Derita Kanker Mata,setiap kali menangis mata Alika mengeluarkan darah
Kanker menggerogoti matanya hingga Alika tak bisa melihat. Sayang, hanya berbekal pinjaman dari saudara sebesar 50-100 ribu, Ayah tak mampu membawa Alika berobat intensif ke RS yang jaraknya jauh dari Rumah Alika yang berada di Cililin Kab.Bandung Barat.
Sebelum monster jahat menyerang Alika,senyumannya selalu menghiasi wajahnya. Ia sering sekali bermain bersama dengan keluarga. Setiap harinya dilalui dengan ceria penuh dengan canda tawa dengan Ayah,ibu,dan teman-teman Alika.
Orangtua Alika juga senang sekali dengan keceriaan buah hatinya. Dengan penuh sayang, mereka selalu menemani Alika. Dipeluk dan diusapnya Alika setiap hari, diajak bermain kesana kemari,sering bercerita dongen anak,ini menandakan bahwa mereka amat sangat menyayangi Alika.
Namun, semua hilang ketika monster jahat bernama KANKER menggerogoti mata kiri Dik Alika.
Semula tidak ada yang tahu bahwa sebuah bercak putih di mata Dik Alika adalah cikal bakal sel kanker. Sampai ketika berumur 1 tahun, Dik Alika demam,kejang terus matanya memerah dan terus mengeluarkan air mata. Sampai pada satu titik Alika dibawa ke dokter umum karena mata merah Alika terus mengeluarkan air dan bengkak,akhirnya dokter menyarankan untuk dibawa ke Dokter Spesialis mata.
Selama beberapa hari,mata Dik Alika memerah dan bengkak sampai matanya sulit terbuka. Ia terus menangis kesakitan. Sampai lebih dari satu minggu kemudian, mata Dik Alika akhirnya bisa terbuka namun muncul bercak darah beku di matanya. Bengkaknya pun tidak kunjung menyusut.
Khawatir kondisi anaknya yang tidak juga membaik, orang tua Alika langsung membawanya ke rumah sakit. Ternyata Alika mengidap penyakit Retinoblastoma yang sudah parah hingga sudah berujung kanker.
Dokter mengatakan,Alika harus secepatnya dioperasi karena kondisi luka di matanya kirinya yang sudah parah. Namun terpaksa orangtua Alika harus menunda jalannya operasi. Karena dari mana mereka bisa mendapatkan biaya operasi yang tidak murah juga orangtua Alika yang harus mempersiapkan diri ketika matak kiri Alika harus diambil.
"Saya belum siap bu kalau mata kiri anak saya harus diambil,kasian anak saya kalau tidak punya mata,tapi sekarang kondisinya sudah seperti ini saya harus tega untuk Alika kehilangan mata kiri nya."-Ayah Alika.
Alika sering menangis karena kesakitan,dan menahan perihnya luka kanker di mata,bahkan tak jarang darah pun mengucur dari mata Alika yang membasahi baju Alika.
Sahabat,orangtua mana yang tega melihat buah hatinya menderita?
Ayah Alika banting tulang cari pekerjaan tambahan demi bisa membiayai pengobatan Alika. Sebelumnya, beliau bekerja menjadi supir dengan penghasilan tidak menentu. Namun beberapa waktu lalu Ada kejadian yang membuat ayah Alika kehilangan pekerjaannya.
Sedangkan ibu Alika selalu menunggui Alika di rumah. Tanpa Ibunya,Alika akan sulit untuk melakukan apa-apa dan terus menjerit kesakitan. Ke mana lagi ia harus memeluk mencari pertolongan, selain dekapan hangat Ibunya?
