Hai, Sahabat!
Kehilangan orang tua tentunya akan memberikan kesedihan mendalam bagi kita. Terlebih, jika kita mengalaminya saat usia anak-anak. Sayangnya, pandemi telah berdampak pada angka anak yatim piatu di Indonesia. Di usia yang masih muda, dengan kondisi yang masih rentan, puluhan ribu anak Indonesia harus menghadapi kenyataan memilukan bahwa pengasuh utama sekaligus tempat mereka berlindung, kini telah tiada.
Setelah orang tuanya meninggal, anak-anak dalam suatu keluarga akan mengalami perubahan pola pengasuhan. Mungkin, mereka akan diasuh oleh ayah atau ibu saja (single parent). Mungkin pula, kakak tertualah yang kini mengasuh mereka. Jika cukup beruntung, ada kakek, nenek, paman, atau bibi yang akan menggantikan peran orang tua mereka. Namun, sangat mungkin mereka benar-benar sebatang kara pasca ditinggal orang tuanya. Perubahan tersebut tentunya akan memberikan dampak besar bagi anak.
SOS Children’s Villages Indonesia adalah sebuah lembaga yang berfokus memberikan pengasuhan alternatif berbasis keluarga bagi anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua. SOS juga mendampingi ribuan anak dari keluarga rentan agar mereka tidak terpisah dari keluarganya. SOS bekerja di 11 lokasi, mulai dari Meulaboh, Banda Aceh, Medan, Lembang, Semarang, Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Bali, Flores, hingga Palu. Bagi SOS, isu pengasuhan anak–terlebih dalam situasi pandemi–menjadi lebih genting dari sebelumnya.
Menyadari betapa besarnya dampak pandemi terhadap kehidupan seorang anak, SOS Children’s Villages Indonesia bergerak cepat untuk melakukan asesmen di beberapa daerah, dengan melakukan pendataan angka serta kebutuhan anak yatim piatu akibat Covid-19. Dari hasil asesmen sementara*, data yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1) Ada sekitar 504 anak yatim, piatu, atau yatim piatu di Yogyakarta.
2) Ada sekitar 126 anak yatim, piatu, atau yatim piatu di Semarang.
*) Data ini akan terus diperbaharui
Pada asesmen yang dilakukan, SOS berpegang teguh pada Continuum of Care dengan menerapkan tiga prinsip, yaitu melihat kondisi anak (look), mendengar kebutuhannya (listen), dan membantu anak mengakses layanan penting sesuai kebutuhan tersebut (link). Hal ini didasari oleh keyakinan SOS bahwa setiap anak berhak berada di bawah pengasuhan keluarga, sehingga sebisa mungkin anak tidak dipisahkan dari keluarga aslinya.
Sahabat, angka anak yatim piatu akibat Covid-19 terus bergerak. Kondisi mereka pun semakin rentan dalam situasi krisis kesehatan ini. Untuk itu, kami ingin mengajak para Sahabat untuk bersama-sama mengambil peran dalam isu ini.
Mari bersama kita dukung mereka untuk menerima apa yang telah menjadi hak setiap anak Indonesia, yaitu pengasuhan yang berkualitas, termasuk pendidikan dan kesehatan. Dengan mendukung pemenuhan hak dasar mereka, Sahabat telah membantu memastikan cerahnya masa depan mereka.
Kita hadir #BersamaUntukAnak, karena Anak Indonesia adalah Anak Kita. Terima kasih atas bantuan Sahabat semua. Semoga kita dan keluarga sehat selalu. Stay safe and healthy!
Salam #TogetherForChildren,
SOS Children's Villages Indonesia
dari target Rp 100.000.000
Hai, Sahabat!
Kehilangan orang tua tentunya akan memberikan kesedihan mendalam bagi kita. Terlebih, jika kita mengalaminya saat usia anak-anak. Sayangnya, pandemi telah berdampak pada angka anak yatim piatu di Indonesia. Di usia yang masih muda, dengan kondisi yang masih rentan, puluhan ribu anak Indonesia harus menghadapi kenyataan memilukan bahwa pengasuh utama sekaligus tempat mereka berlindung, kini telah tiada.
Setelah orang tuanya meninggal, anak-anak dalam suatu keluarga akan mengalami perubahan pola pengasuhan. Mungkin, mereka akan diasuh oleh ayah atau ibu saja (single parent). Mungkin pula, kakak tertualah yang kini mengasuh mereka. Jika cukup beruntung, ada kakek, nenek, paman, atau bibi yang akan menggantikan peran orang tua mereka. Namun, sangat mungkin mereka benar-benar sebatang kara pasca ditinggal orang tuanya. Perubahan tersebut tentunya akan memberikan dampak besar bagi anak.
SOS Children’s Villages Indonesia adalah sebuah lembaga yang berfokus memberikan pengasuhan alternatif berbasis keluarga bagi anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua. SOS juga mendampingi ribuan anak dari keluarga rentan agar mereka tidak terpisah dari keluarganya. SOS bekerja di 11 lokasi, mulai dari Meulaboh, Banda Aceh, Medan, Lembang, Semarang, Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Bali, Flores, hingga Palu. Bagi SOS, isu pengasuhan anak–terlebih dalam situasi pandemi–menjadi lebih genting dari sebelumnya.
Menyadari betapa besarnya dampak pandemi terhadap kehidupan seorang anak, SOS Children’s Villages Indonesia bergerak cepat untuk melakukan asesmen di beberapa daerah, dengan melakukan pendataan angka serta kebutuhan anak yatim piatu akibat Covid-19. Dari hasil asesmen sementara*, data yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1) Ada sekitar 504 anak yatim, piatu, atau yatim piatu di Yogyakarta.
2) Ada sekitar 126 anak yatim, piatu, atau yatim piatu di Semarang.
*) Data ini akan terus diperbaharui
Pada asesmen yang dilakukan, SOS berpegang teguh pada Continuum of Care dengan menerapkan tiga prinsip, yaitu melihat kondisi anak (look), mendengar kebutuhannya (listen), dan membantu anak mengakses layanan penting sesuai kebutuhan tersebut (link). Hal ini didasari oleh keyakinan SOS bahwa setiap anak berhak berada di bawah pengasuhan keluarga, sehingga sebisa mungkin anak tidak dipisahkan dari keluarga aslinya.
Sahabat, angka anak yatim piatu akibat Covid-19 terus bergerak. Kondisi mereka pun semakin rentan dalam situasi krisis kesehatan ini. Untuk itu, kami ingin mengajak para Sahabat untuk bersama-sama mengambil peran dalam isu ini.
Mari bersama kita dukung mereka untuk menerima apa yang telah menjadi hak setiap anak Indonesia, yaitu pengasuhan yang berkualitas, termasuk pendidikan dan kesehatan. Dengan mendukung pemenuhan hak dasar mereka, Sahabat telah membantu memastikan cerahnya masa depan mereka.
Kita hadir #BersamaUntukAnak, karena Anak Indonesia adalah Anak Kita. Terima kasih atas bantuan Sahabat semua. Semoga kita dan keluarga sehat selalu. Stay safe and healthy!
Salam #TogetherForChildren,
SOS Children's Villages Indonesia
Bagikan tautan ke media sosial