meninggal karena keterlambatan penanganan dimana harus menyebrang ke kecamatan lain untuk akses kesehatan selama 4-5 jam perjalanan naik kapal laut.

Di desa Marisa memang belum ada fasilitas kesehatan, terlebih dengan minimnya akses listrik di sana. Sehingga jika ada warga yg sakit dan memerlukan penanganan medis harus menyebrang pulau dulu selama berjam-jam. Harapannya dengan adanya fasilitas sumber listrik yang memadai, ini bisa turut memperbaiki masalah lainnya seperti ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai hingga tak perlu ada jiwa yang terkorbankan lagi.
Jika memang belum ada aliran listrik dari pemerintah, maka solusi terbaik dan termudah adalah dengan memberikan mereka bantuan Genset, harapannya setiap RT bisa memiliki 1 genset untuk kebutuhan warga RT nya.

Pahit memang. Namun begitulah kondisi saudara kita di sana. Mari bantu mereka mendapatkan akses listrik yang memadai dengan klik DONASI sekarang.



Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu:
@toastr_render