Usia Alika masih sangat kecil untuk merasakan sakit yang luar biasa. Jangan biarkan ia terus menderita dan menjerit putus asa. Mari berikan harapan sembuh untuk Alika dengan ikut patungan biaya pengobatan Alika ke Rumah Sakit.
dari target Rp 100.000.000
Derita Kanker Mata,setiap kali menangis mata Alika mengeluarkan darah
Kanker menggerogoti matanya hingga Alika tak bisa melihat. Sayang, hanya berbekal pinjaman dari saudara sebesar 50-100 ribu, Ayah tak mampu membawa Alika berobat intensif ke RS yang jaraknya jauh dari Rumah Alika yang berada di Cililin Kab.Bandung Barat.
Sebelum monster jahat menyerang Alika,senyumannya selalu menghiasi wajahnya. Ia sering sekali bermain bersama dengan keluarga. Setiap harinya dilalui dengan ceria penuh dengan canda tawa dengan Ayah,ibu,dan teman-teman Alika.
Orangtua Alika juga senang sekali dengan keceriaan buah hatinya. Dengan penuh sayang, mereka selalu menemani Alika. Dipeluk dan diusapnya Alika setiap hari, diajak bermain kesana kemari,sering bercerita dongen anak,ini menandakan bahwa mereka amat sangat menyayangi Alika.
Namun, semua hilang ketika monster jahat bernama KANKER menggerogoti mata kiri Dik Alika.
Semula tidak ada yang tahu bahwa sebuah bercak putih di mata Dik Alika adalah cikal bakal sel kanker. Sampai ketika berumur 1 tahun, Dik Alika demam,kejang terus matanya memerah dan terus mengeluarkan air mata. Sampai pada satu titik Alika dibawa ke dokter umum karena mata merah Alika terus mengeluarkan air dan bengkak,akhirnya dokter menyarankan untuk dibawa ke Dokter Spesialis mata.
Selama beberapa hari,mata Dik Alika memerah dan bengkak sampai matanya sulit terbuka. Ia terus menangis kesakitan. Sampai lebih dari satu minggu kemudian, mata Dik Alika akhirnya bisa terbuka namun muncul bercak darah beku di matanya. Bengkaknya pun tidak kunjung menyusut.
Khawatir kondisi anaknya yang tidak juga membaik, orang tua Alika langsung membawanya ke rumah sakit. Ternyata Alika mengidap penyakit Retinoblastoma yang sudah parah hingga sudah berujung kanker.
Dokter mengatakan,Alika harus secepatnya dioperasi karena kondisi luka di matanya kirinya yang sudah parah. Namun terpaksa orangtua Alika harus menunda jalannya operasi. Karena dari mana mereka bisa mendapatkan biaya operasi yang tidak murah juga orangtua Alika yang harus mempersiapkan diri ketika matak kiri Alika harus diambil.
"Saya belum siap bu kalau mata kiri anak saya harus diambil,kasian anak saya kalau tidak punya mata,tapi sekarang kondisinya sudah seperti ini saya harus tega untuk Alika kehilangan mata kiri nya."-Ayah Alika.
Alika sering menangis karena kesakitan,dan menahan perihnya luka kanker di mata,bahkan tak jarang darah pun mengucur dari mata Alika yang membasahi baju Alika.
Sahabat,orangtua mana yang tega melihat buah hatinya menderita?
Ayah Alika banting tulang cari pekerjaan tambahan demi bisa membiayai pengobatan Alika. Sebelumnya, beliau bekerja menjadi supir dengan penghasilan tidak menentu. Namun beberapa waktu lalu Ada kejadian yang membuat ayah Alika kehilangan pekerjaannya.
Sedangkan ibu Alika selalu menunggui Alika di rumah. Tanpa Ibunya,Alika akan sulit untuk melakukan apa-apa dan terus menjerit kesakitan. Ke mana lagi ia harus memeluk mencari pertolongan, selain dekapan hangat Ibunya?
Usia Alika masih sangat kecil untuk merasakan sakit yang luar biasa. Jangan biarkan ia terus menderita dan menjerit putus asa. Mari berikan harapan sembuh untuk Alika dengan ikut patungan biaya pengobatan Alika ke Rumah Sakit.
Bagikan tautan ke media sosial